_CHAPTER XVII_

3.1K 509 142
                                    

[ spam komen jangan lupa :* tolong vote juga yaa ]

"LOH YUPEN?! KOK LO TAU RUMAH GUE SIH?!"

Yohan teriak kenceng banget waktu matanya menangkap seonggok manusia yang lagi duduk santai di ruang tamu rumahnya sambil nyemilin kembang goyang.

Yuvin, yang diteriakin yohan langsung keselek. "UHUK-UHUK BAZENG UHUK!"

"GAUSAH BATUK-BATUK LO BUKAN JUNGMO!" Caci yohan. Halah, aslinya mah panik dia tuh.

Yohan yang panik gegara yuvin keseleknya kayak orang kecekek langsung nabok kenceng punggungnya yuvin. Yohan tahu tindakannya salah tapi ya gimana namanya panik, dia juga bukan anggota PMR atau semacamnya mana ngerti kan.

Tapi untung aja yuvin nggak kenapa-napa, keseleknya dia juga udah reda.

"Ga gitu juga caranya beb ah," yuvin ngomongnya langsung ketus.

Udahlah, yuvin pasrah. Pasti di punggungnya sekarang ada cap tangan dek yohan :(

Yohan nunduk, "ya maaf vin, gue kan panik dan pengetahuan gue soal begituan kan minim." Kata yohan sambil tangannya begini 👉👈

"By the way, kenapa ke sini? Kok tahu kalo rumah gue di sini?" Tanya yohan waktu keadaan mulai kondusif.

Yuvin emang nggak ada kapoknya, malah lanjut nyemilin kembang goyangnya lagi. "Oh, kalo rumah dek calon ya akang tahu lah, kalo nggak tahu ntar ngapelnya gimana dong?"

Please lah, seminggu pacaran pura-pura demi dare laknat oknum hys bukannya bikin yohan bukannya makin kebal tapi malah makin jatuh.

Iya, inget kan yohan pernah hampir jatuh ke yuvin?

Nah, sekarang yohan udah amblas seamblas-amblasnya.

Mana habis ini dare selesai dan yohan udah mikirin kemungkinan terburuk-- mereka bakal jadi stranger untuk satu sama lain.

Damn.

"Jalan, yuk?" Kata yuvin.

"A-apasih, ogah." Kata yohan gagap. Ketahuan kalo lagi nggak fokus gitu.

Yuvin ngelus pelipis yohan yang agak keringetan, "kemarin gue udah ditolak loh, jangan ditolak lagi dong?"

Yohan akhirnya ngangguk pasrah. "Gue ke atas sebentar, siap-siap."

"Nggak usah dandan, lo udah cantik gimanapun itu, han." Yuvin gombreng banget dari kemaren kenapa sih.

Pas sampai kamar, bukannya siap-siap yohan malah duduk di pinggir ranjang.

Yohan nangis.

Perasaannya sakit waktu tahu yuvin nembak dia cuman buat dare, tapi kenapa waktu dare sialan itu bakalan berakhir, rasanya justru jauh lebih sakit lagi?

"Goblok hiks-" yohan sibuk ngecaci maki dirinya sendiri. Yohan nggak bisa nyalahin yuvin buat semua perilaku manis cowok itu ke dia. Bukannya itu memang hal yang biasa waktu pacaran?

Dan sialnya, yohan terperosok jauh, jauh banget ke dalam semua perlakuan yuvin yang jelas cuman pura-pura, kayak hubungan mereka.

Bukan salah yuvin yang ngebaperin, tapi salah yohan karena ngebangun dinding yang terlalu tipis buat jadi penahan dia-- oh, atau memang yohan nggak berminat buat bikin dinding itu dari awal?

(( Mampus dinding-dinding, mumet kan lo pada. ))

Yaudah lah, nggak ada salahnya yohan nikmatin ini semua di hari terakhir mereka bareng-bareng tanpa mikir apapun dulu.

✨✨✨

Selama di mobil mereka lebih banyak diem, yohan fokus sama pemandangan di luar dan yuvin ya jelas fokus nyetir lah, kalo fokus UN mah alesan kalian diputusin doi, iya kan?!

"Han, kenapa?" Tanya yuvin.

"H-hah nggak papa, gue cuma kepikiran aja telor cicak bisa didadar apa enggak hehe." Kata yohan asal.

Yuvin merengut, "kurang-kurangin main sama hyunbin han."

Yeay! Finally they arrived on the spot! Hutan-hutan gitu sih, serem. Ini yohan sampai mikir apa jangan-jangan yuvin itu werewolf makanya tahu tempat beginian?

Yohan narik ujung kaosnya yuvin, "vin, lo bukan werewolf kan?"

Yuvin noleh, "bukan, gue mah dapet villager terus, pol-polan dapet seer."

Yohan nendang kaki yuvin pelan. Inget ya, ini pelannya standar tendangan atlet taekwondo andalan kota mereka loh.

"Astaghfirullahaladzim yohan sakit," yuvin nggak berani ngomong kasar, di hutan soalnya ini.

"Dah sampai nih!" Ucap yuvin seneng. Di depannya ada perairan yang cukup luas dan dikelilingi pohon cemara. Suasananya sejuk meski jam mereka udah nunjukin pukul 12 siang.

Pokoknya, rasanya kayak lihat versi kecil dari bioma taiga yang biasa dia lihat di buku biologinya deh.

Pokoknya, rasanya kayak lihat versi kecil dari bioma taiga yang biasa dia lihat di buku biologinya deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(( Visualisasi. Cr : google ))

"Duduk sini, han." Kata yuvin sambil nepuk space di sebelah kanannya.

Yohan langsung duduk di samping yuvin. Nggak diduga-duga, yuvin langsung ngerangkul bahu yohan dan ngarahin kepala yohan buat sandaran di pundaknya.

Mereka masing-masing enjoy sama posisi mereka, ada lah 30 menit mereka diem sambil nikmatin view yang terbentang di hadapan netra mereka.

"Han," lirih yuvin. Bener-bener pelan tapi tetep kedengeran karena sunyinya tempat yang mereka kunjungi.

"Gue pengen marah ke yunseong, kenapa dia harus kasih dare macem gini, pacaran dari senin sampe minggu sama lo," kata yuvin pelan.

"Ini hubungan keliatan cuman main-main, iya kan han? Padahal perasaan gue nggak main-main," lanjut yuvin.

Yohan belum konek, "Hah?"

(( Iya dong dia belum konek kan dia oui .g ))

"Han, kak yunseong boleh ngiket kita di hubungan permainan ini dari senin sampe minggu di minggu ketiga bulan agustus," yuvin ngejeda omongannya sebentar.

Netra gelap yuvin natap mata yohan yang sebening kristal. "Tapi gue boleh kan, ngiket lo ke hubungan yang serius dari januari sampe desember di setiap tahunnya?"

"Ap--" belum selesai ngomong, ucapan yohan udah disela sama yuvin.

"Han, mau ya, ngelukis kisah-kisah baru dari senin sampe minggu, di setiap januari sampe desember, dari hidup sampe mati bareng sama gue?"
















































































































It is already END!

Thanks for a lot support💕 semoga terhibur hehehe 💓💓 makasih buat all of reads, votes, and comments✨😍 i really appreciate it!😉😉 See u on the next work💓💕

Karantina [ YuYo ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang