11

37.7K 1.5K 6
                                    

Zivan diam didepan pintu kamar inap Angelin, dia tak beranjak sedikitpun, rasa lapar pun dia tak rasakan padahal dari semenjak dia penerbangan pulang sampe sekarang dia belum memasukan apapun dalam perutnya. 

Zivan hanya ingin Angelinnya kembali menerimanya ditambah ada si kecil yang didalam kandungan Angelin, Zivan tersenyum mengingat itu, satu langkah lagi Angelin akan benar benar menjadi miliknya. Terserah dia akan dicap apapun lagi, dia akui dia memang begitu, tapi ini cara dia untuk mendapatkan cintanya kembali.

"Ayyyaaahh... " Teriak anak kecil yang familiar ditelinganya. Zivan menengok, mirna yang sedang berjalan kearahnya sambil menggendong anor.

Zivan tersenyum melihatnya, "Anak ayah" Ucap Zivan sambil mengambil Anor dari Mirna

"Maaf mas saya terpaksa bawa Aa' kesini, dia ngerengek terus bahkan tadi gak mau berhenti nangis" Jelas Mirna pada Zivan

Zivan mengangguk sambil tersenyum kecil, "Tidak apa apa, apa dia sudah makan lagi?"

"Belum mas, dari tadi Aa' gak mau makan makannya saya bawa kesini" Jawab Mirna

"Bisa kamu jaga Angelin sebentar? saya akan kekantin dulu"

"Ohh.. Bisa mas, silahkan. Tapi kalau boleh tau Mbak Angelin udah baikan kan mas?" Tanya Mirna

"Sudah, dia sedang istirahat. Kalau ada apa apa tolong cepat panggil dokter dan susul saya di kantin" Perintah Zivan

"Iya mas, kalau begitu saya masuk dulu"

Zivan mengangguk lalu dia berlalu pergi ke kantin, Dia bisa tahan tidak makan tapi dia tak mau anaknya kelaparan.

Sesampainya di Kantin, Zivan langsung memesan satu mangkuk bubur polos, lalu dia menunggu di salah satu meja yang ada dikantin.

"Ayaa... Buna napa?" (Ayah.. Bunda kenapa?)  Tanya Anor yang dari tadi hanya diam sambil memeluknya

"Bunda gak papa, Anor seneng gak kalau Anor punya Adik?"

"Adi?" (Adik?)

"Iya, Anor seneng gak?"

"Neng yah, nti Aa' unya dik ya Beya ya yah" (Seneng yah, Nanti Aa' Punya Adik kaya Bela ya yah) Ucap Anor mengangguk senang, dia terlihat sangat antusias

Belum sempat Zivan membalas ucapan Anor, tiba tiba pelayan datang membawa satu mangkuk bubur, "Pak, Buburnya" Ucap pelayan itu

"Makasih, Ini uangnya" Ucap Zivan sambil memberikan uang lima puluh ribu satu lembar,

"Saya ambil dulu kembaliannya pak"

"Ambil aja kembaliannya"

"Eh.. Makasih pak" Ucap pelayan itu sambil tersenyum senang, Zivan hanya membalas dengan senyum.

Pelayan itu pergi berlalu,

"A' Makan dulu yuk" Zivan langsung mulai menyuapi Anor 

"Aaaa..."

Anor makan dengan lahap disuapi oleh ayahnya, dia masih diselimuti rasa bahagia karna akan memilili Adik seperti temannya,

"Ayaa... Adinya peyempuan apa yaki yaki?" (Ayah... Adiknya perempuan apa laki laki?) Tanya Anor di tengah tengah makannya

"Aa' maunya apa?" Zivan bertanya balik pada Anor sambil menyuapi Anor

Anor menerima suapan ayahnya, "Emm... Aa nau peyempuan aya, biar antik aya buna" Ucap Anor sambil tersenyum

"Tapi ayah maunya laki laki, gimana dong?" Ucap Zivan menggoda Anaknya

Anor merenggut, "Dak boyeh, Harus peyempuan" Ucap Anor

MY HEART'S ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang