I Want To Become a "Soraru"

260 33 29
                                    

    Keesokan harinya, Soraru sudah siuman. Ia memandang sekitarnya. Ruangan yang nampak familiar baginya. Ia kemudian sadar akan sesuatu. Ketika ia ingin menarik tangannya, tangannya terasa berat. Ia pun menoleh ke arah tangannya. Ternyata Mafu sedang tertidur dengan menggenggam tangan Soraru. Diliriknya jam dinding kamar Mafu. Jam baru menunjukkan pukul empat pagi. Pantas Mafu masih belum terbangun.

    Soraru berusaha untuk mendudukkan dirinya. Ia melihat ke arah Mafu. Dia sendiri tak mengerti. Saat ia diusir oleh ibunya, ia benar-benar bingung akan pergi kemana. Tapi entah kenapa, kakinya itu mengarahkan jalan ke rumah Mafu. Seakan-akan kaki itu tahu bahwa Mafu sangat mengkhawatirkan Soraru.

     Soraru mengusap kepala Mafu dengan lembut menggunakan tangan lainnya. "Maaf aku udah bikin kamu khawatir, Mafu."

      Perlahan, manik ruby itu terlihat. Setelah matanya sudah benar-benar fokus, ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"S-Soraru-san?" Panggilnya.

"Ya, Mafu. Maaf udah bikin kamu khawatir ya." Kata Soraru dengan senyuman yang mengiris hati.

    Mafu dengan hati-hati naik ke atas tempat tidur dan memeluk Soraru dengan pelan-pelan. "Hiks! Maafin aku juga Soraru-san.. Aku gak sadar waktu itu kamu udah bilang kata perpisahan ke aku. Hiks, aku emang bodoh."

     Soraru membalas pelukan Mafu dengan sedikit meringis karena lukanya, lalu ia menepuk nepuk punggung sahabatnya itu. "Enggak kok. Mafu gak salah. Gak usah nyalahin diri sendiri ya."

"T-tapi.."

"Sssh.. pokoknya Mafu gak salah. Oke?" Kata Soraru sambil meletakkan telunjuknya di bibir Mafu.

"I-iya.."

"Oh ya, ngomong-ngomong barang-barangku ada dimana?"

"A-ada kok. Udah dirapihin di lemari."

"Eh?"

"Iya. Aku udah ceritain semuanya ke kaa-chan. Dan kaa-chan sendiri yang nyaranin supaya kamu tinggal disini Soraru-san."

"Apa gak ngerepotin? Padahal aku bisa aja tinggal diー"

Terjadi keheningan sejenak, sepertinya Soraru sedang bingung akan tinggal dimana. Tanpa sadar, air mata Soraru pun menetes.

"Dimana? Soraru-san gak punya pilihan lain selain tinggal disini kan? Udah, terima aja. Soraru-san gak usah sedih. Mafu bakal ada kok untuk nolongin Soraru-san. Gak cuma Soraru-san. Ama-chan, Urata, Sakata, ataupun Luz pasti bakal Mafu bantuin juga kok kalo ada masalah. Semua temen Mafu pasti Mafu bantuin kalo ada masalah. Karena temen itu susah seneng sama-sama kan?" Kata Mafu sambil tersenyum.

//Ya Allah, Mizu pengen punya temen kea gini nih TwT//

"Mafu.. makasih." Kata Soraru singkat sambil menunjukkan senyumnya. Mafu yang melihat Soraru tersenyum pun ikut tersenyum.

"Ah, ngomong-ngomong kemaren aku cuma ngobatin lukamu yang diluar aja. Kayaknya di balik bajumu juga banyak. Iya kan? Ayo sini, aku bantuin ngobatinnya." Tanya Mafu.

"A-aku bisa sendiri kok!"

"Hmm.. kalo di punggungmu gak ada luka, baru aku setuju kamu ngobatin sendiri. Jadi kamu buka bajumu dulu. Aku mau pastiin di punggungmu ada luka atau enggak."

"T-tapi.."

"Udahlah, Soraru-san gak usah nolak. Lagian kalo lukanya di punggung, emang Soraru-san bisa tau letaknya? Emangnya tangannya Soraru-san bisa nyampe ke titik luka tersebut? Enggak kan?"

    Soraru menghela nafas. Memang tak ada gunanya berdebat dengan Mafu. Hanya membuang-buang tenaga saja. Soraru pun membuka pakaian atasnya dan membalikkan badannyaーmenunjukkan punggungnya kepada Mafu. Setelah Mafu melihatnya, tanpa berbicara apapun ia pergi dari kamar. Soraru kebingungan. Apa mungkin di punggungnya tak ada luka sama sekali? Tapi rasanya tidak mungkin mengingat punggungnya yang terasa perih.

ReBoot!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang