Suasana sarapan pagi ini cukup tenang. Yang terdengar hanyalah suara dentingan sendok yang beradu dengan piring yang mengisi ruang makan. Walau disana banyak para pelayan yang berbaris rapi menunggu majikannya sarapan mereka tentunya tidak akan ribut atau berbicara. Dan yang terjadi sekarang hanya keheningan. Jungkook yang fokus pada kegiatan makannya sedangkan Jiyeon yang bergerak gelisah dikursinya.
Ada sesuatu yang menggangu pikiran gadis itu sekarang. Mengingat pesan yang ia baca selepas bangun tidur tadi membuatnya diselimuti kecemasan. Sebenarnya gadis itu ingin sekali menceritakan mengenai pesan yang ia baca namun tak jadi karena ia tidak ingin mengganggu kegiatan makan sang kakak. Dan pada akhirnya gadis itu tetap diam dalam kegelisahannya tanpa ingin memberitahu pada Jungkook mengenai pesan yang mengganggu pikiran saat ini.
Sadar jika ia terlalu fokus pada kegiatan makannya Jungkook lalu beralih menatap Jiyeon. Alis Jungkook bertaut ketika menangkap gadis itu yang bergerak gelisah dikursinya. Memilih berhenti sejenak pada kegiatan makan Jungkook lalu menegakkan tubuhnya.
"Kau kenapa, Ji?"
Jiyeon sontak mendongak cepat, seolah terkejut gadis itu lalu menggeleng,"T-tidak. Tidak apa-apa, kak" Jiyeon tersenyum paksa.
Mendengar suara gagap sang adik saat berbicara membuat Jungkook menatapnya tak yakin,"Seirus, Ji? Lalu kenapa kau bergerak gelisah seperti tadi? Apa ada masalah?" Tanya Jungkook penasaran.
Terdiam sembari mengerjap pelan Jiyeon lalu berpikir apa dia harus menceritakan pesan yang ia baca pagi tadi pada Jungkook. Hatinya memang ingin Jiyeon menceritakan perihal pesan itu namun rasa cemasnya lebih mendominasi tekatnya untuk tidak menceritakan hal itu pada Jungkook.
Merasa jika sang adik tak kunjung menjawab pertanyaannya pikiran Jungkook semakin dilanda penasaran. Berpikir jika memang ada sesuatu yang terjadi dengan sang adik Jungkook lantas kembali membuka suara,"Katakan pada ku jika kau sedang ada masalah, Ji" Suara Jungkook membuyarkan pikiran menerawang Jiyeon.
Masih ragu dalam memilih kata Ya atau Tidak akhirnya gadis itu menghelakan napas berat sebelum kemudian mengucapkan kata 'Tidak' sebagai jawaban jika ia tidak ingin menceritakan perihal masalah yang sedang mengganggu pikirannya saat ini. Penolakan Jiyeon barusan membuat Jungkook yakin jika Jiyeon memang sedang mempunyai masalah yang gadis itu tak ingin ceritakan padanya.
Saat bibirnya ingin kembali membuka suara pada Jiyeon tiba-tiba ia merasakan sebuah getaran ponsel di saku celananya. Pun dengan cepat Jungkook merogoh ponselnya lalu menatap pada layar ponsel guna melihat siapa yang menelpon sebelum kemudian mengangkatnya.
"Halo...Apa?...ah ok aku akan segera berangkat."
Jungkook memutuskan panggilan tersebut setelah selesai bicara pada seseorang diponselnya. Begitu selesai, Pria itu kembali menyimpan ponselnya disaku celana lalu mendongak menatap sang adik.
"Aku akan berangkat sekarang, Ji. Apa kau sungguh tidak apa-apa hari ini?" Tanya Jungkook.
Merasa tidak ingin Jungkook khawatir dengan keadaaannya jadi gadis itu lalu tersenyum sambil mengangguk kendati sebenarnya saat ini ia sangat membutuhkan Jungkook.
"Aku tidak apa-apa"
Mendengar Jiyeon mengatakan itu Jungkook lalu tersenyum kemudian beranjak diri dan berjalan mendekati Jiyeon diseberang meja. Dan Jiyeon hanya diam sambil terus melihat pergerakan sang kakak yang ingin mulai berjalan ke arahnya. Hingga sesaat setelah Jungkook sampai disamping Jiyeon Pria itu melipat bibirnya kedalam serta menghelakan napas sebelum membuka suara.
"Aku akan berangkat" Jungkook tersenyum lebar.
Mendengar itu Jiyeon lalu mengganguk sembari tersenyum lembut pada sang kakak. Mendapati respon Jiyeon Pria itu lalu berdecak sebal didalam hati. Sebenarnya Pria itu ingin Jiyeon melakukan sesuatu padanya seperti memberikan ciuman sebelum ia pergi tapi yang ia dapatkan hanya sebuah anggukkan serta senyuman dari sang gadis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon Sibling
FanfictionKetika sebuah fakta bahwa ikatan darah membuat Jungkook dan Jiyeon sangat merasa terbebankan dalam menjalin hubungan mereka. Fakta yang mengatakan jika sebenarnya mereka berdua adalah saudara kandung membuat perasaan cinta mereka tertahan dan memili...