Now Playing : Megan Trainor ft. John Legend - Like I'm Gonna Lose You
~°o°~
"Kedatangan masa lalu tanpa peringatan terlebih dahulu seringkali merusak tatanan hidup yang sudah dijalani dengan nyaman sampai saat ini."
~°o°~
Di kantin yang sepi, suasana di sekitar Clara tampak sedikit kaku dan canggung. Cewek itu menyeruput es jeruk di hadapannya sambil memainkan kuku gelisah. Di hadapannya, duduklah Noir yang tampak memandangi Clara dengan intens.
"Boleh gue pegang tangan lo sebentar?" tanya Noir hampir membuat cewek itu hampir tersedak. Tiba-tiba ingin memegang tangan? Bukankah agak tidak masuk akal?
"Bu-buat apa, Kak?" Clara menarik tangannya turun dari atas meja, namun tanpa menunggu persetujuan, Noir sudah menarik pergelangan tangan kanannya. Ia semakin merasa canggung dengan jantung yang berpacu cepat. Diliriknya Noir yang saat ini diam saja, entah memikirkan apa.
Yang ada di pikiran Clara sekarang adalah Wanda. Apakah cewek itu akan marah ketika melihat Noir dan dirinya sekarang seperti ini? Apakah nanti Wanda mau memaafkan Clara yang tidak bisa menjelaskan apapun kepada cewek itu sebelum saat yang tepat?
"Hampir aja gue nggak ngenalin lo," ujar Noir pelan. Matanya tertutup namun telapak tangan yang menggenggam pergelangan tangan Clara terasa sedikit kasar.
Clara membenahi kacamatanya agar sedikit melorot dan semakin menutupi wajah. Kini selain guru, ada Noir yang mengetahui identitas aslinya. Perasaan tidak enak dan bersalah timbul ketika ia melihat wajah cowok itu. Cowok yang tanpa segan ia jadikan korban sakit hati.
Antares yang dia cari akhirnya ada di hadapannya. Yang harus dilakukannya sekarang adalah menebus kesalahan besar yang dilakukannya di masa lalu! Tentu saja tanpa menyakiti Wanda yang sangat menyukai Noir.
Karena Noir terlalu lama menggenggam pergelangan tangannya, Clara segera menarik tangannya kembali. "Kak Noir bener-bener Antares?" tanyanya walau sudah tahu, tapi tetap ingin memastikan.
Noir tersenyum muram. "Seburuk itu kah lo dalam mengingat wajah seseorang? Gue kira lo ngenalin gue," ujarnya datar.
Clara menggeleng pelan. Hendak mengatakan segala yang ada di pikirannya, ia tiba-tiba bingung. Haruskah ia memanggil cowok di hadapannya ini Kak Noir? Atau ia panggil Antares saja? Ia merasa canggung sekali. Suasana tampak seperti dua orang tak saling kenal, dipaksa mengikuti perjodohan orang tua.
Melihat Clara melirik kemana-mana dengan tidak nyaman, cowok itu menghela napas pelan. "Canggung amat. Panggil gue Noir aja. Apa lo juga nggak inget kalo nama Antares itu cuma panggilan yang dikasih bokap karena bintang gue Scorpio?"
Clara menggeleng tak berdaya. "Gue minta maaf atas semua yang gue lakuin ke elo dulu. Maaf gue berhati dingin, nggak ngenalin lo, dan bener-bener lupa sama wajah lo. Gue udah berusaha cari tau sebisa mungkin, tapi akhirnya lo juga yang muncul duluan di hadapan gue. Maaf," ujar Clara.
"It's ok. Setidaknya lo enggak lupa sama gue," jawab Noir pelan. Ia menatap Clara serius sebelum bertanya, "Jadi banyak wartawan nyariin lo yang menghilang, ternyata elo ada di sini?" Noir terkekeh.
Mendengar pertanyaan itu, Clara diam saja. Noir pasti tahu semua kejadian buruk yang menimpa karirnya. Ia malu, karena dulu cowok itu tahu pasti bahwa dirinya mati-matian menjaga sikap untuk terus mendaki ke puncak tertinggi. Ketika ia berhasil, badai menjatuhkannya ke titik paling dasar lagi. Semua yang ia lakukan di masa lalu tampak sia-sia sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fearfulove Scenario
Teen FictionWelcome to the pieces of heart that can't be united~ Bukan keinginan Clarabella Rosagris terkenal sebagai aktris pendatang baru tetapi dengan cap pansos! Tak ingin berlarut-larut dalam skandal kontroversional bersama seorang aktor, ia berusaha menik...