21+
Setelah tadi Zivan membawa Anor ke luar kamar, Angelin masih diam. Menonton siaran TV, dia belum mengantuk untuk tertidur.
Pikirannya melayang pada kedua orang tuanya, rasanya menyakitkan sekali saat orang yang begitu menyayanginya sekarang bahkan tak ingin melihat dirinya. Perasaan itu kembali lagi membelenggu hatinya, sampai Angelin tak menyadari air matanya sudah menetes.
"Huh.." Angelin menghembuskan nafasnya berat, menghapus air matanya. Mengenyahkan jauh jauh pikirannya itu, tak ada guna lagi ia menyesali semuanya.
Angelin mengedarkan pandangannya yang tak sengaja melihat pada nampan yang berisi piring dan gelas kotor.
Angelin mengambil nya, untuk menyimpannya ke dapur. Angelin menaruh nampan itu di wastafel yang biasanya di gunakan untuk cuci piring, Angelin diam sejenak sampai akhirnya memilih sekalian mencucinya.
***
Zivan menidurkan Anor di kamarnya yang di gunakan Angelin dan Anor untuk tidur,
Zivan mencium kening anaknya dengan sayang,
"Good night jagoan" Zivan membenarkan letak selimut Anor lalu melangkah keluar, untuk mencari Angelin yang tak ada di kamar,
Zivan bergegas keluar kamar mencari Angelin, tujuan pertamanya yaitu dapur karena nampan yang berisi piring kotor itu sudah tidak ada lagi di dalam kamar tadi. Dan benar saja dia melihat Angelin tengah berkutat dengan piring dan sabun.
Zivan memeluk Angelin dari belakang lalu menaruh kepalanya di pundak Angelin,
"Love" Kata Zivan sambil mencium telinga Angelin,
"Van, Lepas" Ucap Angelin mencoba melepaskan lilitan tangan Zivan, dia sedikit merasa tak nyaman namun bukannya melepaskan Zivan malah semakin menjadi.
"Love, kenapa nyuci piring malem malem, hem?" Ucap Zivan
"Sekalian Van"
"Besok lagi, sekarang udah malem. Ke kamar aja yuk" Tangan Zivan mulai menggerayangi beberapa bagian sensitif Angelin,
"Zivan"
"Aku gak tahan sayang" Zivan mencium tengkuk leher Angelin, Menyesapnya dengan rakus,
"Van, Stop gak!"
"Gak bisa" Zivan langsung mengangkat tubuh Angelin, Membawanya ke kamar tamu yang selama ini ia gunakan, lalu dia mengunci pintu nya.
"Zivan, Tangan aku masih banyak sabun" Ucap Angelin tapi Zivan tak memperdulikannya.
Zivan menurunkan Angelin di ranjang, menindihnya lalu langsung melumut bibirnya dengan rakus.
"Van mhmmptt..." Tangan Angelin berada di samping kepalanya di tahan oleh tangan besar Zivan.
"Sayang.. Maaf" Zivan kembali menyambar bibir Angelin.
Angelin menggeliat dibawah kukungan Zivan, terasa ada yang mengganjal di bagian bawah perutnya. Zivan menurunkan ciuman itu ke lehernya, Menghisap, mencumbunya.
Pergulatan mereka berlanjut sampai menjelang pagi, Zivan seperti kesetanan untung tak terjadi apapun pada kandungan Angelin.
"Van emm... Udah cape" Entah Angelin sudah berapa kali mengucapkan itu, Zivan hanya menganggapnya angin lalu.
"Terakhir sayang" Ucapnya sambil memasukan kembali Miliknya pada Kehangatan milik Angelin
Angelin hanya pasrah, Zivan benar benar membuatnya tak bertenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HEART'S I
General FictionMy Heart's I Having sex mungkin sudah lumrah di sebagian kalangan anak remaja zaman sekarang, apalagi jika kita berkiblat pada budaya barat. Tapi tidak dengan gadis yang bernama Angelin Stavenson, Gadis manis nan lugu, gadis manja yang dimanfaatkan...