Welcome to the pieces of heart that can't be united~
Bukan keinginan Clarabella Rosagris terkenal sebagai aktris pendatang baru tetapi dengan cap pansos! Tak ingin berlarut-larut dalam skandal kontroversional bersama seorang aktor, ia berusaha menik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Meremehkan orang yang kuat tidak membuat mereka jatuh tetapi malah membantu mereka mendapat pencapaian yang lebih tinggi dari target yang ditentukan."
~°o°~
"Antares?"
Yang dipanggil menoleh. Di belakangnya, Noir menatapnya sambil tersenyum ringan.
"Ngapain lo?" tanya Antares sambil menaikkan satu alisnya. "Kalo mau ngomongin hal-hal yang enggak masuk akal lagi, mending lo balik ke kelas. Belajar yang tekun. Bentar lagi elo ujian." Mata Antares berkilat dingin.
Mantan ketua OSIS yang berdiri di hadapan Antares ini terlihat ramah, baik, dan sangat terbuka. Nyatanya tidak ada yang mengetahui bahwa cowok itu menyimpan rahasia besar.
Ia tidak ingin membicarakan hal-hal misterius terkait Noir karena ia malas dan masih sangat marah sampai saat ini. Suatu saat nanti pasti ada orang lain yang mengungkapkannya.
"Takut amat lo sama gue," ujar Noir sambil mengeluarkan kekehan yang menurut Antares penuh dengan ejekan.
"Lo sendirian kan sekarang? Enggak lagi bawa perewangan lo?" tanya Antares dengan senyuman miring.
"Lo masih ngira gue bisa liat dan berteman sama hantu?" tanya Noir menatap Antares tak percaya. "Astaga."
"Udah cepetan lo mau ngomong apa? Kalo mau ngomong yang nggak penting, bahkan ngucapin satu kata tentang seseorang yang nggak boleh sedikitpun lo ucap, mending nggak usah. Gue nggak mau berantem sekarang," ujar Antares dengan pikiran sempit.
Noir menghembuskan napas pasrah sebelum menyuruh adik kelasnya itu pergi karena bel sebentar lagi berbunyi.
"Mungkin lain kali kita bisa ngobrol panjang."
"Nggak ada lain kali," jawab Antares dingin.
~°o°~
Sudah hampir pulang sekolah, bukannya membereskan buku-buku yang berantakan di atas meja, Clara malah celingukan di depan Ruang Tata Usaha. Baru saja kakinya melangkah masuk, seorang guru yang mengetahui data lengkap dan siapa dirinya yang sebenarnya, Bu Beti, menyapanya pelan.
