v

1.4K 196 6
                                    

___|||___

Seperti biasa, Eunbi bangun pagi untuk menyiapkan sarapan dan segala kebutuhan untuk Haejin dan Heejin. Membuat gadis itu terlihat seperti seorang ibu rumah tangga ketimbang seorang pengasuh.

Usai menata makanan yang telah ia masak, Eunbi segera naik ke lantai atas untuk membangunkan kedua bocah itu. Senyumnya timbul saat melihat betapa lucunya wajah Haejin dan Heejin saat masih terlelap.

Eunbi kemudian berjalan mendekat ke arah ranjang keduanya. Layaknya seorang ibu, tangannya dengan lembut membelai wajah Haejin sambil berucap, "Haejin, ayo bangun."

Ajaibnya, bocah yang merupakan anak sulung itu langsung bangun. Ia melenguh, tangannya menggosok-gosok matanya sebelum mengerjap lalu mendongak untuk menatap sang pengasuh. "Momma? Sudah pagi, ya?"

"Iya, sayang. Sekarang bangunlah, Momma akan membangunkan adikmu dulu. Sementara itu, Haejin mandi dan bersiap, ya?" Eunbi berujar lembut, "Hari ini kalian ada kunjungan ke museum 'kan?"

"Ung, baik, Momma."

Selesai dengan Haejin, Eunbi beralih pada Heejin yang kini tengah mempererat pelukkannya pada guling kesayangannya. Ia terkekeh pelan. Kenapa kedua bocah itu sangat menggemaskan? Rasanya ia jadi ingin menculik kedua bocah itu kalau ia tidak ingat mereka adalah anak majikannya.

Sama seperti saat ia membangunkan Haejin, Eunbi menggunakan cara itu juga saat ia membangunkan Heejin. Dan untungnya bocah kecil itu juga langsung terbangun sama seperti sang kakak.

Usai tugasnya membangunkan duo H selesai, Eunbi hendak turun untuk menyiapkan keperluan lain kalau saja matanya tidak melirik pintu kamar Jungkook yang masih tertutup.

Sebenarnya tidak terlalu menutup, membuatnya bisa melihat kalau pria Jeon itu masih asyik berkencan dengan kasur empuknya.

Tawa kecilnya lolos. Pantas saja Haejin dan Heejin tampak lucu ketika tidur, ternyata ayah mereka yang menurunkannya.

Eunbi masuk ke dalam kamar Jungkook. Walau ini terlihat tidak sopan, tapi sebenarnya gadis itu hanya ingin membangunkan majikannya saja. Eunbi hanya tidak ingin Haejin dan Heejin terlambat karena ayah mereka belum juga bangun.

Maka dari itu ia masuk ke dalam. Berjalan menghampiri ranjang besar yang hanya ada Jungkook di atasnya. Dahinya mengernyit samar. Aneh. Apa Jungkook seorang Duda beranak dua? Ah, Eunbi hanya merasa bingung saja kenapa pria setampan Jungkook hidup sendiri tanpa adanya pasangan.

Oke, lupakan karena itu sama sekali bukan urusannya.

Lagi. Eunbi tertawa kecil saat wajah tidur Jungkook terlihat begitu lucu ketika dilihat dari jarak dekat. Mulutnya terbuka kecil sehingga memperlihatkan dua gigi kelincinya. Lucu sekali.

"Tuan Jungㅡmm, maksudku Jungkook. Ayo, bangun." kata nya berusaha membangunkan Jungkook.

Sayangnya, sudah beberapa kali Eunbi mencoba untuk membangunkan, pria itu enggan untuk membuka mata. Ia mendengus. Dasar jelmaan kelinci, pantas saja dibangunkan susah! Dumel Eunbi dalam hati.

Menyerah. Akhirnya gadis itu menjauh perlahan, ingin melangkah keluar kalau saja tangannya tidak ditahan lalu ditarik hingga membuatnya terjatuh dan menimpa tubuh seseorang.

Bruk!

Mata Eunbi membelalak ketika memdapati dirinya sendiri jatuh di atas tubuh Jungkook. Wajah keduanya sangat dekat. Saking dekatnya, kalau Eunbi bergerak sedikit saja pasti kedua belah bibir itu akan bertemu.

"J–Jungkook ...,"

Tanpa merasa bersalah, Jungkook yang sudah membuka matanya justru malah tersenyum pada Eunbi. Tangannya memeluk erat tubuh gadis itu seolah tak ingin melepasnya barang sedetikpun. "Selamat pagi, cantik!" sapanya ceria.

Ck, ingat kau masih memiliki istri, dasar Tuan Jeon Jungkook bodoh!

Oh, tidak. Rupanya perlakuan mengejutkan Jungkook ini mampu membuat jantung Eunbi berdetak tak seperti biasanya. Ditambah lagi, sapaan ceria serta panggilan yang dilontarkannya juga membuat pipi Eunbi bersemu merah.

Gadis itu jadi kembali mengingat kejadian kemarin. Dimana dia terjatuh sampai menindih Jungkook, dan sialnya bibirnya pun ikut mendarat dipipi sang majikan.

Itu memalukan! Apalagi keduanya sempat ditegur oleh Moyeon. Wanita itu juga sempat memarahi Eunbi, tapi untungnya dia tidak mengira Eunbi adalah gadis penggoda.

Seolah tersadar, Eunbi buru-buru bangkit. Tapi gagal karena tangan Jungkook kuat sekali memeluknya.

"Jungkook, tolong lepaskan. Aku harus mengurus Haejin dan Heejin."

"Tunggu," Jungkook berkata dengan dahi yang mengerut tak suka. Pria itu sangat menyukai tubuh Eunbi yang menurutnya peluk-able. Maka dari itu ia sangat tidak rela kalau harus melepaskan Eunbi. "Biarkan seperti ini dulu, kumohon."

Karena pada dasarnya Eunbi adalah orang yang tidak tegaan, mendengar majikannya memohon membuatnya menghela dan akhirnya mengangguk pasrah. Membiarkan si pria Jeon memeluk tubuhnya sebentar saja.

"Baiklah."

Senyum Jungkook mengembang. "Terimakasih."

Keduanya berpelukan erat. Eunbi menaruh kepalanya di atas dada Jungkook, tangannya melingkar dileher Jungkook sambil sesekali mengelus surai hitam pria itu.

Sedangkan Jungkook memeluk pinggang Eunbi, kepalanya ia sembunyikan di perpotongan leher si gadis Hwang. Matanya memejam sambil hidungnya menghirup aroma tubuh Eunbi yang begitu memabukkan sekaligus membuatnya jatuh cinta.

Ah, sial. Kalau begini terus lama-lama Jungkook akan betulan lupa pada Aerin.

ㅡ|||ㅡ

Nyonya Jeon Moyeon sedang asyik memilih-milih baju yang akan dibelinya.

Wanita itu saat ini tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan terbesar yang ada di Seoul. Ia hendak membeli beberapa baju baru, sekalian membelikan untuk kedua cucunya. Kalau Jungkook, biarkan saja. Uang anaknya itu banyak, jadi mana mungkin dia tidak bisa membeli baju sendiri.

"Ah, yang itu bagus." gumam Moyeon saat matanya melirik salah satu pakaian yang menarik perhatiannya.

Tangannya hampir saja menggapai pakaian mewah itu kalau saja ponsel di dalam tas mahalnya tidak bergetar. Moyeon mengambilnya. Kerutan samar muncul di dahi wanita itu. "Telepon dari pihak rumah sakit?" gumamnya ketika melihat ID Caller si penelepon. "Halo?"

'Nyonya Jeon Moyeon?' panggil si penelepon di sebrang sana.

"Ya? Ada apa?"

'Begini, kami dari pihak rumah sakit hanya ingin mengabarkan kalauㅡ' ucapannya sempat terpotong karena seorang suster, tapi kemudian ia buru-buru melanjutkan ketika disebrang sana Moyeon berdecak.

"Ck! Cepat katakan!"

'Nyonya Jeonㅡmaksudnya Ahn Aerin sudah sadar dari komanya.'

___|||___

Udah ya, jgn nagih lagi :D

Forbidden Desire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang