Chapter 4

671 69 0
                                    

Mata yang telah tertutup semalam itu kini mulai terbuka sedikit demi sedikit. Mark mengerjap beberapa kali saat pandangannya masih kabur, lalu setelah jelas dia bisa melihat jika hyungnya sedang duduk di sampingnya sambil menggenggam tangannya.

"Syukurlah saeng kau sudah sadar" ucap Jaebum saat melihat Mark sudah membuka kedua mata nya.

"Hyu....ngie" lirih Mark, dia merasa jika tubuhnya sangat lemas sekarang, padahal dia ingin minum karena tenggorokannya terasa sangat kering.

"Ne saeng, apa kau membutuhkan sesuatu atau kepalamu terasa sakit lagi?".

"Gwen..ca..na hyung...aku..han..ya ingin...mi...num".

Mendengar jawaban lirih itu, Jaebum segera mengambil segelas air putih yabg ada di nakas samping ranjang dongsaengnya, lalu membantu Mark bangun agar bisa segera minum.

Jaebum sedikit kesulitan karena tubuh Mark benar-benar sangat lemas, dia pun akhirnya menjadikan dada nya sebagai sandaran untuk dongsaengnya, setelah itu membantu Mark untuk minum.

"Sudah...?" Mark pun mengangguk.

Setelah menghabiskan setengah gelas air putih, Jaebum kembali membantu dongsaengnya untuk kembali berbaring, dia ingat apa yang dikatakan oleh Suho tadi malam jika imun Mark sedang menurun sekarang, jadi dia harus banyak beristirahat.

"Gomawo hyung" ucap Mark yang sudah kembali lancar tidak terbata-bata seperti tadi.

"Sama-sama Mark, tapi sekarang kau makan ya, tadi Ji Eun nunna sudah membuatkanmu bubur".

"Aku tidak mau makan hyung, perutku mual" tolak Mark.

"Gwenchana saeng, setelah makan kau minum obat dari Suho samchon, nanti tidak mual lagi" bujuk Jaebum, dia pun memberikan sendok yang berisi bubur itu ke depan mulut Mark, namun dongsaengnya itu tetap menolaknya.

"Ayolah saeng, makanan sedikit saja! Hyung tidak ingin kau tambah sakit nantinya. Apa kau mau hyung panggilkan Suho samchon?" ancam Jaebum, dia sangat tahu jika dongsaengnya itu takut pada dokter pribadi keluarganya itu.

"Aniyo hyung..."

"Kalau begitu makan sekarang saeng".

Akhirnya Mark mau memakan bubur itu, walau hanya lima suap itu sudah cukup. Jaebum pun memberikan obat dan vitamin yang kemarin diberikan oleh Suho.

"Mark, bolehkah hyung bertanya sesuatu padamu?"

"Hyung mau bertanya apa?".

"Seharian kemarian apa yang kau lakukan saat di sekolah? Samchon bilang imun mu menurun drastis karena kelelahan?".

"Aku tidak melakukan apapun hyung, kemarin hanya ada pelajaran olahraga saja..."

"Dan kau mengikutinya?" sela Jaebum.

"Ne hyung, aku bosan jika jadi penonton di pinggir lapangan, aku juga ingin ikut hyung. Melihat betapa mangasyikannya teman-teman ku menggiring bola saat bermain sepak bola atau saat mereka mendrible bola basket membuatku iri hyung".

"Tapi Mark, kau tahu sendirikan bagaimana keadaan tubuh mu? Kau tentu tahu apa yang boleh dan tidak boleh kau lakukan? Bukannya daddy sudah mengizinkanmu pada kepala sekolah agar membebaskanmu untuk tidak mengikuti jam olahraga?".

"Itu memang benar hyung, tapi aku juga ingin seperti teman-teman ku yang bisa bebas bermain sepuasnya".

"Mark dengarkan hyung, hyung mengerti apa yang kau rasakan tapi hyung mohon padamu, sekali saja kau menuruti hyung dan daddy. Kami melakukan ini untuk kebaikanmu saeng".

"Aku mengerti hyung, seharusnya aku lebih bisa menjaga diriku sendiri agar hyung dan daddy tidak kesusahan".

"Hyung dan daddy tidak pernah kesusahan saeng, kami hanya tidak ingin melihatmu kesakitan".

Please Hug Me, Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang