Balik lah woe.

188 10 6
                                    

Yaaaa..

Udah lumayan lama juga kita liburan. Saatnya balik ke rumah. Kita pun pulang naek pesawat pribadinya Samtoq gegara katanya iTU DoAnG keNDarAanNya?

Bodo amat lah, sing penting bisa balik ke dunia, bukan balik ke akhirat.

Yah, walau tadi emang nyaris sih..

Flashback : On

"POOOOOO!! BAGI CIKINYA DONG!!" Teriak Ramuda sembari berlari ke seat Doppo.

"Astaga, bocah pink ini berisik banget ya beb? Harus kuusir ga? Oh btw jan bagi bagi cikimu ke dia. Nanti kamu ketularan virus pecicilannya si pinky satu ini. Kamu ga liat, dia pecicilan banget, cerewet, berisik, pendー"

"Oi banci, ngajak ribut?" Kata Ramuda pake suara beratnya.

Baru Doppo mau menengahi mereka berdua, tiba-tiba aja Mafu yang dateng misahin mereka berdua, "Maa maa maa! Kalian tau ga?"

Mereka berdua jelas bingung, Mafu mau nanya apaan. Jangankan mereka, Mizu pun bingung.

"Tau apaan? Tau bulat?" Tanya Hifumi.

"Itu tahu goblog." Kata Ramuda sambil memukul tengkuk Hifumi. Tapi hebatnya ga pingsan dia.

"Kalian boleh lho, lanjutin berantemnya!" Kata Mafu sambil senyum bahagia gitu. Etdah, itu temen lu bukannya dipisahin malah lu dukung pas berantem.

Ramuda langsung keliatan kea emosi gitu, terus bilang, "Oh baguslah, ayo lanjutin, banci! Keluarin hypnosis mic lu, kita battle!"

"Eeeeeeeits! Siapa yang bilang kalian boleh gelut disini?" Tanya Mafu tanpa melunturkan senyumnya sedikitpun.

"Ha?"

"Kalo mau gelud, ya disana!" Tunjuk Mafu ke jendela jendela pesawat yang entah gimana ceritanya udah bertransformasi jadi pintu dan pintunya kebuka.

"GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHH!!!!"

Flashback : Off

"Huuuh, tadi tuh bener-bener bahaya. Iya kan, Miz?" Senggol Rin ke sikutku.

"Ah iya, pokoknya kalo ampe nyawa kita melayang berabe si masalahnya. Fans kita kan banyak ye kan Rin?"

"Kita? Gua aja kali. Lu mah engga."

Ya fakta si.

Tadi belom cerita ya? Keanya iya deh. Aku, Rin, Miku, Luka, Len, ama Oliver lagi jalan ke rumah. Rin nyeret koper disampingku, Miku ama Luka di belakang. Bawaan mereka ga berat si. Bawaanku sendiri juga ga banyak. Di depan ada Len yang gendong Oliver karena Oliver nya tidur.

Avv (////)

//slap

"Oi Len, kalo ga kuat, biar aku aja yang gendong." Kata Luka dari belakang. Yah, emang lebih masuk akal sih. Maksudku, Len kan kurus, kecil. Kalo Luka kan ga kurus-kurus amat terus gede.

Bentar, kok ambigu.

Len nyahut tuh, "Gak, biar gua aja."

Luka cuma decak aja, mungkin dia kesel ama kekeras kepalaannya Len. Terus Rin tiba-tiba nyeletuk, "Maa, biarin aja. Len kan emang mau modus doang."

"HA?!" Jerit Len sambil berbalik.

"Oi oi oi, Ollie lagi tidur lho. Kecilin suaramu dong." Kataku. Iya lah, mana tega aku ngeliat my cutie boy itu nangis gegara tereakan Len yang ngeganggu mimpi indahnya? No no no, ga sanggup liat.

Maksudku aku ga sanggup liat keimutannya.

//heh

Jadi dari lokasi "pendaratan", yang paling deket tuh rumahnya Miku, terus Luka, terus RinLen yang tetanggaan ama Fukase. Kalian ingetkan, disini ceritanya Fukase tu abangnya Olliver?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReBoot!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang