Pagi harinya Angelin melakukan Aktivitas seperti biasanya, Dia membuka toko kue di rumah yang di kontraknya. penghasilannya alhamdulillah cukup untuk kehidupan sehari harinya dan sisanya ia tabung untuk masa depan Anor, bahkan sekarang Angelin memiliki 3 karyawan, 2 membuat kue, 1 membantunya melayani pelanggan.
"Aa' turun dulu sayang, bunda harus kerja" Anor berulah, entah sejak bangun tadi, dia tak mau lepas dari Bundanya.
"Aa' sama teteh yuk main" Bujuk Mirna salah satu pegawai nya
Anor menggeleng lagi.
"Udah Mir kamu kerja aja, kamu jaga kasir ya hari ini, Anor kalau lagi gini suka lama" Ucap Angelin yang langsung diangguki oleh Mirna
"Aa' kenapa sayang? Kok tiba tiba manja gini" Tanya Angelin sambil mengelus punggung Anor lembut
"Buna.. " Cicit Anor pelan
"kenapa sayang?"
"Au ayan ayan, kaya teteh Milna aktu ecil" (Mau jalan jalan, kaya teteh Mirna waktu kecil). Oh jadi ini penyebabnya, huh.. Mirna!
"Yaudah kita ke kota, kita main timezone sepuasnya" Ucap Angelin
Anor menggelengkan kepalanya,
"Loh terus Aa' mau kemana?" Tanya Angelin heran
"Taya teteh Milna buna, aek mbim, auhhh anget, telus diitu ada main mainnan anyak" (Kaya Teteh Mirna Bunda, Naik mobil, jauh banget. Terus disitu ada main mainan banyak)
"Kan ke kota juga jauh naik mobil lagi, di timezone yang biasa Aa' juga banyak main mainan"
"Ihhh Buna... Ukan ke yupan loh buna ke yupan" (Ihh Bunda.. Bukan, ke dupan loh ke Dupan) Rengek Anor
"Yupan?" Angelin lagi lagi mengernyit tak mengerti
"Ish Buna, yupannnnn..."
Angelin diam sejenak, "Dupan?"
"He'em Bunaa.. Aa' au ke tanah... Ayo buna ke citu" (He'em Bunda... Aa' Mau ke sana.. Ayo Bunda ke situ) Rengek Anor sambil menggoyang goyangkan tubuh Ibunya
"ehh.. Sabar sayang, dengerin bunda, Aa' tau dupan dimana?"
Anor menggelengkan kepalanya, "auh tan, Buna?"
Angelin mengangguk, "Jauh, jadi kalau ke sana harus punya uang banyak, Aa' punya?"
Lagi Anor menggeleng, "Dak unya Buna" Ucap Anor lemah, wajahnya sudah muram. Dia tak memiliki uang tandanya dia tak bisa pergi bermain ke dupan.
Angelin yang melihat wajah anaknya pun tak tega, tak kuat rasanya melihat wajah murung anak nya ini. Angelin mengusap pucuk kepala anaknya, "Sekarang Aa' main dulu ya, bunda harus kerja biar punya uang banyak, biar kita bisa pergi ke dupan, ya?"
Wajah Anor langsung cerah seketika, "Benel Buna?" Tanya nya dengan ceria.
Angelin menganggukkan kepalanya,
"Plomis, Buna?" (Promise, bunda?)
"Hem, Promise" Jawab Angelin mengerlingkan jari kelingking. Wajah Anor semakin cerah dia menyambut kerlingan jari kelingking bundanya.
"Ayang Buna" Anor mengecup pipi Angelin lalu dia langsung berlari keluar sambil teriakan girang,
"YEY!! AA PELGI YUPAN!! TETEH MILNA, AA PELGI YUPAN!!"
Angelin menggelengkan kepala nya melihat tingakah anaknya, senyum Angelin perlahan pudar, siapkah ia?
***
Zivanto Sandjaya, Pilot muda ini baru saja mendarat dari jadwal terbangnya. Sebulan sudah dia tugas terbang di udara akhirnya dia bisa kembali ke rumahnya, untuk menjadi pilot muda seperti sekarang dia harus mengumpulkan jam terbang sebanyak mungkin dan sudah 4 bulan dia bisa menjadi seorang pilot.
"Mah, dimana? Lama banget jemputnya, Zivan cape nih" Ucap Zivan pada mamahnya lewat telfon
"Sabar dong kak, Ini macet tau" Ucap sang mamah sedikit kesal
"Yaudah deh, Zivan naik taksi aja. Mamah puter balik aja" Balas Zivan pada sang ibu
"Yaudah, dari tadi ke, mamahkan jadi gak usah macet macetan"
Tut.
Belum sempat Zivan membalas ucapan sang ibu, telfon sudah lebih dulu dimatikan oleh mamahnya
Zivan mendengus, lalu langsung menyeret kopernya keluar bandara untuk mencari taksi tapi belum sempat dia menyetop taksi ada mobil BMW hitam berhenti didepannya, kaca mobil terbuka, memperlihatkan seorang laki laki yang menggunakan seragam sepertinya hanya berbeda garis dipundaknya.
"Eh Captain, gak dijemput Capt?" Tanya Reno, sang Copilot yang sebulan selalu bersamanya
"Engga ren" Jawab Zivan seadanya
"Yaudah, Masuk Capt gue anterin dah"
"Gak usah Ren, repotin" Tolak Zivan, merasa tak enak harus merepotkan Reno yang sama lelahnya dengannya.
"Yaelah kalem aja kali Capt, kaya kesiapa aja" Ucapnya meyakinkan
"Serius nih?"
"Yaiyah masa boong" Akhirnya Zivan masuk kedalam mobil Reno dan meninggalkan bandara.
Tak lama mobil Reno sampai di sebuah tumah yang megah, "Thanks ren, ati ati pas baliknya" ucap Zivan lalu keluar dari mobil.
"Yoi Capt, gue balik dulu Capt" Ucap Reno
"Gak mampir dulu lo?" Tawar Zivan basa basi
"Kagak Capt lain kali lah, kangen istri dirumah hehe" Ucap Reno dengan wajah berseri seri
Zivan mengangguk samar, "Yaudah, thx ya"
"Oke capt, duluan capt" Ucap Reno yang di balas anggukan oleh Zivan. Mobil Reno pun tak lama menghilang dari pandangan matanya.
Zivan masih berdiri ditempatnya, Reno memang sudah menikah 1 tahun yang lalu, disaat dirinya tengah mengejar karirnya agar cepat menjadi Pilot, Reno malah memilih untuk menikah lebih dulu.
Zivan masuk kedalam rumahnya dan langsung disambut oleh pembantu yang ada disana,
"Den, mari saya bawakan kopernya" Ucap Karman, salah satu pegawai laki kali yang bekerja di rumahnya itu.
"Gak usah mang, Mamah sama Ziya kemana?" Tanya Zivan karena keadaan rumah sepi.
"Ibu tadi katanya mau jemput Aden, sampe sekarang belum pulang, kalau Non Ziya sedang fiting baju dengan den Raga" Ucap mang Karman yang hanya di balas anggukan oleh Zivan,
"Saya masuk kamar dulu mang" Ucap Zivan sambil melangkah menaiki tangga rumahnya dan masuk kedalam kamarnya yang dominasi berwarna putih abu.
Zivan langsung melemparkan dirinya diatas kasur, tak perduli dengan seragam yang masih melekat pada tubuhnya, dia sungguh sangat lelah. Baru saja mata Zivan akan terlelap tapi sekelebat bayangan yang selama ini menghantuinya muncul dalam kepalanya.
Angelin.
Wanita yang dulu pernah ia kecewakan, dia kehilangannya karena kebodohan yang dia perbuat.Penyesalan selalu datang menghampiri dirinya, ditambah lagi sampai sekarang dia belum bisa menemukan nya, Zivan tak tau bagaimana keadaan wanita itu, bagaimana keadaan anaknya yang dulu pernah ia tolak. Bodoh!
Apa masih boleh dia berharap agar Angelin belum memiliki pendamping hidup, bolehkan ia berharap untuk bisa bertemu dan bersama kembali dengan Angelinnya? Bolehkah?
Zivan memejamkan matanya, meresapi rasa penyesalan yang semakin mendesak didalam sana.
"Maaf, love" ucap Zivan dengan suara frustasi nya.
Zivan kembali bangkit dari tidurnya, dia memilih mandi menenangkan pikiranya dengan kucuran air dingin.
***
Heheh kalau ada yang typo tandain yaaa 😂
- Salam Cinta Sto💓
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HEART'S I
General FictionMy Heart's I Having sex mungkin sudah lumrah di sebagian kalangan anak remaja zaman sekarang, apalagi jika kita berkiblat pada budaya barat. Tapi tidak dengan gadis yang bernama Angelin Stavenson, Gadis manis nan lugu, gadis manja yang dimanfaatkan...