Setelah perjalanan yang cukup melelahkan selama 1 minggu terakhir. Hari ini adalah hari terakhir Amelia dan juga rombongan pulang.
"Dijemput enggak? " tanya Bagas yang menghampiri Amelia dan yang lainnya selepas keluar hari gedung Aula
"Kalau gue nanti di jemput sama tukang ojek langganan gue" tutur Dara
"Gue sih nanti di jemput sama sopir " Mareta
"Aku baru di jemput sama kang mas Joko" tutur Ayu
"Gue sih gampang, bisa nebeng loe kan gas?! Kita kan searah" ujar kenanga. Membuat Bagas hanya bisa menghela nafas serta memutar bola matanya dengan wajah malas
" Kamu bagaimana ? Mau ikut aku dan kenanga atau..." tanya Bagas memberi tumpangan
"Amira itu pasti udah di jemput sama pak suami. Udah gak butuh tumpangan loe... "tutur Dara
"Ia kan?"
"Jujur aku belum tahu mau pulang naik apa, memang dia bilang mau jemput, tapi aku hubungi dari tadi enggak bisa. Dan kalau nanti aku pulang sendiri, bagaimana kalau dia datang " ucap Amira yang beberapa kali terus menatap ke arah gawainya
"sudah coba hubungi lagi?" tanya ayu
Amira mengangguk "Tapi sekarang tidak aktif" ucap Amira
"Ya, udah ikut aku aja. Toh rumah kamu sama rumah kenangan dan aku searah bukan?" tawar Bagas
" Ia, ikut saja . Daripada tetap disini nunggu pak dosen yang enggak jelas kabarnya. Kamu bakalan capek tambah capek.." tutur kenanga
"Aku tunggu dia saja. Kalian pulang dulu aku enggak papa. Keluarga kalian Pasti udah pada nunggu di rumah" ucap Amira meminta pada ke 5 sahabatnya untuk pulang terlebih dahulu
"Kamu yakin?" Tanya Dara memastikan
" ia.."
" Terlebih lagi, di sini masih banyak orang " tutur Amira
" Ya udah kami semua akan pulang dulu, tapi kalau sampai apa-apa jangan lupa hubungi kami. Atau aku. Aku pasti akan langsung datang " pesan Bagas. Yang di jawab anggukan oleh Amira.
Amira terus menunggu kedatangan Arya di halte yang tidak jauh dari kampus. Sekitar 3 jam Amira menunggu dan belum ada tanda-tanda akan kedatangan Arya terlebih lagi ponsel Arya masih tidak bisa di hubungi.
" Ya... mati"
Keluh Amira ketika ponselnya tiba-tiba mati karena kehabisan baterai. Disaat belum bisa menghubungi Arya sama sekali. Padahal Cuma sudah terlihat mendung. Pertanda hujan akan turun
Amira meletakan ponselnya ke dalam tas, serta kembali duduk di halte sambil berharap Arya akan segera datang.
"Amira..."
Wajah Amira tampak terangkat ketika ada suara yang memanggil namanya. Dan wajah Amira sedikit lesu ketika melihat orang yang memanggilnya bukan orang yang ia harapkan namun orang lain.
"Kamu belum pulang?"
"Aku antar bagaimana? Ini sudah mau gelap dan rasanya akan turun hujan " ucap Fajar yang bicara dari dalam mobil.
" Tidak usah kak, nanti Amira malah merepotkan" Amira mencoba menolak secara halus ajakan dari Fajar. Terlebih Amira tahu Fajar memiliki perasaan khusus padanya, dan Amira tidak mau fajar akan salah paham kalau Amira menerima ajakannya untuk pulang bersama. Amira tidak mau memberikan harapan palsu pada perasaan fajar, karena bagaimana pun Amira tidak akan pernah bisa membalas perasaan Fajar. Saat di hati Amira hanya ada Arya yang seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh (Wedding Day)
RomanceJodoh, bisa datang kapan saja. Dimana saja. Bahkan dengan cara yang tak terduga. Cara-cara, indah sang maha kuasa. yang begitu misterius dan tak bisa di tebak. Yang tertata begitu sempurna... "Assalamualaikum, wahai Amira Aisyah Putri.... Maukah k...