Jungkook menarik kasar Jiyeon memasuki rumah mewah mereka. Menyeret tanpa memperdulikan rengekan sang adik yang minta dilepaskan dari cengkraman tangan Jungkook dipergelangan tangannya.
Para pelayan yang menyaksikan adegan tarik-menarik antara kakak beradik itu pun menatap heran. Dan Jiyeon yang merasa ditatap seperti itu oleh para pelayan lalu menunduk malu sedangkan Jungkook tidak perduli mengenai para pelayan yang menatap keduanya heran. Ia malah semakin mempercepat langkahnya menyeret sang adik agar tetap ikut bersama dengannya menuju kamar.
Pun setelah Jungkook berhasil membawa Jiyeon masuk ke dalam kamar. Jungkook lalu menutup pintu tak lupa dengan menguncinya. Melihat sang kakak yang dengan tiba-tiba mengunci pintu membuat Jiyeon dilanda kebingungan.
"Kakak, kenapa pintunya dikunci?" Tanya Jiyeon keheranan.
Jungkook tidak mengubris pertanyaan Jiyeon. Setelah mengunci pintu Jungkook lalu berbalik menghadap Jiyeon. Manik elang Jungkook menajam menatap sang adik. Pun Jiyeon yang melihat tatapan tajam itu lalu terkejut. Dan ketakutan mulai menghampiri dirinya,"Apa yang ingin kakak lakukan?." Jiyeon bertanya. Suaranya bergetar karena takut.
Melihat sang kakak yang sedang menatap dirinya tajam bukanlah pemandangan yang menakjubkan. Itu malah mengerikan bagi Jiyeon. Tentu saja. Siapa yang berani bilang jika ketika seseorang memandang mu tajam dengan emosi yang membludak adalah pemandangan indah?
Gila saja!
"Kau tidak tau betapa aku mengkhawatirkan mu, Ji" Jungkook melangkah mendekati sang adik yang terlihat ketakutan.
"A-aku bosan, kak. Jadi aku pergi untuk jalan-jalan keluar bersama Jaehyun." Netra Jiyeon tetap mengawasi pergerakan sang kakak. Takut kalau-kalau Jungkook akan melakukan hal yang macam-macam padanya.
Meneguk saliva kasar Jiyeon berusaha bersikap tenang dengan mengidikan bahunya sekali,"Lagi pula aku'kan hanya jalan-jalan saja" Lanjut Jiyeon menjelaskan.
Pun Jungkook seketika tertawa hambar sehingga membuat Jiyeon lalu menatapnya dengan heran.
"Sudah ku bilang'kan pagi tadi. 'Jangan kemana-mana, tetap dirumah hingga aku pulang' Tapi sepertinya kau telah melanggarnya, Ji"
Alis Jiyeon bertaut,"Lalu? Kenapa aku tidak boleh keluar barang sebentar pun? Aku bosan sendiri dirumah, kak" Jiyeon berucap kesal sembari menghentakkan sebelah kakinya.
"Kau tidak sendiri, Ji. Bukankah ada para pelayan dirumah" Jungkook menaikkan sebelah alis,"Kau pikir mereka bukan manusia?" Perkataan Jungkook berhasil membuat Jiyeon menatap tak percaya.
Jiyeon mendecak kesal karena tidak boleh keluar dari rumah hari ini—atau mungkin sampai besok—Padahal mengingat saat jalan-jalan keluar bersama Jaehyun tadi sangatlah menyenangkan. Dan tentunya rasa bosan karena terus tinggal didalam kamar hilang seketika. Namun semuanya hancur total karena sang kakak yang tiba-tiba muncul menemui Jaehyun dan Jiyeon ditengah perjalanan mereka. Tiada angin tiada hujan Jiyeon langsung ditarik paksa tanpa aba-aba. Meninggalkan Jaehyun yang hanya bisa menatap keheranan dan kesal karena ditinggal pergi begitu saja.
"Aku tidak tertarik dengan lelucon mu, kak" Jiyeon menatap kesal sang kakak. Berbalik ia lalu melangkah menuju kasur dan duduk disana.
"Aku tidak bercanda, Ji. Yang aku katakan tadi benar" Elak Jungkook. Raut wajah Jungkook yang tadi penuh emosi sekarang telah hilang tergantikan dengan raut tenang.
Jiyeon menggidikan bahu,"Aku tidak peduli. Aku butuh refreesing seperti jalan-jalan keluar bukannya malah duduk mati kutu didalam kamar seperti ini." Jiyeon menghelakan napas,"Memangnya apa yang ku lakukan didalam kamar yang membosankan ini" Seusai berkata Jiyeon merengut menatap sang kakak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon Sibling
FanfictionKetika sebuah fakta bahwa ikatan darah membuat Jungkook dan Jiyeon sangat merasa terbebankan dalam menjalin hubungan mereka. Fakta yang mengatakan jika sebenarnya mereka berdua adalah saudara kandung membuat perasaan cinta mereka tertahan dan memili...