vi

1.4K 182 24
                                    

___|||___

"I–Ibu ...," suara lemah Aerin terdengar, membuat Moyeon menoleh dengan wajah malasnya.

Usai mendengar kabar kalau Aerin sudah sadar, Moyeon langsung pergi ke rumah sakit. Benar saja. Aerin sudah sadar, tapi kondisi nya masih sangat lemah. Mengingat wanita itu koma selama dua tahun.

Hal pertama yang di ucapkan Aerin adalah Jungkook, sang suami. Wanita itu bingung kemana Jungkook? Dimana suaminya yang seharusnya menemaninya? Kenapa dia tidak ada disisinya saat kedua matanya terbuka?

Pertanyaan yang ada dibenak Aerin dijawab oleh Moyeon. Dia bilang kalau Jungkook tengah ada urusan penting dikantor. Padahal sebenarnya pria itu tengah pergi menemani kedua buah hatinya pergi ke museum bersama dengan Eunbi.

Moyeon juga tidak langsung memberitahu Jungkook kalau istrinya ini sudah sadar. Dia akan memberitahu Jungkook nanti saja, pikirnya.

"Ada apa?" Moyeon menghela, "Kau sungguh merepotkanku, Ahn Aerin."

Aerin tak membalas. Kondisinya saat ini masih lemah karena dirinya baru saja sadar dari tidur panjangnya, membuatnya sulit sekali melakukan apa saja bahkan untuk berbicarapun rasanya sulit.

Tapi dalam hati wanita yang merupakan istri dari Jungkook itu mencibir sebagai balasan dari ucapan yang Moyeon lontarkan padanya. Sialan, kenapa tidak ada yang peduli padaku? Padahalkan aku ini baru saja sadar! Dan lagi. Kemana Jungkook? Apa pria brengsek itu sudah tidak peduli padaku lagi? Celoteh Aerin dalam hati.

Dengan susah payah Aerin berucap, "J–Jungkook. Aku mau Jungㅡkook."

"Ck, dasar merepotkan! Jangan menyusahkan putraku! Dia sedang sibuk saat ini."

"T–tapiㅡ"

Sejahat dan sejengkel apapun Moyeon pada Aerin, wanita itu tetaplah seorang ibu yang memiliki rasa iba dan tidak tega. Maka akhirnya dia memilih mengalah. Meraih ponselnya lalu mencari kontak sang anak sebelum menekan tanda 'panggil'.

ㅡ|||ㅡ

Haejin dan Heejin berdecak kagum ketika keduanya melihat sebuah barang temuan yang menurut mereka sangat keren di museum. Kedua bocah Jeon itu sangat senang dan juga bersemangat, membuat Eunbi dan Jungkook hanya bisa tersenyum walau sebenarnya mereka berdua sedikit kewalahan.

Seperti saat ini.

Eunbi mendesah lesu ketika Heejin berteriak kagum. Bocah kecil itu melompat-lompat supaya bisa meraih tulang dinosaurus yang sangat besar dan tinggi itu.

"Heejin sayang, jangan. Nanti tulangnya rubuh lalu menimpa Heejin, bagaimana?" bujuk Eunbi berusaha menjauhkan bocah itu.

Jungkook yang tengah menggandeng Haejinpun mendekat. Tangannya mengusap dahi Eunbi yang berkeringat, "Kau lelah?" tanya nya lembut.

Perlakuannya membuat Eunbi tersipu malu. Ya Tuhan, kenapa majikannya ini baik sekali? Kenapa dia perhatian sekali padanya? Kalau begini terus, apakah mungkin Eunbi bisa untuk tidak jatuh cinta padanya?

"Sedikit. Tapi itu bukan masalah. Selama Haejin dan Heejin senang, aku tak apa."

Jungkook membalas seraya tersenyum, "Terimakasih, Eunbi."

Tanpa keduanya sadari, ada beberapa pengunjung yang menatap keduanya dengan tatapan iri. Tentu saja mereka iri. Jungkook dan Eunbi tampak seperti sepasang suami-istri ketimbang sebagai majikan dan pengasuh.

Jungkook yang tampan, dan Eunbi yang cantik serta keibuan, ditambah Haejin dan Heejin yang lucu. Membuat keempatnya tampak seperti keluarga kecil yang sangat harmonis dan bahagia.

