2 • outrageous

11.5K 2.2K 790
                                    

— Skylar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— Skylar

"Kamu di mana?"

"Sky di kos."

"Kenapa baru angkat telepon Papa sekarang?"

"Pa, Sky sibuk. Papa belum tau aja tugas anak semester 3 itu buanyaaaak banget. Sky lupa terus ngabarin Papa."

"Eleh, alesan. Sesibuk apapun anak pasti ngabarin orangtuanya. Kamu ada masalah?"

"Enggak kok. Emang sibuk, Pa."

"Hm.. udah makan, nak?"

"Udah. Papa tadi makan apa?"

"Papa makan nasi pecel. Kamu minum berapa gelas air hari ini?"

"Mana tau, Sky enggak hitung lah."

"Jangan lupa minum air putih yang banyak. Jangan sampai sakit. Jaga kesehatan. Kalau kamu sakit, Papa yang stress, lho."

"Iya iya, Papa juga ya."

"Kamu masih nyaman kan tinggal sendiri?"

"Nyaman sih, cuman... kamar Sky sekarang sempit banget deh kayaknya. Temen-temen Sky suka main ke kos karena dekat, Pa. Kalau udah ke sini, desak-desakan hehehe. Sekasur dicukupin 3 orang, tapi tidurnya harus lurus. Kalau gerak dikit aja, bakal jatoh hahaha."

"Hm.. jadi mau pindah kos lagi?"

Aku merebahkankan punggungku kembali di atas kasur sambil menatap langit-langit kamar kos yang sudah kutempati tiga bulan penuh ini. Walau kamar lamaku masih lebih lebar, kamarku sekarang jauh lebih nyaman. Aku sengaja pindah dari tempat kost ku yang lama karena beberapa faktor seperti jarak yang membuatku selalu hampir tiap hari terlambat ke kampus, uang untuk biaya ongkos karena aku selalu mengandalkan ojek online untuk pergi ke kampus, dan kostku yang selalu tertutup di atas jam 10 malam pernah membuatku harus menginap 3 hari di rumah temanku karena harus mengerjakan tugas.

"Ng—nggak deh, hehehe. Barang Sky banyak, capek mindahin, Pa."

"Yaa.. yaudah. Kamu baik-baik ya, nak. Jangan aneh-aneh disana. Kalau ada apa-apa, kabarin Papa. Nanti kalau Papa luang, Papa ke sana. Nanti Papa telfon lagi, jangan matiin HP kamu. Oke?"

"Siap deh, bro!"

"Oke, bro. Dadaaah..."

Pip. Sambungan telepon Papa diputus sepihak. Aku menarik ponsel dari telinga kananku lalu meletakkannya asal di tempat tidur. Menghela napas berat, aku merutuk diri, memohon maaf pada Tuhan karena sudah berbohong pada Papa.

 Menghela napas berat, aku merutuk diri, memohon maaf pada Tuhan karena sudah berbohong pada Papa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Brainiac Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang