Prolog

451 73 47
                                    

"Donghyun, lo di cariin buk Reta noh,  di tungguin di ruangan guru," ucap Yohan selaku ketua kelas, lalu melenggang pergi. Yunseong yang duduk tepat di sebelah Donghyun menoleh.

"Lo ketauan maling spidol di ruangan guru?" tanya nya,"Kan gue kemaren dah bilang jangan di ambil kukang, tetap aja lo ambil."

Sontak Donghyun memukul kepala Yunseong,"Yang nyuruh nyolong kan elo tapir, biar guru-guru pada gapunya spidol trus gabisa nyuruh kita maju kedepan buat ngerjain soal, malah nyalahin gua," kesalnya.

"Gue mana tau lu beneran goblok ampe ngambil beneran." Yunseong memasang muka memelas.

Donghyun berdecak pelan,"Udah ah temenin gua ke ruangan guru," ucapnya dan langsung menarik tangan Yunseong untuk meninggalkan kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Donghyun berdecak pelan,"Udah ah temenin gua ke ruangan guru," ucapnya dan langsung menarik tangan Yunseong untuk meninggalkan kelas.

Perkenalkan, Donghyun Prasetyo, murid teladan yang setiap minggunya pasti berurusan dengan berbagai guru di sekolahnya. Mulai dari telat datang ke sekolah, baju yang suka lupa dia masukin ke dalam, rambut yang panjang, nilai yang tidak tuntas, tugas yang numpuk, sampai suka nunggak bayar bakso di kantin.

Dengan semua itu, Donghyun mendapat gelar 'Penghuni tetap ruangan guru' dari teman-teman sekelasnya. Dan ini adalah tahun keduanya di SMA.

Dan temannya Yunseong Wibowo merupakan anak dari pemilik sekolahnya, tentu dengan segala macam cara Yunseong harus bersikap baik di depan semua orang untuk menjaga baik nama keluarganya. Tapi bagaimanapun, Yunseong tetap lah pelajar biasa, pelajar yang bisa lelah, sama seperti pelajar lainnya.

Di depan semua orang mungkin Yunseong adalah malaikat, namun jika sudah bersama Donghyun, jangan di tanya, domba yang gasengaja lewat aja di botakin sama dia buat jadi syall saat itu juga.

"Gua ga ikutan masuk pokoknya, gua tungguin di luar," ucap Yunseong.

"Iyaiya ngerti gua," balas Donghyun.

Lalu keduanya berhenti saat sudah tiba di depan ruangan guru, Donghyun menoleh kepada Yunseong, "Doian gua keluar kaga di culak, atau disuruh bersihin wc lagi."

"Iyaiya paham gua," ucap Yunseong sambil bersiap untuk berdoa, lalu mulai berdoa,"Ya Allah, tolonglah temen hamba yang bangsat nya ini tak tertolong lagi ya Allah, emang udah berkali-kali hamba mintak ampun untuknya, semoga engkau berbaik hati mau mengampuninya, aamiin."

Lagi-lagi Yunseong memasang muka memelasnya.

"Doa lo apansih bangsat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Doa lo apansih bangsat."

Donghyun langsung masuk tepat setelah mendapat toyoran kesal dari Yunseong. Baru saja masuk, Buk Reta selaku guru yang mencarinya langsung meneriaki namanya, membuat Donghyun bergidik ngeri.

"Asslamualaikum ya ukhti," sapa Donghyun sambil menyalimi buk Reta, lalu cengengesan ganteng.

"Kamu ya, udah berapa kalisih dibilangin jangan berulah, masi aja tetap di ulang, ini ulah kamu kan?" tanya Buk Reta sambil menunjukkan tempat spidolnya yang kosong,"Ini juga kan?" buk Reta menunjuk tempat spidol guru yang berada tepat di sampingnya, lalu di depannya, di belakang nya dan di sekitarnya.

Donghyun mengusap dada nya seolah-olah terkejut,"Astaghfirullah ibuk, jangan menuduh tanpa ada bakti," candanya.

"Bukti." geram buk Reta

"Iya bukti." Donghyun kembali cengengesan.

"Cuman kamu ya satu-satunya murid yang abis ngerjain guru trus nempelin sticky note di pintu ruangan guru yang isinya 'jangan terkejoed'."

Donghyun tertawa pelan,"Buk kali aja ada murid lain yang nuruin, saya tuh dah tobat buk, buktinya udah dua hari ini saya ga berkunjung kesini kan? Nah itu bakti saya tobat," candanya lagi.

"Bukti."

"Hehehe."

"Dua hari ini kamu izinkan karna baru balek dari luar kota, makanya kamu ga berulah." Buk Reta mencubit pelan perut Donghyun.

"Ih ibuk pegang-pegang, ga perawan lagi perut saya."

Buk Reta melotot, membuat nyali Donghyun ciut,"Okeoke, saya ngaku saya yang nyolong, saya dah jujur buk, saya balik dulu ya ke kelas, saya mau boker." Donghyun berbalik dan bersiap untuk lari, namun sial, tanpa sengaja dirinya malah menabrak seorang siswi.

"Lagian boker kok larinya ke kelas," kesal buk Reta sambil menarik sebelah telinga Donghyun, yang membuat siswa itu langsung berdiri.

Sedangkan siswi yang dengan tak sengaja Donghyun tabrak adalah Yola, si ketua Osis, sekaligus temannya sejak kecil, juga tetangganya yang merupakan anak Buk Reta. Jadi Donghyun dan buk Reta adalah tetangga.

"Astaga, lo mulu, bisa gasih sehari aja gausah muncul di hidup gua." Yola menggeram sambil mengepalkan tangannya di udara, bersiap untung melayangkan tinju.

"Dih pemarah, ini dia defenisi buah tidak jatuh jauh dari pohonnya." Donghyun melirik Buk Reta dan Yola bergantian,"Aakkhh... Aaak sakit buk," rintih Donghyun karna buk Reta menarik telinganya lebih jauh,"Buk ini kekerasan lho, ntar saya sebar di internet ya." Donghyun dengan gerakan cepat mengambil fotonya berserta tangan buk Reta yang menjewernya. Sontak buk Reta melepaskannya.

"Gila ya lo," kesal Yola merampas hp Donghyun.

"Becanda gue, yakali camer gua mau gua laporin," ucap Donghyun sambil mengedipkan matanya kepada buk Reta dan Yola bergantian.

"Kak, bawa dia keluar gih, geram mama pengen cubit amandelnya." Buk Reta memijat pangkal idungnya.

"Sampe jumpa di rumah buk," ucap Donghyun.


SEMOGA SUKA YA

VOMENT JUSEYO (づ ̄ ³ ̄)づ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOMENT JUSEYO (づ ̄ ³ ̄)づ



Ketos Jahanam (KeumDongHyun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang