Chapter 19

935 68 16
                                    

Masih dengan tangan dan kaki yang terikat di kursi, Jessica kembali menangis, tangisan yang begitu pilu bagi yang mendengarnya.

Setelah kepergian Hyungsik tadi, Jessica tidak berhenti menangis. Hati nya sakit mendengar kebenaran yang baru saja Hyungsik katakan.

Dia tidak menyangka jika selama ini putra kandungnya masih hidup, putra yang enam belas tahun lalu dia lahirkan ternyata begitu dekat dengan dirinya.

Jaessica terus menangis, menangisi kebodohanya selama ini, mengingat bagaiaman sikapnya pada putra bungsunya, djmia merasa menjadi ibu yang paling kejam di dunia ini.

Tadi Hyungsik bercerita jika dialah yang menukar putranya dengan putra Tiffany yang sudah meninggal. Dia tidak habis fikir, bagaimana Hyungsik begitu kejam pada dirinya. Kenapa dia tega melakukan hal ini padanya? Kenapa dia tega memisahkan seorang putra dari ibunya, walau mereka tinggal bersama, namun Jessica selalu menganggap Mark sebagai orang asing.

"Hiks...Hiks" tangis Jessica tersedu.

Nampaknya tangisan Jessica membangunkan Mark. Dia mengerjap mencoba membiasakan matanya, saat kesadarannya terkumpul, betapa terkejutnya dia melihat tempatnya berada sekarang.

Gudang kosong yang sangat kotor ditambah dengan tangan dan kaki nya terikat di kursi membuat Mark ketakutan.

"Hiks...Hiks".

Mark melihat ke samping saat mendengar suara tangisan wanita. Betapa terkejutnya dia saat melihat mommy nya sedang menangis dengan keadaan yang sama dengannya.

"Mom...my"

"Markeu...hiks..."

"Mommy, kenapa kita bisa disini?" tanya Mark sambil melihat sekelilingnya. Tempatnya berada sekarang terasa sangat asing baginya, ditambah lagi dengan keadaanya yang terikat membuatnya tambah kebingungan.

"Ini semua salah mommy nak, jika saja mommy tidak punya masalah dengan orang itu mungkin kau tidak disini sayang".

"Mommy memanggilku apa tadi? Mommy memanggilku nak? Aku tidak salah dengar kan mom?"

Mata Mark sudah berkaca-kaca mendengar ucapan mommynya. Kata-kata yang selalu ingin dia dengar dari mulut mommynya.

"Benar sayang, maafkan mommy karena sikap mommy selama ini. Mommy sangat jahat padamu".

"Aniya mom, mommy tidak bersalah, aku lah yang bersalah karena sudah hadir dalam kehidupan mommy, seandainya saja aku tidak ada, mommy, daddy, dan hyung akan bahagia ditambah dengan putra mommy. Tapi karena kehadiranku, mommy harus menderita seperti ini".

Jessica menggeleng, air mata semakin deras mengalir dari matanya. Hatinya sakit mendengar semua ucapan Mark.

Dulu mungkin dia akan sangat bahagia jika memang Mark tidak hadir dalam kehidupannya, namun setelah dia mengetahui kebenarannya, Jessica sangat menyesal dengan perbuatanya selama ini.

Jika dipikir kembali, betapa jahatnya dia pada Mark. Bagaimana sikapnya yang tidak pernah menganggap putranya itu. Bahkan dari bayi dia tidak pernah mau menyusui Mark, walau saat itu air susu nya sangat banyak. Dia berpikir jika Mark tidak berhak dengan air susunya sedangkan putra bungsunya tidak bisa merasakanya.

Mengingat hal itu membuat hatinya semakin perih, betapa jahat dan kejamnya dia sebagai seorang ibu. Jika waktu bisa diputar kembali, dia akan melakukan semuanya untuk Mark, walau dia bukan putra kandungnya tidak semestinya dia bersikap seperti itu, karena dia seorang ibu.

"Mommy mianhae Mark....hiks...mommy sudah sangat berdosa padamu...hiks".

"Jangan meminta maaf lagi mom, aku tidak pernah berpikir mommy jahat padaku. Walau mommy bukan mommy kandungku tapi aku sangat menyayangi mommy, jika aku dilahirkan kembali, aku akan meminta untuk tetap menjadi putra mommy. Bolehkah mom?".

Please Hug Me, Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang