Di dalam hati Jiyeon tak henti-hentinya mengucapkan sebuah sumpah serapah untuk Sang kakak ketika otaknya kembali mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.
Jiyeon meringis menahan sakit sambil berjalan tertatih-tatih. Melangkah dengan pelan berharap agar rasa sakit itu akan mereda. Namun kenyataannya rasa sakit itu semakin bertambah setiap kali ia melangkah kendati ia sudah memelankan langkahnya.
Menghentikan langkah lantas Jiyeon kembali meringis manakala rasa sakit itu kembali datang walau hanya sebentar. Menghelakan napas kasar, kemudian berucap dengan nada kesal,"Ini semua karena kakak!"
"Jiyeon?"
Jiyeon seketika terkesiap ketika rungunya mendengar jika ada seseorang yang menyebut namanya. Menolehkan kepala ke samping, Netra Jiyeon mendapati sosok Jaehyun tengah berdiri tak jauh dari tempatnya berada sekarang.
Di sana Jaehyun terlihat menampakkan senyum sebelum kemudian melangkah menuju Jiyeon. Sedangkan Jiyeon hanya terdiam menatap Jaehyun yang berjalan mendekat ke arahnya.
"Hai, Ji. Hari ini aku ingin mengajak mu jalan-jalan, Apa kau mau?" Senyum tetap menghiasi wajahnya setelah Pria itu selesai berucap.
Kedua alis Jiyeon terangkat ke atas,"Huh? Jalan-jalan?"
Mendapati anggukan pasti Jaehyun, seketika membuat rasa senang meletup-letup di dalam dirinya. Menatap Jaehyun dengan mata berbinar-binar karena tak tahan akan rasa senang gadis itu refleks meloncat kegirangan. Hingga tiba-tiba suara teriakan girang itu tergantikan dengan pekikkan yang tertahankan.
Gadis itu menghentikan kegiatan loncatnya. Tangannya yang mengacung bebas di udara kini teralih memegang lututnya. Sesekali meringis ketika denyut rasa sakit menghampiri. Jaehyun yang awalnya tersenyum kini menatap Jiyeon kebingungan.
"Kau kenapa, Ji?" Tak bisa dipungkiri bahwa kini Jaehyun merasa khawatir ketika melihat Jiyeon yang tiba-tiba meringis.
Jiyeon menggeleng pelan,"A-aku tidak apa-apa" Senyum terbit diwajahnya setelah gadis itu mengakhiri kalimatnya.
Mendengar perkataan Jiyeon kening Jaehyun semakin berkerut. Merasa kurang yakin dengan jawaban yang gadis itu lontarkan barusan.
"Apanya yang tidak apa-apa. Kau terlihat meringis tadi. Dimana yang sakit?" Tanya Jaehyun.
Pria itu sedikit membungkuk guna ingin mengetahui apakah ada luka yang membuat Jiyeon sampai meringis karena merasakan sakit.
Terkesiap Jiyeon lalu sedikit menjauhkan diri,"T-tidak ada apa-apa, Jae. Aku..." Terdiam sejenak guna meneguk saliva sebelum kemudian melanjutkan,"Kaki ku tadi tidak sengaja menabrak meja"
Menegakkan tubuh kembali, Pria itu seketika terkejut,"Memangnya apa yang kau lakukan sampai menabrak meja?"
"Itu karena aku berlari menghindar dari hukuman yang ingin Kakak ku berikan pada ku" Tidak. Jiyeon jelas tidak mengatakannya kepada Jaehyun. Gadis itu tidak ingin dibuat kesal lagi hanya karena Jaehyun bertanya mengenai apa itu hukuman yang ia katakan.
Masih terdiam tanpa niat ingin menjawab hingga didetik selanjutnya suara Jaehyun mengintrupsi. Jiyeon mengerjap guna mengembalikan kesadaran dan menetralkan pandangannya menatap Jaehyun.
"Kau melamun?"
"H-ha? Ah itu t-tadi karena aku tidak sengaja bertemu dengan tikus dikamar ku," Sejenak meneguk saliva dengan susah payah lalu lantas kembali menanjutkan,"Lalu kaki ku tidak sengaja menabrak kaki meja ketika ingin berlari keluar kamar" Mengerjap kikuk sembari tersenyum paksa menatap Jaehyun.
Merotasi bola mata jengah, Jaehyun kembali mengalihkan atensinya menatap Jiyeon,"Kau benar-benar ceroboh, Ji. Apa rasa sakitnya masih ada?"
Gadis itu lekas mengangguk lucu tanpa mengeluarkan suara sebagai respon.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon Sibling
Fiksi PenggemarKetika sebuah fakta bahwa ikatan darah membuat Jungkook dan Jiyeon sangat merasa terbebankan dalam menjalin hubungan mereka. Fakta yang mengatakan jika sebenarnya mereka berdua adalah saudara kandung membuat perasaan cinta mereka tertahan dan memili...