Jealous

1K 112 6
                                    

Jungkook memandang kesal pada paras cantik Jiyeon. Bagaimana tidak, setelah Jaehyun pulang 15 menit yang lalu Jungkook selalu berekspresi kesal pada sang adik. Dan itu membuat Jiyeon merasa heran pada raut wajah Jungkook.

"Kakak kenapa?" Jiyeon mengerutkan kening sambil terus menatap Jungkook yang kini tengah duduk dibibir kasurnya. Pria itu selalu menatap sang adik dengan wajah yang ditekuk.

"Aku kesal Jiyeon-ah bahkan sangat" Jungkook berucap sembari merengut.

Jiyeon semakin mengerutkan kening,"Kesal?"

Jungkook menghelakan napas berat sebelum kemudian mengucapkan sebuah kalimat dengan nada yang terdengar sangat kesal, seolah Jiyeon telah melakukan suatu kesalahan padanya sehingga membuat dirinya merasa kesal,"Kau membuat ku kesal Jiyeon-ah. Kaulah penyebab dari kekesalan ku ini" Mendengar Jungkook yang berkata bahwa dirinya kesal karena Jiyeon membuat Gadis itu semakin dibendung rasa bingung.

"Apa maksud kakak?"

"Kau tega Ji, seharusnya aku yang kau berikan ciuman karena aku yang sebenarnya menjaga dan merawat mu saat deman seperti ini. Tapi kau malah memberikan ciuman mu pada Jaehyun. Pria kim itu bahkan tak pernah merawat mu sedikit pun dibandingkan aku." Wajah Jungkook tertekuk setelah menyelesaikan kalimatnya.

Jiyeon mengerjap. Dan tak butuh waktu lama dirinya memahami apa yang Jungkook katakan tadi padanya. Si Jeon sulung cemburu, Ya itu yang ada dibenaknya. Setelah tau alasan mengapa sang kakak terus-terusan menatapnya kesal Jiyeon lalu menghela napas.

"Kakak cemburu?" Satu pertanyaan yang dilontarkan membuat Jungkook terdiam sembari mengerjap bingung. Ekspresinya berubah. Seperti sedang memikirkan sesuatu tentang apa yang ditanyai Jiyeon padanya.

'Apa aku cemburu?' Ia mengulangi kalimat yang telah adiknya lontarkan didalam hati. Bertanya pada diri sendiri bahwa apakah dirinya tengah merasakan cemburu karena melihat Jaehyun yang mencium Jiyeon beberapa menit yang lalu. Ada sedikit rasa tak percaya saat melihat Jaehyun mengatakan jika ia hanya bercanda setelah selesai mencium bibir adiknya. Dan dirinya juga bingung sekali mengapa dirinya begitu merasa tak suka jika melihat adegan itu.

"Kakak?" Suara Jiyeon sukses membuat lamunannya buyar. Menatap sang adik ragu kemudian mulai berucap,"Tentu saja." Jawabnya santai.

"Apa?" Dalam diam. Jiyeon sekarang tengah mengulum senyumnya tanpa sepengetahuan Jungkook. Tau jika sekarang sang kakak cemburu membuat hati Jiyeon merasa menggelitik untuk ingin tertawa.

Jungkook menghelakan napas berat untuk yang kesekian kalinya sebelum kembali membuka suara, mengucapkan sebuah kalimat yang membuat tawa Jiyeon menggema seisi kamar,"Aku bilang aku cemburu. Puas?!—dan tentunya kau tidak tau bahwa alasan ku cemburu karena aku mencintai mu" Tidak. Jungkook tidak mengucapkan kalimat tersebut kepada Jiyeon. Hanya terpikir dibenaknya saja. Ini bukan waktu yang tepat baginya untuk mengucapkan kalimat 'aku mencintai mu' pada Jiyeon. Tentu saja.

"Kenapa?" Tanya Jungkook keheranan.

"Sial. Kau membuat ku ingin kencing ditampat." Balas Jiyeon sembari terus tertawa dengan sebelah tangan yang menepuk-nepuk bantal dan satunya lagi memegang perut.

Kenapa dia tertawa?

Jungkook merotasikan bola mata malas kala mendapati tertawaan Jiyeon setelah ia mengatakan bahwa ia cemburu. Memangnya perkataanya tadi lucu? Sama sekali tidak. Pun tanpa menghiraukan tertawaan Jiyeon, Jungkook hanya mengalihkan atensinya menatap pemandangan luar jendela.

Selang beberapa menit setelah tawa Jiyeon mereda gadis itu lalu berdehem pelan masih dengan senyum tipis dibibir," Oh mau minta cium juga?." Perkataannya sukses membuat Jungkook menoleh menatapnya tak percaya. Melihat raut terkejut sang kakak Jiyeon kembali tertawa namun kali ini lebih ringan dibanding yang tadi.

Jeon SiblingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang