"Kau tersesat?" tanya Guanlin tiba-tiba sesaat setelah Jihoon membuka pintu.
"Tidak" jawab si manis lesu.
"Syukurlah, aku pikir hal yang buruk terjadi padamu. Aku khawatir" Guanlin refleks memeluk tubuh gempal Jihoon membuat pria manis itu terkesiap mematung.
Degupan jantungnya semakin menggila.
"Kau pasti belum makan, kan? Kau mau bersihkan dirimu dulu? Atau makan dulu? Aku sudah siapkan makan malam" Guanlin menggenggam tangan Jihoon dan menariknya menuju ruang makan.
Jihoon masih saja mematung. Berusaha keras menenangkan dirinya yang semakin tak karuan mendapat perlakuan seperti itu.
Guanlin menghentikan langkahnya ketika menyadari bahwa Jihoon masih saja bergeming.
"Jihoon?"
Sang pemilik nama akhirnya berhasil meraih kembali kewarasannya. Pria manis itu menghentakkan genggaman Guanlin pada tangannya hingga terlepas.
"A-aku mau mandi dulu" Jihoon memalingkan muka dan mendahului Guanlin menuju kamarnya.
Guanlin menghela nafas. Air mukanya berubah murung. Sepertinya Jihoon marah padanya karena meninggalkannya sendirian di toko dan membiarkan ia pulang sendiri.
Pria berlesung pipi itu gontai berjalan menuju ruang makan dan menunggu si manis di sana.
Di saat yang bersamaan, Jihoon menyandarkan diri di pintu kamarnya setelah tertutup rapat. Tubuhnya merosot, lututnya terasa lemas sedang wajahnya terasa panas.
Guanlin sialan! umpatnya dalam hati.
Pria manis itu menekuk lutut sembari memeluknya dan menenggelamkan wajah di sana.
Guanlin sialan! Guanlin sialan! Aku menyukaimu! jeritnya dalam hati mengeluarkan semua gejolak yang sejak tadi meletup-letup ketika ia berada dalam dekapan Guanlin.
♧♧♧
Peter melangkahkan kaki menuju kediaman Lucas, atas perintah dari atasannya untuk menyampaikan amanat yang dititipkan. Ia segera melangkahkan kakinya begitu turun dari mobil. Setelah memencet bel, seorang pelayan wanita menyambutnya dengan senyum ramah.
"Permisi, Tuan Lucas ada?" tanya Peter sopan setelah membungkuk memberi salam.
"Ada, Tuan berada di ruang kerjanya. Silahkan masuk" jawab pelayan itu memberi akses untuk Peter masuk ke dalam rumah. Setelah menutup pintu sang pelayan segera mengantar Peter menuju ruang kerja milik Lucas.
Pelayan tersebut mengetuk pintu dan menunggu hingga ada jawaban.
"Masuk!" suara samar-samar terdengar di balik pintu jati yang kokoh tersebut.
Pelayan yang tadi mengantar Peter lalu membuka pintu dan mempersilahkan Peter untuk masuk. Tanpa ragu ia masuk dan segera menghadap pada sang tuan rumah.
"Peter, ssup?" sapa suara berat yang sedikit terdengar asing baginya.
"Saya kemari untuk menyampaikan pesan dari Tuan Lee" ujarnya setelah membungkuk sopan memberi salam.
"Oh, Leo? Bagaimana kabarnya? Dia akan datang di pestaku, kan?" Lucas memutar kursi kerjanya dengan segelas white wine di tangan kanannya.
"Kabar baik. Tuan Lee akan datang, dan beliau mengatakan akan membawa sedikit kejutan."
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAPETOMANIA ㅡ [ PANWINK ] HIATUS!
Fanfic❝ drapetomania ❞ (n.) an overwhelming urge to run away. . . . 『 ON GOING 』 ➸ warn! : AU! bxb // yaoi, alur lambat, harsh words, mature content. [ baku // semi baku ]