Mark mulai membuka matanya saat hari menjelang siang. Dia melihat jika hyungnya sedang duduk di sofa yang tidak terlalu jauh tempat tidurnya.
Dia ingin memanggil hyungnya namun dia tidak punya tenaga untuk mengeluarkan suara nya, tenggorokam nya terasa kering dan sedikit sakit, Mark ingin minum namun tubuhnya tidak bisa di gerakkan, seperti tidak ada tulangnya.
Untungnya Jaebum bangun, dia terkejut saat melihat Mark sudah membuka matanya, die segera bergerak menuju ranjang dongsaengnya.
"Syukurlah saeng kau sudah sadar, apa kau masih merasa sakit?" tanya Jaebum sambil menekan tombol merah untuk memanggil dokter.
Mark menggeleng, dia ingin mengatakan jika dirinya haus namun tidak ada yang keluar dari mulutnya.
"Kau mau apa saeng?" tanya Jaebum saat melihat Mark membuka mulutnya namun tidak terdengar suara dari mulut dongsaengnya itu.
Jaebum pun harus mendekatkan tubuhnya hanya untuk mendengar suara dongsaengnya.
"A..ir...hyu...ng" lirih, bahkan jika Jaebum tidak mendekat dia tidak mungkin bisa mendengar suara dongsaengnya.
Jaebum pun langsung mengambil segelas air yang sudah tersedia di meja nakas. Dengan telaten Jaebum membantu Mark untuk minum dengn bantuan sendok.
Tak lama kemudian, Suho kembali datang ke ruang rawat Mark. Dia tersenyum saat melihat pasien kesayangannya itu sudah membuka matanya.
Suho pun segera melakukan pemeriksaan menyeluruh pada tubuh Mark, dia pun menghela nafas lega setelah melihat perkembangan Mark yang sudah jauh lebih baik dari tadi pagi.
"Bagaimana samchon?" tanya Jaebum yang kini duduk sambil menggenggam tangan dongsaengnya.
"Kau tidak perlu khawatir Bumie, Mark sudah jauh lebih baik sekarang mungkin besok pagi masker oksigen nya sudah bisa di lepas, untuk hari ini biarkan Mark memakai nya untuk membantu menstabilkan pernafasan nya" jelas Suho.
Suho pun mengalihkan pandangannya untuk menatap Mark yang juga menatapnya dengan mata sayu nya. Dia mendekatkan tubuhnya saat melihat Mark ingin mengatakan sesuatu.
"Sam....chon....a...ku...ing...ngin...pu...lang..." Suho menggeleng mendengarnya.
"Tidak bisa sayang, kau masih harus mendapat perawatan intensif, samchon juga ingin melakukan pemeriksaan menyeluruh padamu, bukannya kemarin kau bilang jika dada mu sering sakit?" Mark pun mengangguk. "Maka dari itu, biarkan samchon merawat mu agar kau tidak merasakan sakit lagi, arraso?" tambah Suho.
Mark pun mengangguk, dan jawabannya itu membuat senyum Suho semakin mengembang.
"Ada apa samchon?" tanya Jaebum penasaran.
"Tidak apa-apa Bumie, Mark hanya minta pulang. Kau tidak perlu khawatir, jika keadaan Mark terus stabil seperti ini beberapa hari lagi dia bisa pulang. Samchon pergi dulu, jika kau butuh apa-apa jangan sungkan untuk memanggil samchon".
Jaebum pun mengangguk, dia pun kembali mengalihkan fokusnya pada dongsaengnya setelah kepergian Suho.
"Hyung senang kau sudah membuka matamu saeng, daddy pasti senang jika melihatmu seperti ini" ucap Jaebum.
"Anniyo saeng, kau tidak usah meminta maaf" kata Jaebum saat melihat dongsaengnya membuka mulutnya, dan dia bisa meihat jika dongsaengnya mengatakan kata maaf.
"Jangan berpikir yang macam-macam saeng, yang penting kau sudah baik-baik saja, hyung sudah sangat bahagia. Kau harus berjanji pada hyung jika kau akan segera sembuh" Mark mengangguk sambil tersenyum pada hyungnya. "Dongsaeng pintar" ucap Jaebum sambil membelai pelan kepala dongsaengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Hug Me, Mom!
Proză scurtăHanya sebuah pelukan hal yang sangat diinginkan oleh Mark Tuan, namun keinginan sederhana itu tidak mudah untuk mendapatkanya.