Ah, tapi sayang kenyataannya tidak seperti itu.

Entah sejak kapan jemari Jungkook berpindah pada pipi Eunbi. Mengusap lembut pipi yang tampak kemerahan itu menggunakan ibu jarinya. Tapi sayang, kegiatannya itu harus terganggu karena ponsel di dalam sakunya bergetar. Menampilkan nama sang ibu di atasnya.

Jungkook berjalan menjauh sedikit, "Halo?"

'Jungkook, istrimu sudah sadar.'

Bagai tersambar petir, Jungkook terdiam kaku karena terkejut. Apa barusan dia tidak salah dengar? Tadi ibunya bilang kalau Aerin, istrinya itu, sudah sadar?

"Apa? Aerin sudah sadar?" ulang Jungkook. Nada bicaranya berubah menjadi senang.

Dalam hati, pria itu mengucap syukur dan rasa terimakasihnya pada Tuhan karena penantiannya selama dua tahun ini akhirnya terbayar. Istrinya, Jeon Aerin akhirnya telah bangun dari tidur panjangnya.

Oke, sepertinya kabar tentang Aerin yang telah sadar mampu membuat Jungkook seketika lupa akan kehadiran Eunbi yang selama ini menemaninya.

Jadi, Tuan Jeon, apakah selama ini kau hanya menganggap Eunbi adalah pelampiasan? Kau berpaling padanya disaat Aerin masih koma dan sekarang? Kau seakan melupakan kehadirannya saat istrimu sudah sadar.

Brengsek.

Setelah selesai berbincang dengan sang ibu, Jungkook memutus sambungan teleponnya. Ia lalu kembali berjalan menghampiri Eunbi.

"Bi, setelah ini kau bisa pulang sendiri 'kan? Aku ada urusan mendadak." kata Jungkook, terlihat buru-buru sekali ingin segera pergi ke rumah sakit.

Kerutan samar muncul di dahi si gadis Hwang. Sebenarnya ia bingung sekaligus penasaran kenapa pria itu tampak buru-buru tapi juga senang ketika selesai menelepon? Meski begitu, kepala Eunbi tetap bergerak keatas dan kebawah, mengangguk untuk mengiakan ucapan Jungkook. "Iya, bisa. Sehabis ini aku dan duo H akan segera pulang."

"Bagus. Kalau begitu, aku pergi dulu. Terimakasih, Eunbi."

Dengan itu, Jungkook pergi. Meninggalkan Eunbi bersama kedua anaknya di museum.

"Ada apa dengannya?"

...

Sementara itu, disisi lain Jungkook sudah tiba di rumah sakit. Buru-buru ia menanyakan ruang rawat inap Aerin pada sang resepsionis. Dan buru-buru pula ia pergi ke kamar rawat inap istrinya setelah itu.

Cklek!

Bisa Jungkook lihat usai ia membuka pintu, istrinya itu terlihat sangat kurus, lemah, dan tidak berdaya.

Tatapan Jungkook mulai melembut ketika ia berjalan menghampiri sang istri. Duduk disampingnya lalu meraih tangannya untuk ia genggam.

"J–Jungkook ...," panggil Aerin lemah.

Dikecupnya tangan sang istri, "Aku disini. Kau butuh apa, hm?"

"Aku m–merindukanㅡmu."

"Aku lebih merindukanmu. Senang sekali rasanya mendengar kalau kau sudah sadar." katanya, "Aku minta maaf, sungguh. Kumohon jangan tinggalkan aku lagi."

Moyeon yang menyaksikan itu semua hanya bisa terdiam dipojok ruangan. Ya, sedari tadi wanita itu ada disana. Menyaksikan sang anak yang kembali menjadi budak cinta nya Aerin. Jungkook sadar akan hal itu, tapi dia lebih memilih untuk mengabaikannya.

Fokus utama Jungkook saat ini adalah Aerin, istrinya. Hanya dia.

Jadi biarkan Jungkook fokus pada Aerin terlebih dahulu, sebelum akhirnya pria itu sadar kalau dihatinya Hwang Eunbi sempat hadir.

___|||___

Ehehehehe :D
Ada yg mau protes? :)

Forbidden Desire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang