Part 11 - Sibling Goals

1.5K 50 1
                                    

'Fatim?' ucap Saaih memanggil wanita itu, ya wanita yang sedang duduk di pinggir kolam renang adalah Fatim dan Fatim yang merasa namanya di panggil langsung menengok ke arah suara itu.

'bang Saaih?' ucap Fatim yang kaget melihat Saaih sudah ada dibelakangnya

'adik adik yang lain mana tim?' tanya Saaih yang tidak melihat siapa siapa disini, hanya ada Fatim saja

'dikamar bang, lagi istirahat di temenin sama kak Icem dan kak Ika mungkin kecapean. Tadi kan abis main salju apalagi Saleha dan Qahtan mereka seneng banget' jawab Fatim

'terus kamu ga istirahat? Emang ga cape?' tanya Saaih lagi dan langsung duduk di pinggir kolam renang bersama Fatim.

'hehe engga bang, Abang juga kenapa ga istirahat?' tanya Fatim kembali pada Saaih.

'lagi pengen nyari udara seger aja, eh ketemu bidadari' ucap Saaih menggoda adik pertama nya itu.

'apa si bang Saaih' ucap Fatim yang Saat ini pipinya sudah merah seperti kepiting rebus

'Fatim? Saaih?' ucap seseorang membuat kedua orang yang namanya dipanggil itu akhirnya menengok kebelakang

'Bang Bani? Kok bang Bani disini?' tanya Saaih pada orang itu yang ternyata adalah bang Bani.

'eh engga tadi ga sengaja ngeliat kalian jadi bang Bani samperin deh. Kalian lagi ngapain disini?' jawab bang Bani dan juga menanyakan kepada Fatim Saaih.

'bosen dikamar jadi keluar' ucap Saaih menjawab pertanyaan bang Bani.

'oh yaudah bang Bani ke kamar dulu ya, kalian jangan lama lama disini. Nanti masuk angin' ucap bang Bani yang sekaligus pamit untuk kembali ke kamarnya.

'oke bang!' jawab Saaih dan Fatim secara bersamaan.

Setelah bang Bani pergi pun, tidak ada yang membuka pembicaraan. Saaih dan Fatim sibuk memainkan kaki mereka ke air sampai akhirnya Saaih sadar ia ingin menanyakan sesuatu kepada Fatim yang sempat tertunda karena bang Bani muncul.

'Btw Tim, kamu abis nangis?' tanya Saaih dengan serius dan langsung memegang wajah Fatim dengan kedua tangannya.

'engga kok bang Atim ga nangis' ucap Fatim berbohong kepada Saaih, namun tangan nya masih terus menghapus air mata.

'kamu ga punya bakat buat bohong sama bang Saaih tim. Jadi kamu masih ga mau cerita sama bang Saaih?' ucap Saaih yang tau bahwa adik nya itu sedang menutupi sesuatu, akhirnya Fatim pun langsung memeluk Saaih dan langsung menangis.

'nangis itu bukan berarti kamu lemah tim, dengan cara menangis justru itu cara kamu menerima hal hal yang bikin kamu resah. Kalau dengan menangis bisa ngungkapin semua perasaan kamu agar perasaan kamu lega, kamu nangis aja tim. Bahu bang Saaih selalu tersedia 24 jam non stop buat bidadari Abang ini' ucap Saaih mengusap kepala Fatim yang sedari tadi masih menangis di pelukannya.

'kalau udah lega, cerita sama bang Saaih. Bang Saaih ga suka liat adik bang Saaih kenapa napa apa lagi sampe nangis gini.' lanjut Saaih yang menunggu adiknya berbicara.

'bang Saaih? Atim boleh minta sesuatu ke bang Saaih?' tanya Fatim menatap mata Saaih dengan serius.

'kamu lagi perlu apa tim? Bilang sama Abang, bang Saaih akan kasih selagi bang Saaih mampu' ucap Saaih yang senang adiknya sudah mulai mau berbicara setelah hampir satu jam ia menangis.

'Atim cuma mau bang Saaih janji sama Atim, Atim harap Abang bisa penuhin keinginan Atim ini' ucap Fatim yang ternyata masih belum cerita dengan jelas.

'iya janji apa Tim? Jangan bikin bang Saaih bingung dong Tim' ucap Saaih yang semakin bingung dengan ucapan Fatim.

'di keluarga kita kan Abang termasuk yang subscribernya terbanyak setelah bang Atta, Atim cuma minta Abang janji jangan pernah ninggalin Atim ya bang?' ucap Fatim yang sudah mulai terbuka pada Saaih

'jadi ini maksud Atim? Dan tadi Atim denger pembicaraan kita?' ucap Saaih yang menanyakan kekhawatiran adik nya itu.

'pertengkaran lebih tepatnya bang' ucap Fatim dengan senyumnya yang sangat manis itu namun matanya sangat bengap akibat terlalu lama menangis.

'Atim tenang aja, bang Saaih ga akan ninggalin Atim Umi Abi dan yang lain. Bang Saaih akan tetap jadi bang Saaih ga akan berubah sampai kapanpun' ucap Saaih yang langsung mengeratkan rangkulan nya pada Fatim

'tapi bang Atim cuma takut kalau ...' ucap Fatim, namun baru saja ia ingin berbicara tiba tiba Saaih melepaskan rangkulan dan langsung menatap Fatim.

'Tim, denger bang Saaih. Fatim ga perlu khawatirin hal itu ya? Lagi pula selama ini Atim tau kan kalau channel bang Saaih itu jadi channel kedua bang Saaih? Karena bang Saaih lebih mementingkan channel keluarga kita Tim, kalau ga ada channel Gen Halilintar subscriber bang Saaih ga mungkin sebanyak sekarang' ucap Saaih menjelaskan kekhawatiran adiknya.

Fatim pun sangat lega atas jawaban Saaih saat itu, sehingga tidak ada yang perlu ia khawatir kan lagi.

'Thank you so much bang Saaih, Fatim is happy and very lucky to have Abang like Bang Saaih. i love u so much bang Saaih'
(Terima kasih banyak bang Saaih, Fatim seneng dan sangat beruntung punya Abang seperti bang Saaih, Atim sayang bang Saaih) ucap Fatim yang langsung memeluk Saaih dengan erat.

'You are welcome and i love u so much to Tim!'
(Sama sama Tim, bang Saaih juga sayang Atim) ucap Saaih yang membalas pelukan Fatim.

'masuk yuk tim? Udah malem banget nih' ucap Saaih yang berdiri lalu mengajak Fatim untuk kembali ke kamarnya dan pasti nya mengantar Fatim sampai kamar.

'makasih banyak ya bang Saaih, Atim istirahat dulu. Bang Saaih jangan lupa istirahat!' ucap Fatim memperingati Saaih, karena Fatim tau mau di manapun Saaih ia akan tetap mengedit video.

'iyaa Tim yaudah kamu masuk sana' ucap Saaih yang langsung di hadiahi anggukan oleh Fatim.

'Xayrli tun, tim!' (Selamat malam, tim)

'Xayrli tun ham bang Saaih!' (Selamat malam juga bang Saaih) ucap Fatim yang langsung menutup pintu kamarnya.

Hari ini hari ke 4 Gen Halilintar berada di Uzbekistan mereka pagi ini sedang sarapan dan pagi ini pula Atta akan kembali ke Indonesia untuk berlibur bersama teman temannya.

'morning guys!' ucap Saaih yang baru saja datang, ia sedikit telat karena tadi malam mengobrol cukup panjang dengan Fatim, padahal sudah di bangunkan oleh Thariq.

Saat semuanya sedang menikmati sarapan dengan sedikit candaan dari Fateh dan Thariq, Atta datang dengan membawa koper nya.

'pagi semuanya!' ucap Atta yang langsung duduk di samping Qahtan seperti biasanya.

'bang atta where do you want to go?' (bang Atta mau pergi kemana?) tanya Qahtan yang heran mengapa Atta membawa kopernya, padahal Gen Halilintar masih lama berada di Uzbekistan.

'Indonesia' jawab Atta sambil memakan sarapannya.

'for what? aren't we still on vacation?' (untuk apa? Bukankah kita masih berlibur?) ucap Qahtan yang masih sangat kepo itu.

'not us baby, only bang atta will return to Indonesia' (bukan kita, hanya bang Atta yang akan kembali ke Indonesia) ucap Atta menjawab pernyataan adiknya yang sangat kepo itu

Setelah Atta selesai sarapan akhirnya dia pun pamit untuk segera ke bandara karena pesawatnya akan take off sebentar lagi.

'Abi, Umi. Atta balik dulu ke Indonesia ya pesawat Atta bentar lagi take off' ucap Atta yang pamit sekaligus mencium Abi dan Uminya.

Pak Halilintar dan ibu Gen sudah sedikit tidak mempersalahkan masalah kemarin, mereka berfikir sudah saatnya Atta mandiri untuk masa depannya.

'hati hati ya ta' ucap Abi dan Umi berbarengan.

'guys bang Atta pamit dulu ya, nanti kita atur jadwal liburan bareng lagi. Bye!' ucap Atta yang langsung pergi menuju bandara.

Walaupun pak Halilintar dan ibu Gen sudah menerima tetapi tidak dengan anak anaknya itu, mereka masih kecewa dengan Atta.

Semua yang ada disitu tidak ada yang menjawab Atta, mereka masih tidak habis pikir dengan Abang nya itu yang benar benar pergi

'lah? Dia beneran balik? gue kira kita di ....' ucap Thariq dengan sangat ngaco.

--

I hope all of you like my story!😍❤️

My Family My Team [Hiatus Sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang