Angelin kembali mengingat masa dimana dunianya runtuh hingga rasanya ia ingin menenggelamkan dirinya sendiri, ingin rasanya dia terjun dari atas gedung bertingkat tinggi.
Bahkan dulu Angelin sempat akan menggugurkan kandungannya, dia sempat mendatangi klinik aborsi yang berada di salah satu daerah di Jakarta, dia sudah mendaftar namun saat melihat pasien lain yang sudah aborsi dengan darah yang begitu banyak berceceran di lantai membuat nyalinya langsung menciut. Dia langsung lari keluar dari sana, setelahnya Angelin merasa bersalah mempunyai niatan melenyapkan bayi dalam kandungannya. Dan dari saat itu pula Angelin bersumpah dia akan tetap mempertahankan anak ini apapun keadaanya.
"Teh, teh Angel.."
Suara panggilan itu menyadarkan Angelin dari lamunan masalalunya.
"Iya kenapa, Sar?" Tanya nya pada Sarah, salah satu pegawainya yang membantunya membuat bolu atau kue kue lainnya.
"Itu adonan nya udah ngembang, teh" Ucap Sarah menunjuk adonan yang tengah ia buat, ternyata benar adonan nya telah mengembang. Angelin langsung mematikan mesin mixer yang ia gunakan.
"Biar aku yang taruh di loyang teh"
Angelin mengangguk, dia menyerahkan adonan itu pada Sarah, "Abis ini masih ada pesenan lagi gak sar?"
"Atos teh, ieu anu terakhir. Aya oge sareng ke dinten sabtu" ucap Sarah dengan bahasa sunda yang memang digunakan disini.
(Udah teh, ini yang terakhir. Ada juga buat nanti hari sabtu)
Angelin memang melarikan diri ke salah satu kabupaten yang berada di wilayah Jawa barat. Kuningan atau yang sering di sebut kota kuda ini berada di kaki gunung Ciremai berdekatan dengan kota Cirebon.
Angelin mengangguk, "Yaudah, kamu lanjutin ya, Teteh mau ke depan dulu" Ucap Angelin sambil berdiri berjalan kearah wastafel yang memang ada disana, untuk cuci tangan.
"Iya teh, tinggal nunggu ini sama hias doang kok"
Angelin mengangguk, lalu dia berlalu ke kebagian depan rumah yang selama 3 tahun lebih ini ia tinggali. Dia mengontrak disini, katanya yang punya rumah ini nenek nenek yang sudah meninggal beberapa bulan sebelum kepindahannya, anak anaknya sudah memiliki rumah sendiri jadi rumah ini kosong. Beruntung saat di kendaraan dia bertemu seorang ibu ibu yang ternyata anaknya, awalnya Angelin ragu tapi ternyata ke khawatiran nya tak terjadi. Dia sangat bersyukur bisa tinggal di kawasan ini, tetangganya tak ada yang mengecamnya. Bahkan mereka sangat baik pada dirinya, tak tanggung tanggung saat dirinya kesusahan mereka membantu dirinya. Seperti saat dia melahirkan tetangganya lah yang membawa dirinya ke rumah sakit, bahkan bu riri sampai menungguinya selama di rumah sakit. Meskipun ada saja omongan omongan yang kurang mengenakan sampai ke telinganya, tapi ya toh memang benar. Tapi sepertinya tuhan masih menyayanginya.
"Mir, Aa' udah makan belum?" Tanya Angelin pada Mirna yang memang paling dekat dengan Anaknya, Alianor Ansel S.
"Belum teh, tadi pas di tawarin gak mau" Jawab Mirna yang tengah menghitung kue kue yang ada di etalase menoleh ke arah dirinya.
"Sekarang Aa' kemana?" Tanya Angelin
"Tadi main sama si Adik anak teh dini tuh"
Angelin mengangguk, lalu Angelin berjalan menuju halaman rumah depan tempat anak anak bermain disana dan benar saja Anor tengah bermain lari larian dengan anak anak lainnya.
"Aa' makan dulu yuk, sayang" Ucap Angelin menghentikan lari sang anak. Anor terlihat paling menonjol di antara bocah bocah itu, wajah nya yang begitu mirip ayahnya membuatnya sangat tampan. Anor menoleh ke arah bundanya,
"Ental Buna.. eyum apel" (Entar Bunda.. Belum laper) Ujar Anor.
Angelin berjalan menghampiri anaknya, "Ini udah siang, waktunya cacing cacing di perut Aa' makan.." Lalu, ".. Ayo makan, kalau Aa' gak makan bunda kasih ayam kecap nya ke teh Mirna" Ancam Angelin pada Anor. Anor sangat menyukai ayam dengan bumbu kecap dan capcay sayur dengan banyak baso.
Anor menggeleng kuat, "Dak oyeh! Itu unya Aa" (Dak boleh! Itu punya Aa')
"Iya makannya, ayo makan dulu, bunda suapin ya?"
"Api Buna.. anti ayem, Aa' nau pelgi ke pasan ayem ya.. Adik nau sana juga Buna" (Tapi bunda.. Nanti malem, Aa' mau pergi ke pasar malem ya.. Adik mau kesana juga bunda)
Angelin mengangguk, "Oke, tapi sekarang Aa' harus makan dulu" Kata Angelin
"Ote, yetgo!!" (Oke, Let's go)
Anor langsung menarik tangan Angelin namun Angelin menahannya,"Pamit dulu ke adik sama yang lainnya dulu dong"
"Adik!! Hanjah!! Aya!! Tuin!! Aa' atan uyu ya" (Adik, Hamzah, Haya, kuin, Aa' makan dulu ya)
Pamit Anor pada teman temannya dan setelah mendapat kan jawaban dari teman temannya Anor dan Angelin pergi kembali ke rumah.
***
Malam harinya, sesuai janjinya pada sang Anak, selepas solat magrib Angelin mengajak Anor pergi ke pasar malam yang memang selalu ada setiap malam Sabtu dan Minggu di balai desa. Angelin berangkat dengan tetangganya, teh Dini dan bu Riri, jelas dengan anak anak mereka. Namun setelah sampai mereka terpencar."Buna.. Aa' nau tu tu" (Bunda... Aa' Mau itu) Dengan gemasnya Anor menunjuk permen kapas yang tergantung itu.
"Anak bunda mau permen kapas, hem?" Ucap Angelin sambil menggendong tubuh kecil Anor, sesekali angelin mencium pipi tembem anak laki lakinya.
"he'em buna, au" (He'em Bunda, Mau) Astaga, Ekspresi nya sangat menggemaskan, rasanya Angelin ingin mengigit pipi bulatnya itu.
Angelin menganggukkan kepalanya,"Oke, tapi Aa' harus cium bunda dulu" Ujar Angelin sambil menyodorkan pipinya
Cup.
"Ayo beyii buna beyi" (Ayo Beli Bunda beli) Anor merengak
"baiklah baik, ayo kita beli"
Angelinpun membelikan Anor Permen kapas yang tadi ditunjuk olehnya
"Buna maatih ya, ayang buna" (Bunda Makasih ya, Sayang bunda) Anor memeluk leher bundanya dengan tangan kanan yang memegang permen kapasnya,
"Sama sama sayangnya bunda" Angelin tak ingin apapun lagi didunia ini, Alianor adalah pusat hidupnya, Pemilik hatinya.
Angelin dan Anor berputar putar disekitar Area pasar malam. Semakin malam semakin ramai, banyak muda mudi yang sedang berpacaran, bermain dengan teman temannya bahkan ada pula keluarga yang sedang berjalan jalan sepertinya. Anor sangat antusias jika di ajak ke sini, karena banyak mainan yang bisa Anor naiki.
"Buna, nau puyang. A' Antuk" (Bunda, mau Pulang. Aa' Ngantuk) Ucap Anor setelah puas bermain dan jajan di pasar malam ini.
"Yaudah. Ayo, kita pulang" Tak ada sahutan, hanya dengkuran halus yang menandakan Anor telah tertidur di gendongan Angelin.
Angelin tersenyum manis menatap anaknya, meskipun dia hadir dengan kesalahan, tapi dia hadir atas kehendak tuhan, siapa yang bisa menolak kehendaknya. Angelin bersyukur memiliki anak yang cerdas dan mandiri seperti Anor.
Angelin memesan kendaraan online untuk pulang, tadi pun dia kesini mengunakan kendaraan online dengan ibu ibu tetangga nya.
Sesampainya di rumah. Angelin menidurkan Anor di kasur, menyelimutinya dan mencium kening anaknya dengan penuh kasih sayang.
"Meskipun Aa' hadir tak pernah diharapkan tapi bunda sekarang sangat bersyukur milikin Aa'. I love you so much baby "
Angelin ikut membaringkan dirinya di samping Anor sampai tak lama ia pun ikut tertidur.
***
Assalamualaikum semua, kalau kalian bingung kok ceritanya agak gak nyambung si?
Kenapa? Karena aku sedang merevisi cerita ini. Tapi kalau kalian penasaran sama cerita ini. Bisa langsung klik link di bio aku yaaa💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HEART'S I
General FictionMy Heart's I Having sex mungkin sudah lumrah di sebagian kalangan anak remaja zaman sekarang, apalagi jika kita berkiblat pada budaya barat. Tapi tidak dengan gadis yang bernama Angelin Stavenson, Gadis manis nan lugu, gadis manja yang dimanfaatkan...