14. Suicide?

145 23 0
                                    

"Bagiku semua hal terlihat mencurigakan. Termasuk saat melihat dia yang sebaik malaikat."

🌚🌚🌚

Gadis itu tak tahu menahu, tanpa bukti yang akurat dia sudah dilabeli sebagai tersangka. Ruang dekan yang luas terasa penuh sesak. Si gadis sudah berkeringat dingin. Dia sudah berkali-kali meremas jemarinya. Kemudian terdengar suara dari salah satu handphone dosen yang ada di atas meja. Handphone milik Miss Sarah. Biasanya dosen satu itu sangat cuek dengan notif atau bunyi dari handphonenya jika tidak penting. Namun, kali itu dia langsung mengecek pesan yang masuk dari Whattsapp. Setelah dia melihatnya, dia langsung bersuara dengan lantang.

"Queen tidak bersalah. Saya tidak setuju jika dia dianggap sebagai tersangka."

Beberapa dosen dan dekan yang ada di sana tampang bingung. Pasalnya Miss Sarah langsung bersuara tanpa memberi instruksi. Karena kebingungan itu akhirnya Miss Sarah menunjukkan video yang ada di handphonenya yang ternyata itu adalah bagian yang hilang dari rekaman CCTV ke Rektor. Kemudian video itu disambungkan ke infocus. Semuanya lalu mengerti mengapa Miss Sarah membantah dengan tegas jika Queen dituduh sebagai tersangka. Karena video itu sidang hari itu berakhir dengan keputusan bahwa Queen tidak bersalah dan dirinya boleh kembali memasuki kelasnya yang sedang melangsungkan mata kuliah.

Queen bingung bukan main. Queen jelas senang bahwa keputusan dari rapat tadi bukan dia yang dilabeli sebagai tersangka. Hanya saja bagaimana bisa Miss Sarah mendapatkan potongan video CCTV yang hilang? Bukankah itu aneh? Seperti ada sesuatu yang ditutupi tentang kejadian malam itu. Mengingat gadis itu harus koma karena benturan di kepala yang sangat parah. Mungkin saat gadis itu sadar pun bisa jadi otak gadis itu sudah tidak berfungsi. Yang lebih parahnya gadis itu berisiko lumpuh di seluruh tubuh. Memikirkannya saja sudah membuat Queen lemas, apalagi jika Queen yang ada di posisi itu. Queen tidak repot-repot memikirkannya lagi dan memasuki kelasnya. Ternyata dosen mata kuliahnya hari itu tidak datang. Tetapi sebagai gantinya dosen itu sudah memberikan tugas.

"Masih anak baru gak usah cari masalah deh."

"Jangan-jangan lo masuk ke sini karena berkasus dulunya."

"Palingan dia nyogok. Gak mungkin aja tanpa nyogok anak kriminal kayak dia bisa masuk sini."

"Ternyata kampus kita gak menjamin ya."

Queen tidak biasa mendapati dirinya dibacarakan seperti itu. Terlihat jelas matanya sudah berair. Namun, dia menyeru pada dirinya sendiri di dalam hati bahwa dia tidak boleh menangis. Daisha yang tidak tahan mendengar ocehan teman sekelasnya sengaja bangkit dari kursinya dengan asal sehingga menimbulkan bunyi dari kaki kursi yang bergesekan dengan lantai. Kemudian dia mendekata tempat duduk segilintir orang yang berceloteh tadi.

"Tugas di kumpul lima belas menit lagi ya, aku males nungguin lagi kalau dalam lima belas menit kalian gak pada kumpul. Kumpul aja sendiri sana. Jadwal aku padat hari ini." Daisha berucap tegas dengan wajah seriusnya.

Queen bertambah kesal saat mendengar penuturan Daisha. Padahal dia baru saja masuk ke kelas sudah ada saja yang membuatnya kesal. Perkiraan Daisha tepat. Dia sudah mengerti bahwa Queen bakal berpikir Daisha hanya menambah masalahnya. Daisha sama menyebalkannya dengan mereka yang tadi membicarakannya. Tidak membantu sama sekali.

🌚🌚🌚

Dhiba sedang membawa nampannya di kantin fakultasnya yang begitu ramai. Banyak orang yang membicarakan kecelakaan yang dialami Risa. Dan desas desus bahwa Risa bunuh diri mulai ramai. Karena tidak fokus tidak sengaja dirinya menabrak seorang kating. nampannya makanannya juga tidak sengaja jatuh tepat mengenai sepatu sang kating. Dhiba refleks langsung menepuk jidatnya.

Lost Contact (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang