warning! chapt ini semi mature.
___|||___
Tidak tahu kenapa Eunbi merasa sangat takut ketika melihat sosok Jungkook di depannya.
Bukan hanya takut karena lelaki itu tiba-tiba melihatnya, tapi juga karena dia langsung menarik Eunbi lalu membawanya ke sebuah apartment. Eunbi tidak tahu saja kalau ternyata Jungkook memiliki apartment yang jaraknya tidak begitu jauh dari taman tadi.
Brak!
Rasa takutnya kian membara saat dengan brutalnya Jungkook menutup pintu apart usai membawa Eunbi masuk. Dalam hati Eunbi tak berhenti merapal doa sambil menyebut nama Yeonjun berkali-kali.
Entah kenapa gadis Hwang itu memiliki firasat buruk tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan benar saja, secara tiba-tiba si lelaki Jeon membuka kaos yang menutupi bagian atas tubuhnya; mempertontonkan dada bidang serta perut kotak-kotak yang tampak keras dan menggoda.
Awalnya hal itu sempat membuat Eunbi terpana sesaat, tapi tidak lagi ketika Jungkook mulai mengambil langkah untuk mendekatinya. Ia dapat merasakan alarm bahaya berbunyi.
"T-Tuan, apa yang a-akan kau lakukan?" suara gadis itu tercekat. Ia bahkan nyaris kehilangan napasnya ketika dengan cepat Jungkook meraihnya dalam satu sentakan.
Kedua tangan Jungkook bertumpu pada tembok dibelakang kepalanya seolah mengurung Eunbi supaya tidak kabur. Mata tajamnya juga turut mengunci tatapan sang gadis agar terus menatapnya.
"Aku merindukanmu, Eunbi. Kemana saja kau selama ini, hah? Dan siapa pemuda yang bersamamu tadi?"
Oh, sungguh. Apakah lelaki di depannya ini berniat membuatnya mati karena menahan napas? Dan lagi, kenapa wajahnya terlampau dekat dengannya? Kalau begini 'kan saat ia bicara napasnya akan langsung mengenai wajah Eunbi.
"Maaf, tapi itu semua sama sekali bukan urusanmu, Tuan Jungkook."
Biarlah ia dicap tidak sopan. Lagipula Jungkook siapa? Bukankah Eunbi sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya? Otomatis keduanya saat ini adalah orang asing yang kebetulan saling mengenal, bukan?
"Tentu saja itu urusanku!" geram Jungkook tanpa sadar. Tangannya yang berada disamping kepala Eunbi mengepal. "Jelaskan padaku sekarang juga, Hwang."
"Untuk apa? Bukankah sudah kubilang itu semua tidak termasuk dalam urusanmu? Lagipula itu tidak penting, kau masih punya banyak urusan yang jauh lebih penting ketimbang merecoki hidupku, 'kan?"
Cukup sudah.
Jungkook geram.
Maka di detik selanjutnya Jungkook kembali menarik Eunbi dalam satu sentakan, menggendong gadis itu ke kamarnya sampai sang empu menjerit tertahan. Dia mulai meronta-ronta untuk dilepaskan.
"A-apa yang akan kau lakukan?!" teriak Eunbi, takut.
Lelaki Jeon itu tak langsung menjawab. Ia merangkak pelan untuk menindih Eunbi, memandangi wajah cantik itu sambil sesekali membelai pipi gembilnya.
Tapi tak lama Jungkook membuka mulut untuk bicara. Tubuhnya ia turunkan sedikit supaya bisa meraih telinga Eunbi, bibir tipisnya kini sejajar dengan telinga si gadis.
"Cukup diam dan nikmati saja. Ini hukumanmu karena sudah membuatku khawatir serta menguji kesabaranku, Eunbi,"
Kemudian suara teriakkan yang begitu pilu terdengar memenuhi kamar apartment itu.
ㅡ|||ㅡ
Yeonjun mengusap kasar wajah tampannya sambil mengumpat berkali-kali. Pemuda Choi itu panik bukan main saat ia tak mendapati sosok Eunbi begitu ia kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Desire ✔
Fanfiction[Tamat] ft. sinkook Ditengah-tengah penantiannya menunggu sang istri yang tidak kunjung sadar dari komanya, Jeon Jungkook bertemu dengan Hwang Eunbi. Gadis cantik yang bekerja sebagai pengasuh anaknya itu diam-diam menarik perhatian Jungkook. Lalu...