"Hyungie kau tidak ingin mampir dulu" tawar Mark pada Jinyoung yang telah mengantarnya pulang.
"Tidak usah Mark hyung langsung pulang saja, eomma sudah menghubungi hyung daritadi" jawab Jinyoung.
"Baiklah hyung, hati-hati pulangnya, jangan mengebut dan terima kasih karena sudah mengantarku pulang".
"Sama-sama Mark, kalau begitu hyung pulang dulu".
Mark masuk ke dalam rumahnya saat mobil Jinyoung sudah meninggalkan pekarangan rumahnya. Mark sedikit heran karena rumahnya terlihat sangat sepi, biasanya jam segini keluargannya sudah berkumpul di meja makan untuk makan malam, namun saat dia ke ruang makan hanya melihat makanan yang sudah tersaji tanpa keberadaan keluarganya.
"Nunna, dimana yang lainnya?" tanya Mark pada Ji Eun.
"Ah anda sudah pulang tuan muda, tuan dan nyonya besar serta tuan muda Jaebum pergi makan di luar".
Mark yang tadi terlihat bahagia berubah murung saat mendengar jawaban Ji Eun.
Kenapa? Kenapa mereka tega meninggalkannya sendirian? Apa mereka tidak ingat jika putra di keluarga ini bukan hanya Jaebum hyungnya? Namun sebelum pikiran jahat itu menguasai dirinya, Mark langsung menepisnya.
Keluargannya tidak mungkin melakukan hal itu padanya, apalagi daddy dan hyungnya sangat menyayanginya. Mungkin mommy yang mengajak mereka pergi, jadi tidak mungkin jika dirinya diajak, pikirnya.
"Anda tidak apa-apa tuan muda?" tanya Ji Eun yang heran karena melihat Mark hanya diam di tempat duduknya.
"Gwenchana nunna, aku ke kamar dulu kalau begitu" jawab Mark saat tersadar dari pikirannya.
"Apa anda tidak ingin makan malam dulu?".
"Tidak nunna, aku ingin langsung istirahat saja".
Mark pun mulai beranjak dari duduknya, namun saat baru berdiri pandangannya mengabur dan kepala nya pun ikut berdenyut.
BRUK
"Astaga tuan muda, anda tidak apa-apa?"
Ji Eun langsung menaruh piring yang dibawanya, lalu segera menghampiri Mark yang terduduk di lantai.
"Tuan muda, anda bisa mendengar saya?".
"Nunna sakit.....shshsh..." jawab Mark dengan lemah sambil memegang kepala nya yang masih berdenyut menyakitkan, bahkan denyutannya semakin terasa.
"Ya Tuhan, apa yang harus saya lakukan tuan muda? Tolong jangan begini!" Ji Eun sudah tidak bisa menahan rasa khawatirnya melihat tuan muda nya yang tengah menahan rasa sakitnya.
"Nun....na bisa..kah kau mem..bantuku!".
"Apa tuan muda? Katakan saja saya akan membantu anda!".
"To...long ban..tu aku ke...ka..mar"
Ji Eun pun mengangguk, dengan perlahan Ji Eun mulai membantu Mark untuk berdiri. Awalnya memang sulit karena memang dirinya seorang perempuan ditambah lagi tubuh Mark yang sedikit lebih besar darinya, namun Ji Eun tidak menyerah.
Selangkah demi selangkah mereka berjalan menuju kamar Mark yang berada di lantai dua, butuh usaha ekstra agar mereka bisa sampai, namun sebelum sempat menaiki tangga Mark kembali jatuh.
BRUK....
Ji Eun kembali panik melihat Mark kembali jatuh, bahkan kali ini keadaan Mark semakin mengkhawatirkan. Tuan muda nya itu sudah tidak sadarkan diri dengan wajah yang sangat pucat.
"TOLONG....! SIAPAPUN TOLONG...!" teriak Ji Eun.
Maid lain yang mendengar teriakan Ji Eun segera menghampirinya, mereka terkejut melihat tuan muda nya sudah tidak sadarkan diri di pelukan gadis muda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Hug Me, Mom!
Short StoryHanya sebuah pelukan hal yang sangat diinginkan oleh Mark Tuan, namun keinginan sederhana itu tidak mudah untuk mendapatkanya.