iv

1.5K 210 18
                                    

___|||___

Sudah tiga bulan Eunbi bekerja di rumah keluarga Jeon sebagai pengasuh Haejin dan Heejin. Terkadang gadis itu juga ikut membantu memasak di dapur bersama pelayan lain. Eunbi bahkan mendapat seorang teman, membuatnya merasa betah dan nyaman bekerja disini.

Tak hanya itu, Jungkook juga memperlakukannya dengan baik, atau mungkin bisa dikatakan kelewat baik? Entahlah.

Eunbi hanya merasa kalau tuannya itu terlalu baik. Jungkook suka sekali membelikan Eunbi pakaian baru, makanan yang Eunbi suka, dan bahkan barang-barang yang Eunbi inginkanpun langsung dibelikannya.

Awalnya Eunbi sempat merasa tak nyaman karena diperlakukan begitu. Menurutnya itu terlalu mewah dan berlebihan. Apalagi waktu itu Jungkook pernah ingin memberinya black card, tapi Eunbi buru-buru menolak.

Hei, dia hanya bekerja sebagai pengasuh untuk membiayai hidupnya sendiri. Bukan untuk memeras uang tuannya.

Sementara si pelaku, Jeon Jungkook, juga terkadang merasa aneh dengan dirinya sendiri.

Selama ia mempekerjakan pelayan ataupun pengasuh, ia tidak pernah memperlakukan mereka begitu spesial seperti Eunbi. Jungkook tidak pernah membelikan para pelayan atau pengasuh anaknya sesuatu sesering ia membelikan Eunbi sesuatu.

Entahlah. Tapi sebenarnya Jungkook hanya ingin Eunbi senang. Pria itu ingin melihat senyum bahagia Eunbi ketika dia membelikannya sesuatu karena Jungkook pikir Eunbi akan bahagia dengan itu, tapi ternyata tidak.

Dia bukan Aerin yang akan senang jika Jungkook manjakan, Jungkook belikan sesuatu, bukan. Hwang Eunbi adalah gadis polos yang sederhana. Dia tidak suka sesuatu yang berlebihan dan mewah.

Hal itu sialnya membuat Jungkook menyukai sosoknya. Perbedaaan yang ada dalam diri Eunbi membuat Jungkook menyukainya. Membuat pria itu seakan lupa dengan Aerin yang masih terbaring lemah dirumah sakit.

Setiap hari Jungkook selalu memikirkan cara untuk mendekati Eunbi tanpa membuat gadis itu risih dengannya. Tidak tahu kenapa, Jungkook akan merasa aneh kalau sehari saja tidak melihat sosok Eunbi.

Jungkook tidak bodoh. Dia tahu betul kalau perasaannya ini salah. Tidak seharusnya dia menyukai oranglain disaat dirinya sendiri masih beristri. Apalagi Jungkook juga sudah punya dua anak.

Tapi, selama Aerin masih belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar, Jungkook boleh 'kan berpaling sebentar pada pengasuh anak-anaknya itu?

Oke, lupakan pikiran gilanya itu.

Kita kembali pada keluarga Jeon.

Saat ini Eunbi tengah memakan es krim bersama dengan duo H. Setelah sekolah keduanya berakhir, mereka meminta Eunbi untuk membelikan mereka es krim dan Eunbi tentu mengabulkannya.

"Haejin, Heejin, setelah ini kita pulang, ya? Nanti nenek dan ayah akan khawatir." kata Eunbi sambil mengusap noda es krim yang berada disudut bibir Heejin.

Haejin menjilat sekali lagi es krimnya sebelum menatap Eunbi, "Baik, Momma!"

Keduanya memang memanggil Eunbi dengan sebutan 'Momma', katanya Eunbi itu baik seperti Ibu mereka, maka dari itu mereka memanggilnya 'Momma' daripada 'Bibi' atau 'Auntie'.

Kalau Eunbi sebenarnya tidak masalah. Walaupun di awal ia sempat merasa aneh dengan panggilan itu, tapi kalau Haejin dan Heejin suka, ia tidak mempermasalahkan.

Usai es krimnya habis, ketiga nya pergi meninggalkan taman dan berjalan ke halte bus. Memang Eunbi biasa mengajak Haejin serta Heejin untuk menaikki bus daripada mereka di antar Jungkook. Katanya supaya keduanya tahu bagaimana rasanya naik kendaraan umum.

Tapi sayang bus yang biasa mereka naikki sudah pergi. Duo H mendesah kecewa karena tidak bisa menaikki bus, membuat Eunbi akhirnya memutuskan untuk memesan taksi. Tapi sebelum gadis itu sempat memesan, sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di depan ketiganya.

"Daddy!" pekik Haejin dan Heejin ketika kaca mobil tersebut diturunkan, menampilkan wajah sang ayah yang tengah tersenyum menatap ketiganya. Ah, lebih tepatnya Eunbi.

"Jungkook?"

Sang pemilik nama masih tersenyum, "Ayo, masuk. Kebetulan aku baru saja selesai mengurusi urusan kantor dan tak sengaja melihat kalian."

...

Sampai dirumah, Haejin dan Heejin langsung berlari menuju ke kamar mereka. Meninggalkan Jungkook dan Eunbi dibelakang yang hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah keduanya.

Wah, kalau dilihat-lihat Jungkook dan Eunbi nampak terlihat seperti pasangan suami-istri yang baru saja menjemput anak mereka.

Oke, abaikan. Tapi kalau menjadi kenyataan boleh juga.

"Haejin, Heejin, jangan lari-lari! Nanti kalian jaㅡ"

Ucapan Eunbi terputus ketika kakinya tak sengaja tersandung karpet dibawahnya, membuatnya hampir saja jatuh kalau Jungkook tidak menarik tangannya. Tapi sialnya, bukannya terselematkan, Jungkook justru malah ikut terjatuh bersama Eunbi.

Dabel sial, keduanya jatuh dengan posisi Eunbi berada diatas Jungkook. Tripel sial, bibir Eunbi mendarat dengan mulusnya di pipi Jungkook.

Ya Tuhan, posisi jatuh macam apa ini? Niat ingin membantu, Jungkook malah terkena sial seperti iniㅡoh, atau mungkin keberuntungan karena dia dapat bonus ciuman tak sengaja dari Eunbi?

"E–Eunbiㅡ"

"Eunbi! Jungkook! Apa yang kalian lakukan?!"

Sempurna. Sekarang sialnya ada empat.

___|||___

Kurang panjang? Aneh? Tijel?
Maafkan :D

Hasil memaksakan mikir jadi ya gini :))

Forbidden Desire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang