7. Psycho Lover

236 34 6
                                    

"Kadang aku jadi takut sendiri menjadi orang baik. Karena beberapa dari mereka sering kali salah mengartikan. Seperti aku mencintai mereka."

🌚🌚🌚

Daisha sedang menggulir layar ponselnya dan berselancar di salah satu sosial media. Ada satu video yang menarik perhatiannya. Yaitu video beberapa bocah nakal beberapa waktu lalu. Ternyata mereka berusaha memfitnah toko ayam goreng Bapak yang kemaren dengan pura-pura sakit setelah makan ayam goreng dari warung Bapak itu. Ada juga video lain yang menunjukkan kenakalan bocah-bocah itu juga video mereka saat dibawa polisi. Semoga dengan begitu mereka jadi sadar dan dapat memperbaiki diri ya. Seperti biasa Daisha beserta beberapa anak Golden Tree menyempatkan makan bersama di kantin.

"Napa lo senyum-senyum Sa? Ada yang lagi PDKT sama lo." Dhiba menggoda Daisha.

"Yee boro-boro. Aku aja rada jijik sama diriku." Karena ucapannya itu, Beby tidak tahan untuk tidak tersenyum.

"Lo cuma belum sadar sama pesona lo Sa." ucap Beby kelewat kalem.

"Udah sih gak usah ngomongin begituan, gak penting banget tahu." Daisha agak kesal dengan sahabatnya yang membuka topik seperti itu.

Tidak mau membuat mood Daisha berantakan mereka beralih topik. Mereka membahas apa saja sampai beberapa kali tertawa. Apalagi bisa melihat Daisha tertawa karena itu membuat baik hati Beby maupun Dhiba menghangat. Mereka berharap Daisha bisa terus mendapatkan bahagianya yang lain, yang tidak dibuat-buat. Dari jauh Dhiba melihat Keinan sedang sulit mencari tempat duduk. Dhiba mengerti bagaimana posisi Keinan jadi dia langsung menegurnya.

"Keinan sini, duduk bareng kita aja."

Beby sih tidak masalah dengan hal itu. Yang anehnya tatapan Daisha berubah jadi dingin saat sosok Keinan sudah dekat.

"Yakin gue sama sekali gak menganggu kalian? "

"Gak kok, ya kan sa?" Dhiba tampak menginjak kaki Daisha untuk tidak berekspresi aneh pada Keinan.

"Ya santai aja sih memangnya aku yang punya kantin."

Keinan tersenyum dan duduk di hadapan Dhiba. Sambil makan dia mengajak Dhiba mengobrol. Daisha malas ikut campur, apalagi Beby yang irit mengobrol. Tetapi Daisha dan Beby tampak sedang bertelepati satu sama lain. Beby bisa menangkap kekhawatiran Daisha lewat telepatinya. Tetapi kemudian Beby mencoba menenagkan dengan telepati juga menghimbau Daisha agar berpikir positif.

Handphone Dhiba bergetar. Biasanya Dhiba akan sulit menanggapi video call dari cowok yang hanya sekedar dia kenal. Namun, yang kali ini tentu berbeda karena yang mencoba video call dengannya seorang Yazid. Mana mungkin Dhiba mengabaikan salah satu anggota Golden Tree itu.

"Tumben cepet lo angkat Ba? Gak biasanya lho. Lo kangen gue ya?" Dhiba memasang ekspresi jijik setengah mati saat Yazid berucap begitu.

"Assaalamualaikum," Dhiba tidak membalas pertanyaan Yazid. Menyindirnya dengan sengaja."

"Eh iya gue lupa tadi ngucap salam, Waalaikumsalam deh."

"Lo mah kebiasaan," Keinan memperhatikan Dhiba terus. Ada ekspresi tidak suka di wajahnya.

"Lo kan memang paling hapal sama tabiat gue. Oh iya lo lagi dimana?"

"Gue lagi di kantin bareng Daisha sama Beby." Dhiba tidak bermaksud tidak menganggap Keinan saat bilang begitu. Hanya saja bagaimana pun Yazid tidak kenal Keinan. Lagipula anak Golden Tree cuma mereka bertiga.

"Eh arahin kameranya ke mereka dong."

Dhiba memang sudah mau mengarahkan kamera pada Daisha dan Beby saat Yazid bilang begitu. Tidak sengaja Keinan juga ikut terlihat di layar Yazid.

Lost Contact (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang