Sadness

1.4K 133 8
                                    

Ajakan Jungkook mengenai makan malam bersama disebuah restoran berbintang tentunya membuat Jiyeon sangat merasa bahagia. Apalagi mengingat disana kualitas makanannya sangat bagus dan juga sangat enak sehingga membangkitkan selera ketika melihatnya.

Dan disini Jiyeon tengah berdiri didepan cermin besar. Tersenyum manis saat netranya melihat pantulan dirinya sendiri dicermin. Dress selutut bermotif bunga dengan tali pita berwarna ungu melingkar dipinggang rampingnya dengan tema musim semi sangat cantik dikenakan bersamanya.

Setelah dirasa dirinya telah siap pun Jiyeon segera berbalik menyambar sebuah tas kecil sambil menggantungnya disisi kiri tubuh lalu melangkah keluar dengan perasaan senang.

_Jeon Sibling_

Suara musik menggema dengan alun diseluruh penjuru ruangan. Restoran berbintang tempat dimana Jungkook dan Jiyeon sekarang berada. Keduanya duduk berhadapan disebuah meja yang berada dipojok dekat dinding kaca Restoran.

Netra Jiyeon berbinar tatkala memandang desain ruangan yang benar-benar cantik. Senyum manisnya tak pernah luntur semenjak mereka dalam perjalanan menuju kesini hingga sekarang.

Indah sekali!

"Apa kau menyukainya?"

Sebuah suara membuat Jiyeon berhenti memandang keseluruh sudut ruangan dan menoleh menatap Jungkook diseberang meja.

Gadis itu lalu mengangguk sembari tersenyum sebagai jawaban atas pertanyaan Jungkook.

Makanan telah diletakkan dengan sangat rapi oleh pelayan diatas meja semenit yang lalu. Jiyeon beralih menatap berbagai jenis makanan dihadapannya dengan netra yang berbinar tanpa memudarkan senyum sedetik pun. Mulai dari bulgogi, haejangguk, steak, pizza, tteokbokkie, jus strawberry miliknya juga cokelat hangat milik Jungkook.

Tangannya terangkat mengambil garpu disamping piring, kemudian menusukkan steak dan memasukkannya kedalam mulut. Mata Jiyeon ia perbesarkan menatap Jungkook ketika lidahnya merasakan lezatnya rasa steak yang manari-nari didalam mulut.

"Ah ini enak sekali." Ujarnya yang kemudian menyuapkan steak lagi kedalam mulut. Mengunyah sembari memejam mata sejenak-menikmati akan rasa steak yang sangat lezat.

Dalam diam si Jeon sulung tersenyum menatap sang adik yang tengah menikmati makanan didepannya. Merasa sangat senang juga karena bisa mengajak Jiyeon untuk makan malam bersama disebuah Restoran berbintang. Jika diketahui bahwa sebenarnya makan direstoran termewah seperti ini pastilah sangat mahal, Tapi tenang saja, beruntung Jungkook adalah orang terkaya yang tak akan pernah habis kekayaannya hingga tujuh turunan merupakan hal yang biasa baginya jika membayar mahal makanan disini. Karena semenjak kedua orang tua meraka meninggal semua harta dan perusahaan diserahkan pada Jungkook.

Soal sekolah dan biaya hidup sang adik Jungkooklah yang mempertanggung jawabkannya ketika kedua orang tua mereka telah tiada. Semua orang pun tahu bahwa kepergian Ny. Jeon dan Tn. Jeon karena sebuah kecelakaan bukanlah hal yang diinginkan oleh Jungkook maupun Jiyeon. Keduanya pun sama-sama merasakan duka dan kesedihan luar biasa karena merasa telah ditinggalkan. Tentu saja.

Dan dari situ dulu Jungkook pernah berjanji akan selalu menjaga dan melindungi sang adik dengan penuh kasih sayang. Dan ya Jungkook masih memegang erat janjinya dulu hingga sekarang. Namun semuanya berubah ketika sebuah perasaan yang tak seharusnya ia berikan kepada Jiyeon. Kasih sayang yang dulu ia berikan pada Jiyeon sebagai seorang adik namun kini berubah menjadi sebuah perasaan cinta kepada sang adik. Ia mencintai sang adik bukan sebagai seorang adik melainkan sebagai seorang wanita. Dan itu membuat Jungkook berusaha menepis dan menghilangkannya namun tak bisa. Beruntung dirinya masih bisa menutupi perasaan itu walau kendati suatu saat ia akan keceplosan mengungkapkan perasaannya kepada sang adik.

Jiyeon tersenyum menatap Jungkook sambil terus mengunyah makanan dalam mulut.

"Aku mencintai mu" Suara Jungkook terdengar seperti setengah berbisik. Netranya menatap fokus sang adik didepan sana.

Walau suara Jungkook terdengar samar-samar dirungu Jiyeon. Gadis itu lalu berhenti berhenti mengunyah. Keningnya bertaut tatkala tak bisa dengan jelas menangkap apa yang sang kakak katakan padanya,"Kakak bilang apa?."

Suara musik serta suara bising orang-orang yang tengah berkunjung direstoran membuatnya tidak bisa mendengar dengan jelas yang Jungkook katakan tadi.

Jungkook hanya bisa berkata didalam hati saat mengucapkan kalimat'aku mencintai mu...Jeon Jiyeon' tetap dengan pandangan lurus menatap Jiyeon.

Melihat pandangan aneh itu Jiyeon mengerutkan kening. Berniat bertanya sekali lagi karena pertanyaan yang pertama tadi Sang kakak tidak merespon.

"Kakak kau tidak apa-apa?" Ucapnya dengan nada yang terdengar khawatir.

Suara Jiyeon membuat Jungkook tersadar. Mengerjap lalu netranya langsung menangkap seraut wajah khawatir Jiyeon diseberang meja sana tengah menatapnya.

"Ah aku tidak apa-apa" Jawab Jungkook seadanya.

"Sungguh?"

Jungkook lalu tersenyum sembari mengangguk menatap sang adik guna meyakinkan jika ia baik-baik saja.

"Haaah aku pikir kau kenapa-napa. Kau membuat ku khawatir saja" Jiyeon bernapas lega lalu menatap sebal sang kakak.

"Kau mengkhawatirkan ku?" Jungkook bertanya tak percaya.

"Tentu saja" Jiyeon menjawab singkat dengan nada yang terdengar kesal.

Jungkook lalu meraih segelas jus cokelat dan meminumnya sembari netranya tetap menatap Jiyeon.

"Sudah lama sekali aku tidak datang kesini" Jiyeon bersuara.

Sedangkan Jungkook tak menjawab ataupun berbicara setelah mendengar Jiyeon selesai berucap. Memilih memakan makanan yang lezat didepannya.

"Aku sangat rindu sekali"

Jungkook mendongak menatap Jiyeon yang sedang menatap makanan didepannya dengan tatapan yang tersirat kesedihan. Seakan tersadar Jungkook tahu apa yang Jiyeon katakan barusan. Menghentikan kegiatan makannya sejenak Jungkook lantas berdehem sehingga membuat jiyeon mendongak menatap sang kakak dengan mata yang berkaca-kaca.

Jungkook sedikit terkejut saat melihat sang adik yang ingin menangis. Melihat itu Jungkook rasa acara makan bersama mereka malam ini sedikit tidak begitu menyenangkan. Karena disana orang yang ia cintai tengah menahan tangis agar tidak pecah ketika mengucapkan kalimat yang membuat Hatinya ikut merasakan sedih juga luka,"Aku merindukan Ibu dan ayah." Tepat setelah menyelesaikan kalimat itu sebulir liqiud jatuh bebas melalui pelupuk mata. Mengalir pelan dipipi mulus Jiyeon.

 Mengalir pelan dipipi mulus Jiyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

120619...Kookie_A97 10.20AM

Jeon SiblingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang