Zivan memesan beberapa makanan yang di inginkan oleh Angelin, Dia duduk di salah satu meja yang ada, Tak sengaja ia melihat seorang laki laki yang familiar di ingatannya -- Dirga -- Adik Angelin. Zivan berjalan menghampiri Dirga yang sedang duduk dengan seorang perempuan seumurannya.
"Ekhem, Boleh saya gabung?"
Dirga dan perempuan itu menoleh ke arahnya, Tatapan Dirga yang tajam dan tatapan aneh dari sang perempuan.
"Gak!" Balas Dirga ketus
"Sayangnya saya sudah duduk" Ujar Zivan yang sudah lebih dahulu duduk didepan Dirga dan perempuan itu.
Dirga mengendus sebal, Nafsu makannya sudah hilang padahal perutnya masih lapar, "Mau ngapain Lo?" Tanya Dirga to the poin
Zivan menghela nafasnya, "Saya cuman mau minta maaf sama kamu dan Tante Mirna, saya tau kalian kecewa dengan Angelin dan saya, Bahkan mungkin kalian membenci saya, Saya tak masalah Jika kalian membenci saya, hanya saya mohon maafkan Angelin"
Dirga hanya diam tanpa menjawab apapun, tatapan nya tak bisa dijelaskan. "Dari awal saya yang salah, Saya yang terlalu pengecut untuk mempertahankan Angelin saat itu, Maaf..." Lanjut Zivan
"Sukur kalau Lo sadar!" Balas Dirga dengan ketus
"Ya saya sangat sadar, Sekarang Angelin sedang mengandung anak kedua kami dan lagi lagi itu ulah brengsek saya, kamu satu satunya orang yang bisa saya minta pertolongan"
"Kak Angelin Hamil? JADI LO HAMILIN KAKAK GUE LAGI?!" Ucap Dirga dengan keras membuat beberapa orang yang berada di sana menatap ke arah mereka, Namun sepertinya Dirga tak perduli lagi, dia berdiri hendak memukul Zivan tapi langsung di tahan oleh perempuan yang berada di sampingnya.
"Ga, malu" Ucap perempuan itu, Dirga langsung duduk kembali dengan wajah yang masih mengeras menunjukan ia memang sedang emosi
"Ya saya melakukannya lagi, Saya gak mau sampai kehilangan Angelin lagi, Mungkin cara saya memang brengsek tapi saat itu hanya itu cara agar Angelin mau menerima saya, ya meski pun terpaksa"
"Lo gila!"
"Terserah kamu mau anggap saya apa, Saya hanya ingin minta tolong sama kamu" Ucap Zivan
Perempuan di samping Dirga menatap bingung ke duanya, Namun tangannya terus mengusap tangan Dirga menenangkan, "Saya minta tolong bantu saya meluluhkan hati ibu kamu"
Dirga tersenyum meremehkan, "Percuma"
"Saya tau mungkin sulit, tapi saya mohon, Saya tak ingin terjadi sesuatu dengan kandungan Angelin, Dan saya hanya ingin Saat anak kedua kami lahir, Dia telah memiliki status yang jelas"
"Ya Lo tinggal kasih status yang jelas, apa susahnya" Jawab enteng Dirga
Zivan mengangguk, "Saya ingin, hanya saja..." Zivan menghela nafasnya sejenak, "Angelin tak ingin menikah kalau tak ada restu dari kedua orang tuanya"
Dirga belum sempat Menjawab, Pelayan restoran menghentikannya, "Maaf pak, Ini pesanannya" Ucapnya sambil memberikan Kresek yang berisi makanan pada Zivan,
Zivan mengeluarkan kartu dari dompetnya, "Sekalian dengan meja ini" Ucapnya
Pelayan itu mengangguk lalu permisi untuk pergi. Tak lama kemudian si pelayan kembali, "Maaf pak, ini kartunya, dan ini bil nya. terimakasih" Ucap pelayan itu.
Zivan menganguk, "Ini kartu nama saya, Jika kamu berubah fikiran kmu bisa menghubungi saya" Ujar Zivan menyerahkan kartu namanya pada Dirga lalu dia berlalu pergi, Dia tak bisa meninggalkan Angelin terlalu lama sendirian.
Zivan memasuki kamarnya dengan Angelin, Disana ada Angelin yang sedang berceloteh dengan Anor Anaknya.
"Ayah pulang.." Ucap Zivan membuat kedua orang itu menoleh pada Zivan
"Ayaaa..." Anor langsung merentangkan tangannya meminta di gendong
"Uhh Anak ayah kangen yaa.." Zivan menaruh makanan di meja makan lalu dia mengangkat Anor dalam gendongannya.
"Ngennn ayaa" Kata Anor mengeratkan pelukan pada sang Ayah.
"Ayah juga kangen banget sama Aa', Udah makan belum?"
Anor mengangguk lalu seperdetik kemudian menggeleng, "Loh, jadi Aa' udah makan apa belum sayang?"
"Lum yaaa.."
"Aa' bohong, Tadi kata Oma Aa' udah makan" Ucap Angelin
"Kok Anak ayah bohong si?"
"Ndaa, Adii akan ikit"
"Mana ada Aa' makan sama Oma cuman dikit" Celetuk Angelin, Karena jika Anor bersama Omanya pasti apapun yang dia mau dikabulkan, Termasuk makan apapaun.
"Dasar yaa kamu.." Zivan mengelitik Perut Anor,
"Aaaa ayaa.. elii Ayaaa... Hahaha" Anor meronta ronta ingin dilepaskan, Angelin tersenyum melihat kelakuan ayah dan anak itu, Dia mengusap perutnya, Anak bunda sehat sehat yaa .
"Udah Van, Aku laper" Ujar Angelin.
Zivan langsung menghentikan gelitikannya pada Anor, Mengangkat Anor pada gendongan nya.
"Maaf love, Aku lupa. Ayo makan" Zivan mencium kening Angelin lembut, lalu meraih piring dan kresek yang berisi makanan
Angelin langsung mengambil alih, Lalu membawanya ke sofa yang berada di kamar, diikuti oleh Zivan dan Anor yang berada di gendongan sang ayah.
"Sini aku suapin" Zivan mengarahkan sendok nya pada Angelin. Angelin menerima suapan itu dengan senyum pada bibirnya.
"Aa' AU!!" Sentak Anor saat sang Ayah fokus menyuapi Bundanya
Zivan dan Angelin tertawa kecil, "Anak ayah mau ya.."
Anor mengangguk, "Nau"
"Cium dulu ayahnya"
Anor mencium pipi sang ayah berkali kali. Zivan gemas balik menciumi Anor, "Gemes banget Anak ayah"
*****
SORRY BARU UP LAGI SIBUK ADA KERJAAN HEHE 😚😚😚
-Salam Cinta Sto 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HEART'S I
General FictionMy Heart's I Having sex mungkin sudah lumrah di sebagian kalangan anak remaja zaman sekarang, apalagi jika kita berkiblat pada budaya barat. Tapi tidak dengan gadis yang bernama Angelin Stavenson, Gadis manis nan lugu, gadis manja yang dimanfaatkan...