06 [FS] - fortunately

492 136 15
                                    

Now Playing : Conan Gray - Heather

~°o°~

"Untuk apa membenci sesuatu tanpa sebab yang gue pahami? Gue nggak buta, apalagi gila."

~°o°~

~°o°~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~°o°~

"ANTARES!! LO KENAPA?"

Melihat Antares ambruk ke lantai setelah sebelumnya hanya jatuh berlutut, Clara lari menghampiri. Sungguh cewek itu tidak tahu Antares kenapa, dan apa yang harus dilakukannya untuk menolong!

Clara berlari menghampiri.

"Res, lo kenapa?" Cewek itu berlutut dan memegang tangan Antares yang terasa kaku. Napas putus-putusnya terdengar kencang membuat Clara panik.

"Nafas, Res! Lo ga lupa cara napas, kan? Tarik napas panjang!"

Clara melepas topeng yang menghalangi pandangannya dan melihat mata merah Antares menatapnya takut.

"A---apa? Lo butuh apa? Gu-gue harus gimana? LO MAU GUE APA?" Clara panik. Pikirannya buntu dan hanya bisa menahan tangan Antares yang hendak menjambak rambut sendiri.

"IH KENAPA? Jangan dijambak ntar sakit! L---lo pusing? Lo asma, ya? Lo nggak bawa inhealer?"

Cewek itu memelototi Antares horror. "Atau lo sakau?"

Mendengar ucapan itu, Antares berusaha keras untuk menggeleng. Phobia gue kambuh!

Clara menggertakkan gigi lalu putus asa bertanya, "Apa lo butuh napas buatan?"

"Kepala gue sakit! Lo jangan deket-deket gue!" Antares berkata cepat dengan nada marah.

Clara lega sejenak sebelum memegang tangan Antares kencang dan menjauhkan tangan cowok itu agar tidak menjambak rambutnya sendiri. Wajah Clara juga memerah. Ia takut Antares kenapa-napa.

Cepat-cepat Antares menyingkirkan tangan Clara yang memegangnya. "Lo mundur dikit gue nggak bisa napas!"

Clara menurut. Dengan panik dia berkata, "Gue telpon dokter, ya! Gue telpon, nih!"

Antares menarik ponsel Clara dan meletakkannya di lantai. "Jangan! Gue nggak pa-pa. Gue nggak pa-pa. Gu-gue nggak pa-pa."

Clara mendekat. Ia menggeledah tuxedo Antares berusaha mencari obat, tetapi tidak ada. Jadi ia hanya diam mengamati Antares yang napasnya berangsur normal.

Teringat ucapan Antares yang tadi menyuruhnya mundur, Clara mundur lagi berharap cowok itu cepat-cepat membaik.

"Gue nggak pa-pa. Gue tenang dan gue nyaman."

Clara mengamati dalam diam. Dipandanginya seluruh tubuh Antares yang mulai rileks.

Wajah itu, wajah yang biasanya terlihat dingin kini terlihat penuh ketakutan sebelum damai dan bersahabat. Kalau bisa setiap hari melihat Antares dengan mata tertutup seperti sekarang ini mungkin hari-hari Clara akan damai, tenang, dan nyaman.

Fearfulove ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang