13. Near ...

4K 554 22
                                    

Junmyeon di kantor, sementara pikirannya berkeliaran di rumah. Itu sebabnya selama tiga puluh menit ia hanya menatap layar ponselnya yang menunjukkan pesan-pesan dari Jimin mengenai perkembangan Hoseok.

"Yak, Kim Junmyeon!"

"Ck, apa?!"

Junmyeon menatap malas pada Kim Namjoon- hyungnya yang sejak lima menit yang lalu duduk di seberangnya. Namjoon malah berdecak mendengar nada bicara adiknya itu. Harusnya dia yang nyolot di sini 'kan? Tch!

"Kau ada masalah? Sampai kapan kau akan menatap layar ponselmu itu?!" tanya Namjoon sebal. Tujuannya datang berkunjung ke kantor Junmyeon adalah untuk mendiskusikan bisnis, namun yang ia dapat adalah Junmyeon yang terus menatap ponselnya tanpa peduli dengan kehadiran dirinya.

Namjoon bahkan ragu, apakah Junmyeon sadar bahwa yang duduk di depannya saat ini adalah kakaknya sendiri atau tidak.

"Kita diskusi lain kali saja, hyung. Aku sedang tidak fokus."

Namjoon mengernyit heran, "Dua hari yang lalu kau juga mengatakan hal yang sama. Sebenarnya apa yang membuatmu tak fokus? Tidak biasanya."

Junmyeon terdiam, ia memutar-mutar ponselnya dalam jepitan tangan dengan pandangan menerawang, kemudian menghela napas berat sembari meletakkan ponselnya begitu saja dan duduk lebih tegap.

Namjoon mengangkat sebelah alis, "Wae? Apa kau baru saja merebut keperawanan seorang omega dan sekarang sedang menyesal?" tanya Namjoon dengan tampang pongah. Terdapat senyum mengejek di wajahnya.

"Yak!"

Namjoon terkekeh, sementara Junmyeon mendesis kesal.

"Aku sudah menemukan omegaku."

Baiklah, ekspresi Namjoon total berubah lebih serius sekarang. Ia bahkan mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan Junmyeon. "Kau sudah menemukannya? Benarkah?"

Junmyeon mengangguk kecil, dirinya kembali menghempaskan punggungnya pada sofa. "Ya."

"Lalu kenapa kau tidak membawanya menemui ayah dan ibu? Kalian harus segera menikah. Ingat umurmu, Kim Junmyeon."

Junmyeon malah mengerang. Mengacak-acak rambutnya frustasi, membuat Namjoon sedikit berekspresi khawatir pada adiknya itu. Memangnya ada yang salah dari ucapannya?

Namjoon merasa ada yang tidak beres di sini. Apakah adiknya menjadi tidak waras setelah bertemu dengan omeganya?

"Ada sesuatu yang terjadi? Ceritakan padaku, Junmyeon."

"Hyung, ini sangat rumit ...."

Kemudian Junmyeon menceritakan semua yang terjadi akhir-akhir ini pada Namjoon. Sosok kakak yang pastinya bisa memberinya sedikit petuah bagus. Yah, semoga saja.

.
.
.
.

Hoseok duduk bersila di atas karpet merah berbulu lembut sambil bersenandung riang. Moodnya sedang bagus sekali karena ia banyak melakukan hal menyenangkan bersama Jimin seharian ini, cukup membuatnya lupa akan apa yang sudah terjadi kemarin.

Selagi menunggu Jimin yang katanya akan mengambilkannya camilan, Hoseok menusuk-nusuk karpet lembut yang di dudukinya menggunakan jari telunjuk kecilnya. Senyum manisnya mengembang lucu kala merasakan sensasi lembut pada telunjuknya, Hoseok terkekeh sendiri.

"Hump, Jimin-hyung lama."

Kedua mata birunya menatap pintu, lalu menjelajah setiap sudut ruangan. Semuanya serba cerah dan berwarna terang, catnya bahkan berwarna softblue. Karpet berbentuk lingkaran ukuran besar yang ia duduki berada tepat di tengah-tengah ruangan, dinding sebelah kanan terdapat lemari kaca yang di dalamnya banyak sekali boneka berbagai ukuran beserta sofa besar berwarna merah muda terletak di sebelah kiri lemari, ukuran sofa empuk itu besar dan muat untuk dua orang dewasa berbaring di sana. Sementara dinding sebelah kiri adalah dinding kaca yang menghadap pemandangan halaman depan rumah dan juga hutan lebat tepat di sisi kiri rumah.

I'm your Alpha! [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang