kring...
Bel pulang sekolah berbunyi dengan santai Aleya memasukan buku bukunya kedalam tas.
"Al lo mau kerumah sakit kan?" tanya Reyna disamping Aleya. Aleya mengangguk meng-iyakan.
"Gue ikut deh, sama Fatir" Aleya mengangguk lagi, kemudian mereka berjalan bersama menuju parkiran.
Selama di perjalanan ntah mengapa Aleya tersenyum sendiri, ia merasa tak sabar ingin bertemu dengan Leo. Ya Leo teman barunya.
Walaupun ia tak mangungkapkannya kepada Leo namun ia tetap menganggap Leo sebagai temannya bahkan ia telah memaafkan Leo.
Setelah hampir 20 menit di perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah sakit, tempat dimana Leo di rawat.
Aleya memarkirkan motor Leo, kemudian berjalan bersama Reyna dan Fatir menuju kamar inap Leo.
Sesampainya mereka di depan kamar Leo, Mereka melihat seorang perempuan yang tengah bercanda dengan Leo. Namun Aleya tak ambil pusing, mungkin saja perempuan itu adalah keluarga Leo.
Dengan begitu mereka masuk ke dalam kamar Leo.
"Hai" sapa Reyna dengan senyumannya. Sedangkan Aleya langsung duduk di sofa yang berada di kamar tersebut.
Leo memerhatikan gerak gerik Aleya, kemudian ia tersadar akan kehadiran seseorang.
"Oh iya Rey, kenalin ini Diana" ucap Leo mengenalkan gadis yang sendari tadi menggenggam tangannya itu.
"Loh Dian mantan lo?" ucappan Reyna membuat Aleya menoleh ke arah Leo dan Diana, dan menatapnya secara bergantian.
Ntah mengapa Aleya tak menyukai pandangan di depannya itu.
Aleya pov
"Loh Dian mantan lo?" tanya Reyna yang membuat gue kaget.
Kenapa gue ngerasa nggak suka ya? harusnya gue suka dengan pandangan kaya begini, mantan ngejengukin mantan. Ha ha ha
"Gue udah balikan" ucapan Leo membuat gue, sedih mungkin?
Trus nggak lama gue liat si Dian Dian ini senyum trus ngegenggam tangan Leo.
"Ohh selamat deh" ucap Reyna
"Gimana kabar lo? udah mendingan?" tanya Reyna lagi, tau aja ni anak ngecairin suasana.
"Ya lumayan lah" jawab Leo santai, trus dia natap gue, gue cuma nge buang muka.
Normal pov
"Lo kenapa sih Al? cemburu?" batin Leo sambil menatap ke arah Aleya yang tengah mengeluarkan aura dinginnya.
"Eh Al, gue sama Fatir mau pulang nih, lo masih mau disini atau pulang?" tanya Reyna sambil menatap sahabatnya itu.
Aleya menoleh ke arah Leo kemudian menjawab pertanyaan Reyna.
"Gue pulang deh, oh ya nih Yo kunci motor lo" Aleya meletakan kunci motor Leo di meja samping tempat tidur Leo kemudian beranjak pergi, namun ditahan oleh Leo.
"Pake aja dulu, emang lu mau pulang pake apa?" Aleya menepis tangan Leo kemudian menjawab.
"Gue ada janji sama Teo jam 6, dia udah otw kesini"
Ketahuilah itu sebuah kebohongan, Aleya tak pernah mengechat Teo, apa lagi menelponnya.
Leo mengangguk kemudian tersenyum singkat, Aleya pun keluar menyusul Reyna dan Fatir.
"Lo benaran ada Teo kan?" tanya Reyna kemudian Aleya mengangguk.
"Oke deh, gue balik duluan ya" dengan begitu Reyna dan Fatir jalan meninggalkan Aleya yang kini tengah duduk di lobi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleya
Teen FictionTingkah laku? Etika? Perbuatan dan Perkataan tak menjamin dapat menilai isi hati seseorang. Seseorang yang bertingkah laku baik, etikanya baik, perbuatannya baik, dan perkataannya baik, belum tentu menggambarkan isi hatinya. Bisa saja ia berpura pur...