Now Playing : Chung Ha - At The End
•••
"Jarang ada yang mengakui, ketika apa yang diucapkan selalu berbanding terbalik dengan apa yang ada di dalam hati."
•••
•••
Suasana hati Clara buruk padahal hari masih cerah. Bukannya mendapat sapaan hangat dari orang terkasih, cewek itu malah bertemu dengan Noir yang entah mengapa gelagatnya terlihat tidak biasa.
Ia sedikit gelisah ketika Noir menghentikan langkahnya dengan berdiri sambil merentangkan kedua tangan di depan Clara.
"Kenapa, Kak?" tanya Clara hati-hati. Ia menahan napas ketika Noir memandanginya dengan rinci. Jangan bilang, Noir mengenalinya?
"Nggak papa. Gue cuma ngerasa sedikit familiar aja sama wajah lo," jawab Noir singkat. Matanya menerawang berusaha mengingat dimana ia pernah melihat cewek itu.
"H--hah?" Clara menggigit pipi bagian dalamnya gelisah. Jangan sampai Noir mengingat sedikitpun tentang Gris di televisi! Bisa gawat kalau tiba-tiba Noir menyerukan namanya di hadapan anak-anak ini. Walaupun sebagian siswa sudah masuk, tidak mungkin gosip seperti itu tidak menyebar luas!
"Ah, nggak tau." Noir tampaknya menyerah. Clara sedikit lega sekarang. "Kita pernah ketemu nggak sih sebelumnya?"
"O--oh kayaknya pernah deh, Kak. Waktu di mall, sebelum aku pindah sekolah. Kayaknya itu Kak Noir yang makan di foodcourt." Ia memajukan rambut keriting badannya sedikit ke pipi agar wajahnya lebih tersembunyi.
Clara terkekeh garing. Ia terpaksa mengarang jawaban seperti itu. Jika Noir tidak mendapat jawaban, setiap bertemu dengan Clara, kemungkinan besar cowok itu semakin penasaran dan akan terus berusaha mengingat-ingat apakah ia pernah bertemu dengannya atau memang tidak.
"Oh gitu ya. Pantesan aja gue kayak familier," ujar Noir santai.
"Y--ya udah, Kak. Aku... mau masuk kelas dulu, hehe."
Clara ngacir. Ia membenahi kacamatanya beberapa kali sambil membuat rambutnya sedikit mengembang. Tidak seorang pun di DHS boleh mengenalinya.
Clara mengetuk pintu kelas yang tertutup rapat, lalu membukanya perlahan. Melihat semua pandangan menatapnya aneh, cewek itu hanya tersenyum kikuk. Ia menghampiri Pak Hanu untuk menjelaskan keterlambatannya. "Maaf, Pak Hanu. Tadi saya dipanggil ke Ruang TU. Ada data tambahan untuk murid pindahan yang perlu diisi," jelas Clara sopan.
Pak Hanu mengangguk dan menyuruhnya untuk segera duduk karena ada pembagian kelompok untuk mengerjakan tugas.
"Karena tema yang terpilih untuk tugas teks prosedur di kelas XI IPA 4 ini adalah kuliner, maka Pak Hanu pikir ini mudah. Jadi satu kelompok hanya terdiri dari dua orang. Di kelas XI IPA 4 ini kebetulan kelas yang seimbang, delapan belas laki-laki dan delapan belas perempuan, maka satu kelompok isinya satu laki-laki dan satu perempuan. Silakan memilih sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fearfulove Scenario
Teen FictionWelcome to the pieces of heart that can't be united~ Bukan keinginan Clarabella Rosagris terkenal sebagai aktris pendatang baru tetapi dengan cap pansos! Tak ingin berlarut-larut dalam skandal kontroversional bersama seorang aktor, ia berusaha menik...