iii

1.7K 214 31
                                        

___|||___

2 tahun kemudian ...

Jeon Jungkook tengah membereskan barang-barangnya untuk segera pulang ke rumah. Pria itu bangkit, meraih kunci mobil lalu segera keluar dari gedung perusahaannya.

Omong-omong, ini sudah dua tahun dan jika kalian bertanya bagaimana kabarnya dan juga keluarganya, maka jawabannya tetap sama. Jungkook dan keluarga nya baik-baik saja, kecuali Ahn Aerin. Istrinya itu sampai sekarang masih dinyatakan koma.

Aneh memang. Padahal detak jantung Aerin masih ada, kondisinya juga sudah lumayan membaik, tapi entah kenapa kedua kelopak wanita itu masih enggan untuk terbuka. Maka dari itu dokter tetap mempertahankan alat-alat medis di tubuh Aerin.

Pada awalnya, sulit bagi Jungkook untuk menerima kenyataan ini. Apalagi anak-anaknya. Tapi perlahan-lahan pria itu mulai terbiasa. Ia terbiasa tidur sendiri, terbiasa tanpa kehadiran sang istri di rumah, begitupun juga dengan anak-anaknya.

Usai memarkirkan mobilnya ke garasi, Jungkook turun. Melangkah memasukki kediamannya dan langsung disambut oleh kedua anaknya.

"Ayah!" keduanya berseru senang saat melihat sang ayah berjalan masuk.

Jungkook merentangkan tangannya, tertawa ketika kedua malaikat kecilnya langsung menubrukkan diri pada nya. "Bagaimana kalian, hm? Apa kalian nakal?"

"Tentu saja tidak! Kami menjadi anak baik selama Ayah pergi bekerja!" si sulung, Jeon Haejin, menyahut. Dibalas anggukkan setuju dari sang adik, Jeon Heejin.

"Bagus kalau begitu. Kalian berdua memang anak-anak Ayah yang pintar."

"Tapi, Ayah," Heejin tiba-tiba bersuara. Kepala bocah kecil itu menunduk, jari-jarinya ia mainkanㅡseperti tengah terlihat ragu. "Aku dan Kakak merasa bosan. Kami selalu bermain berdua setiap hari."

"Itu benar, Ayah. Kami bosan."

"Lalu kalian ingin apa?"

Keduanya bertatapan sebentar sebelum menjawab dengan serempak. "Kami ingin memiliki teman bermain! Seperti Ibu yang selalu menemani kami bermain."

Oh, padahal kenyataannya pengasuh yang menemani mereka bermain. Dan pengasuh kedua anaknya sudah tidak lagi bekerja disini karena sudah terlalu tua.

Permintaan itu membuat Jungkook termenung sejenak.

Pria itu ternyata tidak tahu kalau kedua anaknya ini bosan. Ia pikir kedua anaknya baik-baik saja tanpa ibu mereka, tapi ternyata ia salah.

Tangan Jungkook terangkat, mengusap lembut surai Haejin dan Heejin secara bergantian sebelum mendaratkan satu kecupan sayang di dahi keduanya. "Baiklah. Ayah akan mencarikan pengasuh baru untuk kalianㅡ"

"Tidak perlu, Jungkook. Biar Ibu saja yang mencarikan."

Entah darimana, sang ibu tiba-tiba menyahut. Jungkook menolehkan kepalanya untuk menatap sang ibu, "Benarkah?"

"Ya, kau tidak perlu khawatir." Jeon Moyeon mengibas-ibaskan tangannya, "Sekarang pergilah. Kau harus menemani kedua anakmu itu tidur."

"Terimakasih, Ibu." Pria itu bangkit berdiri sambil menuntun kedua anaknya. "Ayo, ucapkan selamat malam pada nenek."

Senyum Moyeon mengembang ketika cucu-cucunya itu mengucapkan selamat malam padanya. Wanita paruh baya yang masih terlihat modis itu berjongkok untuk mencium pucuk kepala Haejin dan Heejin.

"Selamat malam juga, sayang-sayangnya nenek. Tidur yang nyenyak, ya?"

"Iya, Nek."

ㅡ|||ㅡ

Forbidden Desire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang