Angelin menggeliat dalam tidurnya, membuka matanya yang langsung disambut oleh cahaya matahari yang menerobos kedalam kamar. Angelin mengerjap ngerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatannya dan saat penglihatannya mulai normal bukan anaknya yang ia lihat pertama kalinya tapi punggung tegap seorang pria yang berdiri membelakanginya.
Angelin langsung memperhatikan sekitarnya mencari Anor, tidak ada. Angelin berdiri turun dari kasur yang ia tempati,
"Siapa kamu, mana anakku?" Tanya Angelin dengan nada sedikit bergetar takut.
Pria itu berbalik dengan senyum di bibirnya, "Sudah bangun, love?" Ucap pria itu berbalik dan ternyata Anor berada di gendongan pria itu.
"KAMU?!" Teriak Angelin saat tau siapa pria itu, Zivanto Sandjaya. Amarahnya seketika memuncak saat tau jika pria itu adalah pria bajingan yang sangat ingin dia benci.
"Jangan berteriak love, anak kita ketakutan" Memang Anor langsung mengencangkan cengkeramannya pada baju Zivan saat mendengar nada tinggi dari ibunya.
"kamu... Kembalikan Anor!" Angelin menatap nyalang pada Zivan tapi Zivan hanya tersenyum biasa menanggapinya.
"Jadi namanya Anor, hem?"
Gigi Angelin semakin menggerutuk kesal melihat tanggapan Zivan yang begitu santai.
"Buna..." Anor berujar lirih
Angelin dengan cepat merebut Anor dari gendongan Zivan karena kaget Anor menangis.
"Maaf sayang Maaf..." Ucap Angelin sambil menepuk nepuk punggung Anor yang menangis.
"Love, kasian Anor" Ucap Zivan yang di balas tatapan sinis oleh Angelin
"Aa' maafin bunda.. Maaf sayang maaf" Terlihat pancaran penyesalan dari Angelin, tangisan Anor mulai mereda. Zivan kembali menyunggingkan senyumnya saat melihat pemandangan didepannya.
"Bunaa... " Cicit Anor pelan.
"Iya sayang, ini bunda"
"Aya ayah" Sontak mata Angelin membulat mendengar ucapan anaknya.
Angelin menatap tajam pada Zivan yang dari tadi hanya memperlihatkan senyum konyolnya itu.
"Kamu mengatakan apa pada anakku?"
"Apa yang seharusnya dia tau" Balas Zivan acuh tak acuh.
"Brengsek" Umpat Angelin dengan wajah memerah kesal
Cup. Zivan mengecup bibir ranum Angelin
"Jangan mengumpat didepan anak kita sayang"
Angelin melotot saat bibinya bersentuhan dengan bibir Zivan. Belum sempat Angelin membalas, Anor lebih dulu menyela
"Buna... tenapa malah Aya" (Bunda... Kenapa marah sama ayah) Tanya Anor pada bundanya, matanya masih memerah karena tadi habis menangis.
"Engga, bunda gak marah sama ayah" Elak Angelin sambil melirik Zivan sebentar.
"Api adi buna.. teliak. Taya amah adik talau malah" (Tapi tadi bunda... teriak. Kaya mamah adik kalau marah)
"Iya maaf ya sayang" Ucap Angelin
"Map na, ma Aya, Bunaa.. " (Minta maafnya sama Ayah, Bunda..)
Angelin menarik nafasnya lalu melirik Zivan yang sedang tersenyum penuh kemenangan
"Maaf" Ucap Angelin pada Zivan dengan suara dingin.
"Iya aku maafin, Love"
Angelin membuang wajahnya ke samping agar tak melihat lagi wajah menyebalkan Zivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HEART'S I
General FictionMy Heart's I Having sex mungkin sudah lumrah di sebagian kalangan anak remaja zaman sekarang, apalagi jika kita berkiblat pada budaya barat. Tapi tidak dengan gadis yang bernama Angelin Stavenson, Gadis manis nan lugu, gadis manja yang dimanfaatkan...