___|||___
Choi Yeonjun itu adalah pemuda yang kelewat baik hati kalau menurut Eunbi. Selain itu dia juga bertanggungjawab dan berani mengambil keputusan yang menurutnya tepat.
Ada satu hal juga yang menyamakan Yeonjun dengan Jungkook. Keduanya sama-sama tidak suka dibantah. Jika sudah mengambil keputusan yang sekiranya tepat pasti tidak akan bisa di ganggu gugat.
Seperti tadi, misalnya.
Eunbi sudah bilang pada si pemuda Choi berkali-kali kalau dia bisa mengurus anaknya seorang diri tanpa sosok seorang ayah tapi Yeonjun dengan cepat membantahnya. Dia bilang Eunbi tidak bisa egois dengan menjadi sosok ibu sekaligus ayah bagi anaknya kelak.
Sesaat Eunbi terdiam membisu memikirkan perkataannya dan hal itu memang benar adanya. Bagaimana jika suatu hari nanti anaknya ini akan bertanya dimana sosok ayahnya? Bagaimana rupanya? Kenapa dia tidak tinggal bersama Eunbi dan anaknya?
Melihat keterdiaman Eunbi membuat Yeonjun menyunggingkan senyum remeh. Setelah mengantar wanita itu ke kamar untuk istirahat Yeonjun segera pergi ke ruang tengah dimana terdapat Sungyoon yang sedang menonton televisi.
"Kak," interupsi si pemuda Choi.
Sungyoon kontan menoleh dengan alis terangkat satu. Pria yang juga bermarga Choi itu langsung mematikan televisi sebelum menyuruh Yeonjun untuk duduk disampingnya. "Ada apa? Kelihatannya serius sekali."
Dalam satu tarikkan napas Yeonjun kemudian berucap pasti. "Tolong, nikahi Kak Eunbi. Jangan biarkan anaknya lahir tanpa sosok seorang ayah."
Sungyoon membelalak tak percaya dengan apa yang dikatan oleh adik sepupunya itu. Dia tertawa mengejek yang membuat Yeonjun menatapnya bingung.
"Kenapa tidak kau saja yang menikahinya? Aku tidak bodoh untuk tidak menyadari kalau adik sepupuku ini menyukai wanita Hwang itu." balas Sungyoon dengan seringaiannya. Ia buru-buru melanjutkan ketika melihat sang adik sepupu hendak membuka mulut. "Lagipula, aku cukup kecewa padamu karena lupa kalau aku mempunyai tunangan yang sebentar lagi akan kunikahi."
Kali ini giliran Yeonjun yang membelalak kaget.
Demi apapun ia sama sekali tidak ingat kalau kakak sepupunya ini sudah bertunangan setahun yang lalu dan akan melangsungkan pernikahan akhir tahun nanti.
Betapa bodohnya ia. Lama tak bertemu dengan Sungyoon membuatnya sampai melupakan fakta yang satu itu.
"M-maafkan aku, Kak," sesal Yeonjun sembari meringis tak enak.
Sungyoon menggeleng maklum. Ia menatap serius Yeonjun. "Dengar, Yeonjun, kalau kau memang mencintai Eunbi kenapa tidak kau saja yang menawarkan diri untuk bertanggungjawab? Aku tahu walaupun umurmu masih terbilang muda tapi sikapmu sangat dewasa, maka dari itu aku yakin pasti kau akan menjadi ayah angkat dan suami yang baik untuk Eunbi serta anaknya."
Sungguh Sungyoon tidak mengerti kenapa lelaki di depannya ini malah menundukkan kepalanya sambil menggeleng lesu. Ini terlihat bukan seperti Yeonjun yang dia kenal.
"Tidak bisa, Kak. Aku takut kalau Kak Eunbi menolak karena menganggapku masih bocah. Lagipula dia pasti hanya menganggapku sebagai adiknya saja."
Sorot mata Yeonjun menyiratkan keraguan yang tampak jelas. Dia amat sangat tidak percaya diri sampai meragukan dirinya sendiri.
"Choi Yeonjun, lihat kakakmu ini." ragu-ragu Yeonjun mendongak menatap Sungyoon. "Darimana kau tahu kalau dia akan menolak, hm? Kau pikir kau cenayang? Dan lagi, apa salahnya mencoba? Kau pasti hanya ingin yang terbaik untuk Eunbi 'kan?"
Ia mengangguk.
"Kalau begitu cobalah bicara padanya! Jangan menjadi pengecut sebab adik sepupuku Choi Yeonjun bukanlah seorang pengecut, paham?"
Mendapat pencerahan sekaligus semangat dari sang kakak tanpa sadar membuat kedua tangan Yeonjun terkepal. Jadi sedari tadi dia salah mengira kalau Sungyoon ini jatuh cinta pada Eunbi padahal tidak. Dan kalau begitu jadinya dia akan menuruti apa kata kakaknya.
Yeonjun akan berusaha untuk bicara pada Eunbi sebab saingannya kini hanya satu; Jeon Jungkook.
ㅡ|||ㅡ
Jungkook tak berhenti tersenyum sejak keluar dari kamar Aerin. Berdasarkan dari informasi yang ia dapat dari Aerin, katanya Eunbi kini tinggal dirumah salah satu orang yang pernah Aerin bayar untuk membawa Eunbi kabur.
Aerin mengetahuinya karena saat itu dia penasaran kemana Eunbi dibawa pergi. Tak hanya itu saja Aerin bahkan memberikan alamat rumah orang tersebut pada Jungkook. Sebab itulah pria Jeon itu tak berhenti tersenyum.
Dia ingin cepat-cepat pergi ke tempat itu untuk membawa Eunbi pulang. Jungkook bertekad untuk minta maaf pada Eunbi dan memperbaiki semuanya.
Drrt! Drrt!
Si Jeon buyar ketika ponsel yang ia letakkan diatas meja bergetar menandakan ada panggilan masuk.
"Halo?" katanya seusai menggeser tombol hijau.
"Tuan Jeon, saya baru saja mendapat kabar dari Tuan Taeshik kalau perusahaan Anda yang di Eropa sedang dalam masalah dan Anda diminta segera kesana untuk mengurus permasalahan itu."
Perkataan sekretarisnya sontak saja melunturkan senyum serta perasaan bahagianya saat ini.
Jungkook tanpa sadar meremas ponselnya. Dia ingin menolak dan acuh tapi sayangnya tidak bisa karena salah satu perusahaannya sedang dalam masalah. Jungkook tak bisa lepas dari tanggungjawabnya begitu saja.
Maka dengan berat hati Jungkook mengiyakan apa kata sekretarisnya. Si Jeon itu kemudian masuk ke kamar untuk mem-packing barang-barangnya karena hari ini juga dia akan segera berangkat ke Eropa.
Dengan berat hati menjalankan mobilnya menuju bandara. Gagal sudah rencananya untuk meminta maaf dan memperbaiki semuanya dengan Eunbi. Ia harus menerima kenyataan kalau ia akan berpisah dengan wanita itu dalam waktu yang akan lama karena Jungkook tahu urusannya tidak akan cepat selesai begitu saja.
Tapi Jungkook berdoa semoga Tuhan masih memberinya kesempatan sekali lagi nanti nya.
Ya, semoga saja.
___|||___
halo! aku update nih hehehehe :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Desire ✔
Fanfiction[Tamat] ft. sinkook Ditengah-tengah penantiannya menunggu sang istri yang tidak kunjung sadar dari komanya, Jeon Jungkook bertemu dengan Hwang Eunbi. Gadis cantik yang bekerja sebagai pengasuh anaknya itu diam-diam menarik perhatian Jungkook. Lalu...