01 [FS] - an unexpected thing

9.9K 1.3K 1K
                                    

Now Playing : Naomi Scott - Speechless

~°o°~

Dari sekian banyak objek nyata, mengapa harus dia yang berdiri paling depan, mengalihkan fokus pandangku?

~°o°~

Suasana kelas XI IPA 4 tak jauh berbeda dengan kelas lainnya. Sepi. Kebanyakan siswa sudah berkumpul di lapangan untuk melihat gemilangnya demo ekskul. Antares dan kedua sahabatnya, Avindar dan Jino, sibuk merenungi pikirannya masing-masing di dalam kelas. Ruang kelas yang luas, terlihat kosong dan rapi ketika hanya ada tiga insan manusia di dalamnya.

"Ndar, gue yakin Antares yang ditunjuk jadi kapten basket berikutnya."

Mendengar Jino memecah keheningan dengan pembahasan tentang basket, Antares yang sejak tadi menempelkan pipi kanannya di meja melirik Jino yang duduk di kursi samping kirinya. Dengan suara santai cowok itu menjawab, "Udah gausah dibahas."

"Emang lo gamau jadi kapten basket?" tanya Avindar yang duduk tepat di depan Antares.

Mengangkat kepala, Antares mengetuk meja dengan jari seraya menjawab, "Gue mau-mau aja. Tapi kalo ribet harus ini-itu-anu, mending enggak usah. Makasih."

Jino menganggukkan kepala mengerti. "Gue yakin. Bentar lagi kapten basket itu bakal nyamperin lo ngajak demo ekskul," ujarnya dengan tingkat keyakinan tinggi.

Antares tersenyum miring. "Raka maksud lo? Nggak mungkin dia ke sini. Tuh anak sekarang pasti sibuk bagi tim."

Hendak membalas perkataan Antares, jantung Jino seakan melompat ketika pintu kelas dibuka keras. "ANJIR!! Masuk kelas orang pelan-pelan, kek. Salam! Kalo bisa baca ayat kursi dulu! Nggak ada yang tau kan kalo lo masuk kelas orang, tiba-tiba mati dicekik setan?"

Avindar tertawa ngakak mendengar ucapan Jino. Sedangkan Antares menatap Reyhan yang ngos-ngosan dengan penuh tanda tanya. "Ngapain lo?"

Reyhan meringis. Ia meminta maaf pada Antares, Avindar, dan Jino atas ketidaksopanannya barusan. Ia tidak tahu kelas XI IPA 4 sesepi ini.

"Gue disuruh Raka jemput elo. Bentar lagi kita mau demo ekskul. Lo enggak lupa kan?" tanya Reyhan meyakinkan.

"Lupa," jawab Antares singkat. Reyhan megap-megap dibuatnya.

"Kata Raka elo harus ikut," ujar Reyhan mendesak. Antares menghela nafas.

~°o°~

Di ruang kesekretariatan basket, persis seperti yang telah diprediksi Antares, Raka sibuk menyusun tim.

"Angga, Irham, sama Reyhan ikut tim gue. Yang lainnya gue kasih sama lo Bay," ujar Raka pada Bayu, wakil ketua basket. "Ngga elo jadi center seperti biasa. Irham power forward, terus nanti Reyhan small forward. Antares biar jadi point guard." Mendengar perintah yang diberikan Raka, semuanya mengangguk paham.

Tatapannya jatuh pada Firman yang duduk dengan ekspresi tidak suka. Ia membuka suara. "Lo, Firman! Karena lo enggak akan bisa akur satu tim sama Antares, lo masuk timnya Bayu." Firman hanya bisa menjawab dengan dengusan kesal.

Pintu yang diketuk keras membuat pandangan semua yang ada di dalam teralih. Sedetik kemudian pintu terbuka menampakkan kepala Reyhan yang melongok ke dalam dengan senyum dipaksakan.

Fearfulove ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang