18.Kehidupan yang sesungguhnya

203 20 2
                                    

-3 bulan kemudian-

"Kisah ini dimulai dengan ketidak sengajaan apa ia harus berakhir dengan ketidak sengajaan juga. Ayolah aku terlalu rapuh untuk mencintai orang yang entah mencintai ku atau tidak aku terlalu peka terhadap rasaku sendiri hingga aku lupa untuk memikirkan mereka yang mencintaiku"

Mina termenung dengan satu pena di tangannya dan buku harian yang biasa menemaninya dulu. Dan sepertinya sekarang ia kembali membutuhkannya. Saat dimana ia meragukan tentang hatinya. Mina terlalu banyak menjatuhkan hati orang lain hingga ia mendapatkan balasan di waktu yang seharusnya tak membalasnya.

Tapi kenapa apa lagi ini cerita ini akan berlanjut dengan hadirnya nyawa baru di rahim mina. Sebuah keajaiban yang sebenarnya tak diinginkan untuk saat ini. Seharusnya mina bisa mencegah ini tapi sudahlah kan sudah terjadi

Sekarang ia harus mencari dimana ayah dari anak yang ia kandung. Kenapa tiba-tiba ia menghilang

Mina berjalan kecil keluar dari kamarnya dengan perut yang semakin lama semakin membuncit. Matanya agak sembam karena banyak menangis entah menangis karena apa. Ia merasa tak enak ada yang menganjal di hatinya

Pagi siang malam ia selalu terbayang june suaminya yang pergi dan entah kembali atau bahkan datang untuk pergi lagi

Mina mungkin sudah sangat mencintai june hingga ia bertahan dengan segala rasa perih yang menyerang. Dan demi sosok yang akan segera lahir nanti

Dirumah sebesar ini mina hanya berdua dengan perawatnya yang ia kerjakan 2 bulan yang lalu

Orangtuanya juga sering berkunjung begitupun dengan orangtua june yang masih terus mencari anaknya itu

"Bi kenapa ya saya enek liat kucing?" Tanya mina dengan sesekali memakan sarapannya

"Hah itu hanya bawaan bayinya non" Jawab bibi itu tersenyum dengan tangan yang terus membersihkan gelas-gelas

"Iya ya bi padahal saya dulu suka banget sama kucing" Ujar mina

Bibi itu hanya tersenyum

"Orang kalau lagi hamil memang begitu banyak hal-hal baru dialami" Jelas bibi itu

"Gitu ya bi" Jawab mina

**

"BERI TAU SAJA DIMANA ROSE!?" Teriak june yang sedari tadi berbincang dengan orang itu di telpon

Sedangkan orang yang berbincang dengan june hanya menyahutnya dengan tawa

"Saya sudah menunggu 3 bulan lamanya-" Ucap June yang terpotong

"Cup cup ngak usah marah dong mas june" Ucap orang itu dengan suara yang membuat June tambah marah

"Lo siapa anj*ng! Jangan panggil saya mas!" Marah june

"Em panggil abang atau dedek nih?" Orang itu membuat emosi june tambah meledak-ledak

"Bangsut setan lo! Jawab aja rose dimana!" June berbicara dengan nada yang tinggi

"Rose itu udah mati tau ngak udah mati kenapa sih lo masih ngejer-ngejer dia" Ucap orang itu

"Lo yang bilang dia disini gue bakalan terus cari dia sampe kapanpun! Sesuatu yang sudah menjadi milik gue akan sulit gue lepas!"

"Ah sok puitis anda ini" Orang itu tambah memanas-manasi june. Yah Prinsif june sama dengan prinsifku ataupun orang lain. Siapapun yang sudah masuk kepintu hati akan sulit dilepas walau rasa memperjuangkan itu seperti tertusuk belati.

June malas berdebat dengan orang itu. Ia lebih memilih mengakhiri.

"AH!" June mengayun tangannya menyibak gelas diatas meja didepanya hingga gelas itu pecah

June berada ditahap dia hanya bisa berjuang untuk rose mencari dimana keberadaan rose karena yang ia cintai saat ini rose bukan siapa-siapa. Tahap dimana semua menjadi tabuh dan hilang makna hanya karena rose yang sudah tiada

Seperkian orang pasti pernah berada di keadaan dimana ia seperti tidak memperdulikan apapun ia tak peduli termasuk dengan diri dan harga dari sebuah penghormatan yang ia pedulikan hanyalah mendapatkan sesuatu yang dikira baik walau tau itu menyakitkan ia dan beberapa orang lain

Lalu sampai pusar waktu terhenti bergerak terhenti untuk berputar. Dimensi yang menciptakan terkadang tidak baik. Dia terus membahagiakan satu sisi dan terus menyakiti sisi yang lainnya. Tapi lupakan semua sudah diatur

Udara dingin terus menusuk tubuh kekar june. Entah apa yang merasukinya hingga ia tetap bertahan dengan keadaan apapun

Ia terus ingin mencari keberadaan rose. Tiada yang bisa menghentikannya hingga ia berhasil menemukan wanita itu

Padahal sebenarnya mustahil rose dibisa ditemui karena june menjadi saksi hilangnya nyawa gadis itu

**

Lorong-lorong semakin gelap. June tetap melangkahkan kakinya menelusuri itu. Hujan mulai turun membasahi wajah june yang sudah pekat akan kelelahan. Dia juga tidak tau ingin bagaimana dengan rencananya dalam mencari rose.

Hingga ia sampai di tempat dimana ia tinggal selama ini.

Dari korea semua orang pada dasarnya mencari june terlebih kedua orangtuanya mereka sangat tidak ingin june hilang setelah memulai kehidupan baru dengan mina.

sebenarnya orangtua june sudah mengetahui keberadaan anaknya itu tapi june mengancam akan bunuh diri jika ada satu orangpun yang mengajaknya kembali ke korea. orangtua june menyembunyikan hal ini pada mina. Saat ini mereka hanya memfokuskan kesehatan mina dan buah hati yang ada dikandungannya.

Riuh suara dentuman musik menghiasi ruangan yang penuh dengan orang-orang dan botol-botol alkohol yang setiap hari june nikmati. Ya june tetap june tidak ada hambatan sebesar apapun yang menghambatnya untuk berhenti mabuk-mabukan karena baginya ketenangan berada disini.

"Hi men, i see you stay here everynight (Hi aku melihatmu disini tiap malam)" ucap seseorang dengan mendekati june.

" Yeah maybe this is my life ( yeah mungkin ini adalah hidup saya )" Jawab june dengan meneguk minumannya dan keadaan setengah sadar

orang itu merespon dengan agak terkejut lalu ia kembali bicara

''Wow, I want to know why you think drunk is life? even though you and I know that's not very good ( Aku ingin bertanya kenapa anda mengangap mabuk adalah hidup? padahal kau dan aku tau itu tidak terlalu baik )" Cukup berani untuk menanyakan hal seperti ini kepada orang yang setengah jiwanya hilang.

June terdiam sejenak lalu melirik ke sih penanya

" Because i've lost my real life (karena saya sudah kehilangan kehidupan saya yang sebenarnya)" Ucap june dengan sayu

" waa..whatt?" gagap orang itu

"Yes , I lost a girlfriend" Jawab June

"Sorry i dont know about that"

" No problem" ucap june

"yeah I have to go now, nice to meet you" orang itu lalu pergi meninggalkan june

"Nice to meet you to" June menuang kembali alkohol kedalam gelasnya

sementara malam semakin membawa june larut dalam suasana. Suasana tidak ada yang mengaturnya pulang jam berapa lalu pulang dan berjuang kembali mencari rose yang tak tau kapan usai. Karena ia belum sangat siap untuk kehilangan rose bahkan tidak akan siap sampai kapanpun tapi malah ia mendapatkan kejadian yang membakar habis seluruh hatinya hingga ia menganggap rose masih hidup dan mencarinya dengan kemustahilan.


Love LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang