Mark bangun tengah malam, dia terengah setelah mengalami mimpi yang sangat menyeramkan. Dia pun mengambil gelas yang ada di samping ranjangnya.
Mimpinya terasa begitu nyata, Mark bermimpi jika dirinya sedang berada di tengah hutan yang sangat gelap. Dia sudah berlari untuk mencari jalan keluar namun dia selalu kembali ketempat awalnya.
Mark tahu ini masih tengah malam namun dia tidak bisa melanjutkan tidurnya lagi, dia takut akan bermimpi seperti itu lagi.
Dia pun keluar dari kamarnya lalu turun kebawah, Mark ingin membuat susu hangat. Setelah jadi dia membawanya ke ruang tengah.
Disana, ditengah kegelapan Mark duduk sendiri sambil meminum susu buatanya.
Mark masih memikirkan tentang mimpinya barusan, mimpi yang sangat menakutkan baginya, mungkin bagi sebagian orang lain menganggap ini biasa, tapi bagi Mark itu sangat mengerikan, tentu saja mengerikan mengingat usia Mark yang masih enam belas tahun dan satu bulan lagi dia akan berulang tahun yang ke tujuh belas.
Banyak hal yang membuat Mark ketakutan akhir-akhir ini. Mulai dari pertemuanya dengan orang asing yang ingin membawanya pergi lalu ada seseorang yang selalu mengawasi dan mengikuti dirinya, dan ditambah dengan mimpi-mimpi aneh yang selalu dialaminya.
"Hah..."
Helaan nafas Mark terdengar, dia lelah memikirkan semuanya. Ingin sekali dia lari dari masalah ini, namun semua tidak akan menemui kejelasan jika dia lari.
Dia juga ingin mengetahui siapa orang yang selalu ingin membawanya pergi lalu orang yang selalu mengikutinya, dan arti dari mimpi-mimpinya.
Semakin memikirkan semua hal itu, membuat rasa kantuk menyerangnya. Mark meletakkan gelas susu yang tinggal setengah itu, lalu merebahkan dirinya di sofa yang ada disana, tak lama mata itupun tertutup. Mark tertidur di sofa ruang tengah tanpa selimut.
Keesokan paginya maid yang akan memulai pekerjaan mereka terkejut saat melihat Mark tidur dengan begitu pulasnya.
Tak ada satupun dari mereka yang berani membangunkannya, hingga Ji Eun datang. Maid muda itupun berjongkok di depan Mark, namun dia tidak langsung membangunkannya. Ditatapnya dulu wajah tuan muda bungsunya.
Benar, setelah diperhatikan tuan muda nya itu terlihat sangat mirip dengan sang nyonya, tapi mengingat kebenaran yang baru diketahuinya kemarin membuat Ji Eun ragu.
Bagaimana bisa tuan muda dan nyonya nya mempunyai kemiripan sebesar ini. Tuan muda bungsunya seolah versi laki-laki dari nyonya nya.
"Ya Ji Eun ah! Kenapa kau malah melamun? Cepat bangunkan tuan muda!".
"Ssts....Jangan berisik Park chorong! Kau tidak lihat tuan muda sangat nyenyak tidurnya, aku tidak tega membangunkannya".
"Jika kau tidak mau membangunkan tuan muda, lalu apa yang kau lakukan disitu?".
"Chorong ah, aku merasa tuan muda Mark sangat mirip dengan nyonya besar".
"Jangan membual Ji Eun ah, kau tahu sendirikan jika tuan muda bukan anak kandung nyonya, jika kau bilang tuan muda mirip tuan besar aku akan percaya".
"Tidak Chorong ah, coba kau lihat! Tidak ada kemiripan apapun tuan muda dengan tuan besar, karena yang mirip dengan tuan besar adalah tuan muda Jaebum".
Mendengar ucapan Ji Eun, Chorong pun mendekat, dia pun berjongkok disamping Ji Eun dan memperhatikan wajah Mark yang tidak terusik sama sekali jika ada dua orang yang sedang sibuk memperhatikan dirinya.
"Kau benar Ji Eun ah, tuan muda Mark sangat mirip dengan nyonya, bahkan tidak ada sedikitpun kemiripan antara tuan muda dengan tuan besar" ucap Chorong setelah mengamati wajah Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Hug Me, Mom!
Short StoryHanya sebuah pelukan hal yang sangat diinginkan oleh Mark Tuan, namun keinginan sederhana itu tidak mudah untuk mendapatkanya.