28. International Human Trafficking part 2

107 15 0
                                    

"Disini aku tahu, bahwa ada yang berbeda. Aku ikut berdarah saat pisau itu melukaimu."

🌚🌚🌚

Mobil Nissan itu berhenti. Daisha menunggu sampai dua orang di dalamnya keluar dari mobil. Sebelum beberapa saat kemudian Daisha ikut keluar. Hal yang pertama kali Daisha lihat adalah tempat parkir. Daisha mengerutkan dahinya, bingung. Sebelum dia ketinggalan jejak dua orang tadi Daisha langsung mengikuti dengan hati-hati.

Sejauh beberapa langkah kedepan semua lancar, tidak ada yang berjaga. Ada sebuah pintu besar dari kaca yang sudah tercoret-coret oleh cat. Daisha membuka pintu perlahan dan masuk.

Sepi

Pria paruh baya itu berbicara oleh wanita paruh baya. Daisha menguping dan mengintip dari balik tumpukan kardus. Tampaknya dua orang paruh baya itu sedang memarahi si gadis. Lalu ada jeritan dari gadis itu. Daisha betanya-tanya? Apa yang terjadi dengan gadis itu? Daisha tidak bisa melihat karena tubuh gadis itu tertutupi dua orang paruh baya tadi yang memarahinya.

Daisha tidak bisa tinggal diam. Dia tak peduli lagi resikonya. Dia merogoh tasnya, mengambil sesuatu. Sebelum kedua orang tua itu sadar Daisha menancapkan sesuatu ke tubuh mereka. Untung Daisha punya dua suntikan. Dan itu hanya obat tidur. Jadilah dua orang paruh baya itu terjatuh di lantai.

"Kamu siapa?" Daisha langsung membekap gadis itu.

"Tenang aku bukan orang jahat." Daisha segera melepaskan si gadis dari kursi yang tampaknya kursi listrik. "Apakah ada penjaga lain selain mereka berdua?"

"Gak ada, jam segini mereka mengantarkan anak-anak lain untuk diserahkan pada pria-pria hidung belang."

"Jadi ada berapa orang yang tinggal di sini?"

"Sepertinya masih ada belasan."

"Baiklah, kita tidak punya waktu banyak. Kita bebaskan dulu anak-anak yang tersisa." Gadis itu mengangguk.

🌚🌚🌚

"Kalian pergi saja duluan, minta bantuan ke orang-orang."

"Lalu Kakak gimana?"

"Jangan khawatirkan aku, pergi saja."

Beberapa orang sudah berhasil Daisha keluarkan dari kurungan-kurungan mereka. Hanya saja menurut gadis tadi masih ada beberapa anak yang tertinggal. Di sebuah ruangan terasingkan, karena beberapa dari mereka telah mengidap penyakit AIDS. Daisha kembali ke ruangan mencari ruangan yang dimaksud. Dia sudah antisipasi menggunakan masker, namun sayang dirinya sudah keburu dikepung oleh tiga pria yang Daisha kira umurnya diatas dua puluhan.

"How dare you, girl."

"Semua tangkap dia," seru salah satu pria dari ketiga pria.

Daisha segera lari secepat yang dia bisa. Menggunakan taktik larinya seperti waktu itu tetapi sayangnya tubuhnya mulai melemas. Mungkin sudah saatnya dia menggunakan pertahanan dirinya yang terakhir yaitu bela diri. Dan benar saja Daisha melawan tiga orang itu sendirian sebelum dirinya diseret dan didudukkan di kursi listrik.

"Siapa kamu sebenarnya?" Salah satu pria langsung membuka masker Daisha. Sementara itu Daisha terus merapalkan doa dalam hatinya.

Lost Contact (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang