"SORARU-SAAAAAN!!!"
Mafu segera berlari mendekati siluet itu. Dan ternyata benar, itu adalah Soraru. Soraru sudah tak sadarkan diri dengan lebam, luka sayat, luka bakar, dan luka kecil lainnya yang dalam jumlah lumayan banyak. Mafu yang melihatnya langsung menutup mulutnya menggunakan tangan karena kaget. Kemudian ia segera menggendong Soraru untuk masuk ke dalam rumahnya. Tak lupa, ia juga membawakan koper yang dibawa oleh Soraru.
//Kok jadi MafuSora anjay-//
Di dalam, Mafu langsung cepat-cepat membawa Soraru ke dalam kamar dan membaringkannya. Koper ia taruh di pojok kamarnya. Sang ibu yang mendengar suara gdebak-gdebuk pun berkata dengan suara yang sengaja dinaikkan dari arah dapur, "Mafu-kuuun!! Kenapa baru pulaang? Apa yang kamu lakukan diatas sana?"
Mafu tak menjawab, itu membuat ibunya khawatir. Si ibu pun naik ke atas untuk melihat apa yang anaknya lakukan. Saat diatas, ia membuka pintu kamar anaknya.
"Mafu-kun, apa yang kamu laku--"
Sang ibu berhenti berbicara karena terkejut. Mafu yang mengetahui sang ibu datang ke kamarnya segera berlari ke arah ibunya dan memeluknya. Ia menangis tersedu-sedu dipelukan ibunya. Sang ibu mengerti. Ia memang tahu bahwa anaknya berteman baik dengan Soraru. Apalagi ia juga tahu sudah beberapa hari Soraru hilang. Tentu anaknya akan menjadi seperti ini. Ia pun mengelus kepala anaknya untuk menenangkannya.
"Kaa-chan.. Soraru-san.. Soraru-san.. Soraru-san terluka. Lukanya banyak sekali. Hiks!"
Ibunya saat itu belum melihat dan terkejut dengan kata-kata Mafu. Segeralah ia menyalakan lampu kamar Mafu dan melihat keadaan Soraru. Sang ibu langsung menutup mulutnya karena saking terkejutnya dengan keadaan Soraru. Ia segera mengusap Mafu dan menenangkan anaknya itu. "Mafu-kun, kaa-chan akan turun sebentar untuk mengambilkan es. Kamu tunggu sebentar ya?"
Mafu menganggukkan kepalanya dan ibu Mafu pun turun untuk menyiapkan es. Sedangkan Mafu membuka lemarinya untuk mencari kotak P3K. Ia membersihkan seluruh luka Soraru yang nampak saat ini. Padahal yang terluka Soraru, tapi yang meringis kesakitan justru Mafu.
"Soraru-san, kumohon.. kumohon bertahanlah. Jangan seperti ini.." -Mafu
Tak lama, ibunya pun datang untuk membantu Mafu membersihkan luka Soraru. Setelah selesai, Mafu merasa sangat prihatin dengan kondisi Soraru. Plester dan kasa terlihat dimana-mana. Lebam pun masih terus dikompres.
Ibunya menepuk pundak Mafu, "Mafu-kun, ini sudah malam. Ayo makan malam dengan kaa-chan." Katanya lembut sambil tersenyum.
"T-tapi Soraru-san bagaimana?"
"Setelah makan malam, Mafu-kun bisa merawatnya lagi kan? Ayo, makan dulu. Kaa-chan yakin saat Soraru-kun membuka matanya, ia tak ingin melihatmu sakit. Jadi ayo makan."
Mafu pun mengecek nafas Soraru terlebih dahulu. Masih ada dan teratur. Mafu pun dengan terpaksa turun ke bawah bersama ibunya untuk makan bersama. Meski tahu bahwa nafas Soraru masih ada, dia sangat khawatir Soraru tidak akan membuka matanya.
Setelah makan, ia segera kembali ke kamarnya. Soraru belum nampak siuman.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tak heran suasananya sepi dan sunyi. Tiba-tiba ia teringat dia belum mengabari Amatsuki kalau Soraru sudah berhasil ia temukan. Ia segera menekan nomor telepon Amatsuki. Ia harap sahabatnya itu belum tidur. Terdengar nada sambung dari telepon. Tak lama, terdengar suara Amatsuki disana.
[Halo, Mafu? Kenapa tiba-tiba nelpon?]
"Ah, Ama-chan. Maaf aku baru ngabarin, tapi tadi aku udah nemuin Soraru-san."
[Hah?! Udah ketemu?! Dimana?! Kapan?!]
"Un. Udah ketemu. Dia didepan rumahku. Aku ketemu dia pas kita baru pulang."
[Ah iyakah? Terus sekarang gimana? Soraru nya maksudku.. pasti udah diusir kan? Terus lukanya gimana?]
". . . Entah. Lukanya bener-bener parah. Sampe sekarang Soraru-san belum siuman. Aku khawatir kalo dia gak buka ma--"
[Ssssh.. jangan berfikir negatif gitu. Soraru tuh kuat. Kamu juga tau kan? Pasti dia bakal buka matanya lagi kok.]
". . . Kuharap seperti itu."
[Ya udah. Mumpung besok hari Minggu, besok aku ke rumahmu ya.]
"Iya. Oh ya, Ama-chan. Bisa kasih tau Meiko-sensei, Luz, sama Krad juga? Aku lagi gak mood nelpon orang selain kamu. Gak papa kan ya?"
[Un. Gak papa kok. Ya udah, Mafu istirahat yang bener ya. Jangan terlalu dipikirin. Jangan sampe kamu malah ikutan sakit.]
"Iya. Aku tutup ya. Sampai ketemu besok."
Telepon dimatikan. Mafu memperhatikan Soraru. Jika ia lihat-lihat, ia seperti lupa untuk melakukan sesuatu. Tapi apa?
Setelah memperhatikan luka Soraru, ia pun sadar. Ia hanya mengobati luka diluar. Ia tidak yakin dibalik pakaiannya itu tidak ada luka sama sekali.
Ia menjadi kebingungan, apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia menunggu Soraru membuka matanya? Atau mengobati luka dibalik pakaian itu sekarang juga?
//SEKARANG AJA MAF! SEKARANG! *mimisan*//
Ia pun mengurungkan niatnya untuk melihat luka luka dibalik pakaian itu sekarang juga. Ia akan mengeceknya saat Soraru siuman nanti. Semoga luka tersebut tidak terlalu parah. Mafu duduk di atas lantai dan memegangi tangan Soraru terus menerus. Berharap ketika Soraru sudah sadar, ia akan langsung menyadarinya. Tanpa sadar, Mafu tertidur sambil memegangi tangan Soraru.
Bersambung...
Inilah yang terjadi jika aku fujoku kambuh :v Tapi menurutku sih ini masih normal. Iya gak? :v
Iyain lah :v
See you next chapter!!
-Mizu-
KAMU SEDANG MEMBACA
ReBoot!!
FanficBagi orang-orang yang bukan orang Indo asli pasti ngira arti judul ff ini adalah "mengulang". Tapi salah. Reboot tetaplah reboot. Maksud saia, ribut. Kisah anak SMP kelas 7 yang biasanya normal-normal aja. Namun semuanya berubah karena cogan coga...