S e n i n .
Yohan jongkok di depan pintu kamarnya sambil mainan handphone. Atensi matanya nggak lepas dari timeline burung birunya yang dia scroll. Kadang ketawa, kadang cemberut, kadang lempeng-lempeng aja waktu bacain menfess senders di salah satu base yang dia stalk.
"Oh, udah nunggu dari tadi?" Tanya sebuah suara yang seketika ngambil perhatian yohan dari handphone-nya.
Yohan ngelihat orang di depannya datar. "Oh, nggak kok, barusan lah, ada lah setengah jam yang lalu gue jongkok di sini."
Jengkel yohan tuh, janjian jam setengah sepuluh tapi si botol kecap dateng jam sepuluh. Maunya apa coba? Padahal kamar mereka juga masih satu lantai dan jaraknya juga cuman kepisah tiga kamar.
Memang menyebalkan sekali dia ini hhhh.
Orang itu ketawa, "Halah, yaudah yuk? Keburu tutup tempatnya."
"Kampret kau yuvin," misuh yohan yang cuman direspon ketawa sama orang tadi yang tidak lain dan tidak bukan adalah yuvin.
Yohan baru aja mau berdiri, tapi dia baru sadar kalau kakinya jadi kesemutan dan nggak bisa dibuat berdiri. "A-aduh," keluh yohan.
Yuvin langsung ikut jongkok, ngelus rambut yohan yang sehitam jelaga sambil nanya, "kesemutan?"
"Kegajahan."
Yuvin muter bola matanya males, "GG hih."
"Apa tuh?" Tanya yohan.
"Garing goblok,"
Yohan ngejewer yuvin kenceng, tapi nggak lama dia lepasin gegara kakinya makin sakit. Yohan dari tadi udah meringis meringis aja saking sakitnya. Mau nangis tapi gengsi lah sama yuvin :(
"Sini, rileks ya han." Yuvin pelan-pelan ngedorong badan yohan biar posisinya jadi duduk. Dengan telaten, yuvin ngelus kaki yohan sambil dilurusin juga.
"Sakit!" Keluh yohan.
Tangan yuvin yang bebas nangkup pipi yohan dan ninggalin bekas belaian halus di sana. Yuvin natap mata indah yohan yang sekarang berkaca-kaca. "Tahan sebentar ya, cantik?"
Yohan yang udah amblas duluan sama tatapan plus senyumannya yuvin cuman ngangguk-ngangguk. Yuvin terus ngelakuin kegiatannya buat ngelurusin kaki yohan, tapi matanya nggak pernah meleng sedikitpun dari laki-laki manis di depan dia.
Meski yohan tenggelam sama tatapan yuvin yang teduh, dia tetep bisa ngerasain sakit di kakinya. Air matanya akhirnya terjun bebas di pipinya yang bersih.
Yuvin berusaha tenang meski aslinya dia panik astaghfirullahaladzim. Jempol yuvin ngehapus garis air mata yohan. "Cantik, maaf," katanya.
"Hiks-" yohan mulai terisak. Sakit banget anjir itu woy.
Cup.
Yuvin ngecup kening yohan, bersamaan dengan kedua kaki yohan yang akhirnya bisa dilurusin sama yuvin. Waktu dirasa-rasa, kesemutannya juga udah hilang loh? Efek bucin ini mah.
"Thanks for staying calm, darl." Kata yuvin sambil ngusak rambut yohan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karantina [ YuYo ] ✔
Short StoryTentang yohan yang pusing karena harus satu team sama orang yang pernah kena kasus sama dia. "Lo, nggak mau ngelempar telur dadar lagi ke gue?" ⚠️Dibuat berdasarkan ingatan saat SMA, kalau ada teori yang salah tolong diingatkan⚠️