21. A Bleeding Woman in the Bathroom

120 19 0
                                    

"Manusia tidak harus selalu dididik dengan kekerasan, sesekali berilah reward atas apa yang telah dia capai."

🌚🌚🌚

Daisha memegang ranselnya lebih kuat dari sebelumnya setelah apa yang baru saja dia lihat. Seorang wanita tanpa busana berada dalam kamar mandi khusus wanita berlumuran darah di gedung fakultasnya. Sontak saja Daisha langsung merasa sekujur badannya lemas, dia segera meninggalkan TKP dengan tetap berusaha tenang. Daisha tidak menjerit. Queen yang melihat ekspresi Daisha mengernyitkan dahi. Tidak biasanya Daisha berekspresi setegang itu.

"Lho kenapa Sa?" Queen bertanya pada Daisha yang masih memegangi tali tas ranselnya erat.

"Kalau bukan apa-apa lo gak mungkin masang ekspresi begitu, bukan lo banget."

"Gue coba masuk deh."

"Jangan!" Daisha menahan tangan Queen.

"Ih makin penasaran yang ada guenya."

Queen ngotot tetap masuk ke kamar mandi khusus wanita itu. Sebelum beberapa menit kemudian dia keluar sambil menjerit tidak jelas.

"Ya Allah, apaan dah itu di dalam."

"Kan udah aku bilang jangan masuk, kamu sih bandel Queen."

"Ada apa sih sebenarnya?"

"Udah nanti aja dibahasnya Juk, kita harus cepat lapor nih ke ketua jurusan."

"Oke-oke gue ngikut aja."

Ketiga orang itu bergegas menuju ruang dosen. Namun, saat sampai di sana ruangan itu masih lengang, belum ada satu dosenpun yang datang. Atau mereka yang datangnya kepagian? Mereka memutuskan menunggu. Sampai sekitar lima belas menit mereka melihat ketua jurusan mereka sedang berjalan menuju ruang dosen. Daisha adalah orang yang berlari pertama disusul Queen dan juga Juki. Bahkan sang ketua jurusan tampak bingung dengan kehadiran mereka yang begitu tiba-tiba.

"Ada apa dengan kalian bertiga? Mengapa begitu tergesa-gesa?" Miss Mila bertanya dengan lembut kepada ketiga mahasiswanya itu.

"Begini Miss, ada yang kami bertiga harus bicarakan. Tetapi saya rasa kita tidak bisa membicarakan masalah itu di sini." Daisha angkat suara.

"Baiklah, mari kita bicara di dalam." Ketiganya mengangguk patuh lalu mengikuti Miss Mila masuk ke ruang dosen.

Dalam ruang dosen Daisha memulai pembicaraan, diikuti Queen yang menambahkan kesaksian. Juki sendiri tidak bisa mendengar banyak. Karena mana mungkin dirinya masuk ke kamar mandi khusus wanita. Bahkan mendengar penuturan dari kedua temannya sudah cukup membuat dirinya bergidik ngeri.

"Baiklah kalian bertiga masuklah ke kelas kalian. Atau kalian akan semakin terlambat. Biar saya yang mengurus masalah ini."

Ketiganya dengan sopan pamit kepada Miss Mila. Lalu dengan kecepatan penuh ketiganya berlari menuju kelas mereka. Benar saja saat mengintip dari luar dosen mereka sudah menerangkan di depan kelas.

🌚🌚🌚

Daisha sedang mengikat tali sepatunya di depan teras mushala setelah melaksanakan shalat sunnah Dhuha. Daisha tidak ada kelas lagi setelah ini. Mungkin rencananya selanjutnya adalah pulang dan tidur sebentar sebelum memasuki waktu shalat Dzuhur. Dirinya kurang tidur tadi malam, sehingga kantong matanya terlihat jelas ditambah dirinya lupa memoleskan bedak tadi pagi pada wajahnya. Percayalah dirinya benar-benar terlihat seperti monster. Daisha masih mengikat tali sepatunya yang sebelah lagi saat Aru juga berusaha memasang sepatunya dan duduk dengan jarak jauh.

Lost Contact (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang