2. In disorder

5.8K 738 66
                                    

Setelah mengetahui bahwa putranya baru saja lulus, akhirnya Jung Hanbin memberikan sedikit surprise kecil di rumah sederhana mereka khusus untuk satu-satunya putra tersayangnya itu. Hanya berupa membelikannya makanan favorit dengan tambahan kue mochi, namun Jung Hoseok sangat bahagia dengan surprise itu.

"Ayah, bukankah Mochi sekarang sangat mahal apalagi yang enak ini?" tanya si manis terkejut melihat kue favoritnya ada di atas satu-satunya meja di ruang tengah rumah.

Hanbin tersenyum kecil, ia malah menarik lengan Hoseok agar segera duduk di sofa yang sudah banyak sobekan dan keras, kemudian ia duduk di sebelahnya karena hanya ada satu sofa butut di rumah mereka. Hoseok melepaskan tasnya di bawah sofa lalu menatap Ayahnya yang masih tersenyum hangat.

"Karena Ayah tahu putra manis Ayah ini sangat menyukai Mochi, jadi Ayah belikan agar kau senang. Tenang saja, Ayah masih ada uang kok, hehe."

Hoseok merengut, namun binar mata jernihnya menunjukkan keharuan. Ia segera memeluk satu-satunya anggota keluarganya itu dengan mata yang berkaca-kaca, padahal ia tahu jika Ayahnya tidak punya uang banyak dan seharusnya tidak perlu membeli hal-hal tidak penting apalagi untuk dirinya, tapi ia sangat senang dan selalu merasa terharu.

Hanya Ayahnya lah yang bisa membuatnya merasa begitu berharga, yang mau menemani dan mau menerimanya sebagai sosok omega, hanya Ayahnya yang selalu melindunginya dengan segenap tenaga karena memiliki putra seorang omega yang lemah, hanya Ayahnya saja. Tidak ada yang lain, memangnya siapa yang mau menerima sosok laki-laki omega?

Memiliki anggota keluarga laki-laki berstatus omega yang memiliki populasi paling jarang itu merupakan aib bagi keluarga terutama orangtuanya. Anak laki-laki yang diharapkan dalam setiap keluarga adalah anak laki-laki berstatus alpha dominan, bukan laki-laki omega yang lemah lembut dan haus kasih sayang serta perlindungan. Omega itu untuk perempuan, namun ternyata laki-laki pun ada meskipun paling sedikit populasinya dan tentu yang paling tidak diinginkan. Sayangnya Hoseok termasuk pada yang paling tidak diinginkan itu, ia satu-satunya yang terlahir sebagai anak laki-laki omega di keluarganya yang cukup terpandang.

Seluruh keluarga besar bahkan termasuk Ibunya membenci keberadaannya dan mengusirnya ketika masih berumur dua tahun, beruntungnya karena Hoseok memiliki sosok Ayah yang mau menerimanya meskipun harus ikut terusir dari keluarga besar dan menjadi gelandangan bersamanya.

Hoseok tersenyum getir dengan airmata yang lolos dari pelupuk mata cantiknya ketika mengingat hal paling menyakitkan dalam hidupnya itu, ia memeluk tubuh Ayahnya kian erat sambil terus mengucapkan terima kasih.

Hanbin sendiri malah tertawa mengejek mendengar suara isak tangis kecil dari Hoseok, namun tetap ia balas pelukannya dengan erat. "Hoo, apa putra Ayah ini sedang terharu karena dibelikan Mochi, hm?"

Hoseok mencebikkan bibir, lalu menghapus jejak air mata dan buru-buru menyambar satu kue Mochi di atas meja untuk ia makan dengan lahap. "Ayah memang yang terbaik, tapi nanti jangan belikan aku kue Mochi lagi. Aku akan cari uang sendiri karena sudah lulus." Hoseok nyengir lucu dengan pipi yang menggembung, mengundang Hanbin tertawa kecil sambil mengangguk-angguk.

"Memangnya siapa yang mau menerima bocah kecil sepertimu ini bekerja, huh?"

"Aish, aku sudah besar tahu. Aku sudah lulus sekolah!"

"Tapi umurmu belum legal untuk bekerja, Hoseok. Bekerja itu melelahkan dan sulit, biar Ayah saja yang bekerja untukmu sampai kau bertemu dengan alphamu nanti."

Hoseok cemberut. Bahunya merosot lesu. "Aku bahkan belum bisa mencium aroma feromon omega lain dan belum bisa berkomunikasi dengan wolfku. Bertemu dengan alphaku itu rasanya masih sangat lama sekali~"

I'm your Alpha! [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang