25. Siasat

178 16 0
                                    

Sebuah lencana menempel sempurna di  kerah halus bajumu

Seperti nahkoda yang membawa berlayar mengarungi samudra

Kau bertanya lagi tentang mimpi buta semalam.

Seseorang dengan lengan tergores luka membawakan senapan dengan bercak darah dimana-mana

Kehidupan yang tragis dari ujung pistolku

Besimpuh dengan lebam disekujur tubuh

Kau bisa beri tahu aku dimana tempat sarang bersembunyian itu

Bagaimana bisa aku menjadi tahanan dalam penjara yang ku buat sendiri

Sederet besi hadapnya lalu bicara dengan yang tercinta

Begitulah hidup dengan celakanya

Beri tahu  aku juga bagaimana cara mengarang cerita hingga semua orang percaya

Dan abai terhadap bukti

Kau berteriak keras di gua-gua kosong bekas pembantaian

Gema suaramu siapa yang ingin tau

Begitu sulit untuk paham tentang orientasi yang berbentuk puisi.

**

pagi memanggil nama- nama yang masih beselanjar dengan mimpi masing-masing. Menyuruh mereka bangun dan segera memulai hari ini. Tapi masih banyak yang tetap melanjutkan tidurnya

begitupun dengan june ia masih terlelap pulas saat matahari sudah  menampilkan senyumnya. ia tetap betah untuk tidur padahal dari tadi  mina sudah bangun. Tapi mina memang tak berencana membangunkannya  entah apa alasaannya

Mina bersiap-siap ia sudah mengenakan menenteng jas putih kebanggannya dan tas kecil yang selalu ia selempang. Mina tak baru ingat kalau ia membeli sesuatu

Mina membawa sebuah vas bunga yang terbuat dari aluminium vas itu berisi bunga yang ia beli beberapa hari lalu. Dengan hati-hati mina meletakkannya di dekat jendela tapi ketika  mina hendak pergi tasnya secara tidak sengaja menyenggol vas itu

Hingga suara vas bunga itu  jatuh membuat june terkesiap  dan segera bangkit dari tidurnya.

Dengan nafas yang ngos-ngosan seperti dikejar anjing June  melirih ke arah mina yang menutup mulutnya dengan kedua tangan menandakan ia juga terkejut dengan kejadian ini

"Hehe" Mina hanya menyengir tanpa dosa lalu kembali meletakan vas bunga itu ditempat asalnya

"Mau kemana?" Tanya june yang melihat mina sudah rapi

"Kerumah sakitlah" Jawab mina

"Siapa yang sakit?" Entah june yang lupa bahwa mina adalah dokter atau ia yang masih belum sepenuhnya sadar dari tidur

"Kan aku dokter june" Ucap mina dengan mengambil ponselnya dan memasukkan kedalam tasnya

"Katanya mau cek? nanti aku temanin" Pinta june

"Iya itu habis jam makan siang jadwalnya" Ucap mina

"boleh ikutkan?" Tanya june polos lagi

"Iya" Mina mengangguk

"Oh iya aku berangkat sekarang" pamit mina kepada june

Lalu mina melengang keluar. June pun hanya diam tanpa ada reaksi apapun

June bangkit ia segera kekamar mandi dan  bersiap-siap juga untuk kerja yang pastinya. Seperti yang sudah diketahui june memang sudah memiliki perusahaan pemberian appanya

Love LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang