Angelin duduk di sofa ruang keluarga dengan se toples cemilan di pangkuannya, Matanya fokus pada acara Televisi dengan sesekali dia menyuapkan cemilan kedalam mulutnya.
Namun saat ia akan menyuapkan ke dalam mulutnya tiba tiba saja Zivan menarik tangannya dan memasukan cemilan itu kedalam mulutnya.
"Lagi ngapain si love?" Zivan mengecup bibir Angelin lalu dia merebahkan tubuhnya, dengan kepala yang ada di pangkuan Angelin.
Angelin diam saja, masih fokus dengan acara di televisi.
"Masih marah?" Tanya Zivan karena Angelin tak menggubris nya sama sekali
"Love, maaf deh aku salah, Gak gitu lagi janji" Ucap Zivan mencoba meyakinkan namun Angelin tetap diam tak menjawab sama sekali
"Love, hey.. liat aku" Zivan mengangkat kepala dari rebahan nya, duduk di samping Angelin, Menarik dagu Angelin agar menatapnya
"Maaf oke?" ucap Zivan dengan lembut, Angelin tetap cemberut dia sangat kesal pada Zivan yang mementingkan nafsunya daripada dirinya yang sudah kelelahan.
Angelin melepaskan tangan Zivan dari dagunya lalu menatap kembali pada televisi, Namun bukan Zivan namanya jika dia menyerah begitu saja
"Halo sayangnya ayah, tau gak bunda lagi ngambek sama Ayah, gara gara ayah jengukin kamu tadi" Ucap Zivan terkekeh kecil
"Muka bunda lucu banget kalau lagi cemberut kaya gitu bikin ayah pengen cium haha"
"Sayang bantuin ayah dong biar bunda maafin ayah" Ucap Zivan lagi
Angelin pura pura fokus untuk menonton televisi tapi sedari tadi telinganya mendengarkan apa yang di ucapkan Zivan dan Sepertinya anak mereka memang berpihak pada ayahnya, Karena sekarang dia sangat ingin memeluk Zivan.
"Love, maaf dong" Zivan merengek pada Angelin.
Angelin masih mencoba mengabaikan Zivan, tiba tiba saja televisi yang sedang ia tonton mati, siapa lagi kalau bukan Zivan pelakunya.
Angelin mendengus kesal, Zivan langsung menarik istrinya mengangkat nya kedalam pangkuannya, "Love, maaf janji gak gitu lagi" Ujar Zivan sambil memperhatikan Angelin yang ada di hadapannya
"Love.. Maaf" Zivan mengecup bibir angelin, hanya mengecup
Angelin tetap tak bergeming, Berniat untuk turun dari pangkuan Zivan, namun sayang Zivan menahannya, memeluknya dengan erat.
"Maaf bunda" Angelin merasa geli saat Zivan memanggil nya bunda
Zivan mengecup berulang ulang bibir Angelin, "Bunda.."
Angelin menyerah, dia tak tahan lagi dengan tingkah Zivan, Angelin menutup mulut Zivan dengan tangannya agar berhenti mencium nya.
"Bisa diem gak si? Ish ia di maafin" Ucapnya dengan muka judesnya
Zivan menurunkan tangan Angelin, "Iklas gak maafinnya?"
"Iklas"
"Kalau iklas jangan cemberut gitu dong bunda"
"Ihh jangan panggil Bunda, geli tau gak"
"Ya gak papa dong, kamu kan bunda dari anak anak aku" Ucap Zivan sambil terkekeh
"Iya tapi kamu bukan anak aku"
"Kan aku suami kamu"
"Calon"
"Ciee ngakuin"
"Ihhh nyebelin" Angelin memukul dada Zivan pelan, pipinya memanas
"Kok pipinya merah, kenapa nih padahal sejuk gini haha" Goda Zivan pada Angelin
"Iiihh Zivan" Angelin langsung menyusupkan kepalanya pada dada Zivan, Dia malu.
"Hahaha... Kamu lucu banget si love" Zivan tertawa melihat kelakuan pemilik hatinya itu, menggemaskan.
"Jangan ketawa" ujar Angelin
"Abisnya kamu lucu banget si" Ujar Zivan
"Zivan.." Angelin memanggil Zivan dengan penuh penekanan
"Oke oke maaf sayang" Ucap Zivan dengan masih ada kekehan kecil
Angelin memeluk tubuh Zivan dengan erat, menuruti keinginannya yang sedari tadi ia tahan,
"Sayang peluknya biasa aja dong" Ucap Zivan
Seketika Angelin melepaskan pelukan itu mendongak menatap Zivan, "Kamu gak suka?" tanya nya dengan penuh selidik
"Ehh kata siapa? Aku cuman takut kalau kita pelukannya kenceng nanti si dedenya ke gencet sayang" Zivan kembali memeluk, Angelin memukul Zivan pelan, memangnya apa yang sudah Zivan lakukan padanya semalam dan tadi pagi.
"Kok mukul?" Ucap Zivan
"Kamu nyebelin" Ujarnya masih tetap bersandar di dada Zivan
"Nyebelin kenapa?"
"Emang menurut kamu yang kamu lakuin semalem sama tadi pagi gak ngebahayain si Dede? Ish!"
Zivan kembali tergelak, "Astaga sayang, Ya engga dong kan aku cuman kangen sama Dede, apa salahnya nengok anak sendiri"
"Alasan" Celetuk Angelin mendengar penjelasan Zivan
"Hahaha..." Zivan mengecup pucuk kepala Angelin dengan sayang
"Emmm Van.."
"Kenapa sayang?" Zivan mengelus kepala Angelin sayang
Angelin mendongak kepalanya menatap Zivan, "Ibu.." Cicitnya pelan
Zivan mengerti, dia menatap Angelin dengan sayang, "Kamu sabar ya, Aku janji akan berusaha sebisa aku buat bikin semuanya kaya dulu"
Angelin sebenarnya belum puas, hanya saja dia bingung harus separti apa lagi, saat ini satu satunya sandaran ya hanya Zivan.
"Aku cinta kamu" Zivan mengecup dahi Angelin mencoba menenangkan pemilik Hatinya.
Angelin mencium bibir Zivan dengan kilat, setelah itu dia langsung menyembunyikan wajahnya di dada Zivan.
Zivan diam, dia terlalu syok saat merasakan bibir Angelin pada bibirnya, ini pertama kalinya Angelin mencium nya tanpa dia minta.
*****
Semoga suka!!! Maaf gak bisa blas komen komen kalian, aku lagi agak sibuk makasih ya udah support cerita ini 💛💛💛
-Salam cinta Sto 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HEART'S I
General FictionMy Heart's I Having sex mungkin sudah lumrah di sebagian kalangan anak remaja zaman sekarang, apalagi jika kita berkiblat pada budaya barat. Tapi tidak dengan gadis yang bernama Angelin Stavenson, Gadis manis nan lugu, gadis manja yang dimanfaatkan...