_CHAPTER VIII_

4.1K 804 242
                                    

Hari ini yunseong bangun lebih awal, lagi pengen jogging katanya. Jam setengah 6 pagi dia udah siap pake kaos polos warna putih plus celana training item kebanggaan SMA-nya, SMA PDX.

"Kak yunseong?"

Yunseong langsung noleh ke arah yang dia yakini jadi sumber suara. Netra sedalam palung mariana itu nangkep citra berupa minhee yang juga pake setelan senada sama si yunseong, bedanya si minhee pake celana training SMA N 101.

"Oh, halo minhee." Sapa yunseong sambil ngulum senyum. Ini si yunseong sadar nggak sih senyumnya dia ini menggetarkan jiwa raganya minhee?!

Minhee yang badannya udah panas duluan sebelum jogging gegara yunseong bilang, "E-eung, mau jogging kak?"

"Ya yang kaya kamu lihat dong," jawab yunseong.

Minhee lari kecil nyamperin yunseong. "Bareng ... Boleh nggak?" Cicit si minhee.

Yunseong cuma ngangguk, terus dia mulai lari pelan-pelan, ya iyalah baharudin larinya pelan, masa jogging larinya kaya sprint hhhh.

"Masih aktif dance di PDX, kak?" Tanya minhee.

"Nggak seaktif dulu sih, sekarang lebih ke ngurus-ngurus gitu." balas yunseong.

Fyi aja, minhee sama yunseong ini udah kenal dari sebelum olimpiade. Mereka kenal karena sama-sama dari club dance sekolah masing-masing dan sering latbar alias latihan bareng, dan juga minhee sama yunseong ini ada di akademi seni yang sama, cuman kalo di akademi si minhee ambil kelas vokal, beda sama yunseong yang tetep ambil dance whenever wherever forever ever ever.

Tapi jangan dikata mereka nggak saling kaget ya pas liat muka satu sama lain di ruang utama karantina. Minhee sih nggak nyangka kalo ternyata yunseong anak kimia. Ya habis gimana ya, yunseong tuh sering bengong sambil buka mulut gitu, kan minhee jadi ragu dan ngga kepikiran kalo otaknya yunseong ternyata ngga sekecil yang dia kira.

Kalo yunseong ke minhee mah, dia nggak nyangkanya minhee malah masuk biologi bukannya matematika, soalnya kalo di akademi nggak jarang anak kelas lain sengaja kesasar di kelas vokal buat minta diajarin matematika sama si minhee.

Minhee tuh udah tajir, manis, pinter, multitalent lagi. Pas banget lah buat jadi istrinya yunseong nanti 3h3h3.

"Aku kaget loh kamu ambil biologi, kirain mau matematika aja." Kata yunseong.

Minhee jawab, "iya awalnya pengen matematika aja sih, lebih santai soalnya. Tapi kalo dipikir-pikir sekarang lebih seneng di biologi."

Lah, yunseong heran dong? Di mana-mana juga minhee itu terkenal sebagai kalkulator berjalan, bukan replika tengkorak berjalan.

"Loh kenapa?" Tanya yunseong.

Minhee senyum, "takut kebanting sama anak-anak matematika yang sekarang."

Yunseong langsung berusaha ngubek-ubek laci ingatan di otaknya ala spongbob buat nginget siapa aja anak matematika.

"Minkyu, chajun, jungmo, kak wooseok sama kak sihoon. Mereka semua kan dari sekolah internasional." Kata minhee tiba-tiba seakan-akan dia tau isi otaknya yunseong.

"Kebanting apanya sih? Kalian sama-sama cakep, sama-sama pinter. Kamu tuh dari dulu nggak berubah ya, masih aja minderan." Kata yunseong.

"Aku enggak--" ucapan minhee berhenti waktu yunseong nggandeng tangannya buat berhenti istirahat sebentar di mang-mang bubur ayam yang terkenal murah tapi porsi banyak-- bubur ayam lek seungyeon.

Tolong di bookmarked, NGGANDENG CUY.

Minhee ingin terbang bersama casper atau menyelam bertemu leluhurnya alias mermaid man dan paman bernekel boy aja rasanya.

Karantina [ YuYo ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang