ㅡ ; Chapter 11

587 112 13
                                    

"Edward akan datang, kan?" seorang wanita yang dibalut sebuah dress  merah selutut terlihat sangat elegan dan berkelas menyamankan posisi duduknya sembari meneguk wine di tangannya.

"Dia pasti akan datang. Masa di hari ulang tahun sahabatnya sejak kecil ini dia tak mau datang?" Lucas mengerucutkan bibirnya.

"Ah, aku sudah rindu padanya" wanita itu kini tersenyum, imajinasinya mengawang.

"Kau ini gigih sekali ya hahaha" Lucas tertawa sedikit dengan nada mengejek.

"Akan kubuat dia bertekuk lutut padaku" seringai kecil muncul di sudut bibir wanita itu.

"Memangnya apa yang membuatmu begitu terobsesi ingin memilikinya? Dia bahkan tak lebih kaya dariku" Lucas terkekeh.

"Apa aku terlihat seperti wanita haus uang? Aku tak butuh hartanya, aku bisa memenuhi semua keinginanku sendiri" wanita itu mengendikkan bahu.

"Lalu?"

"Pria tampan dan jenius seperti dia itu sungguh sexy,  kau tahu?"

"Kau ini gila. Hanya karena itu?" Lucas lalu tertawa tak habis pikir.

"Begitulah. Lagipula ia tak kekanakan sepertimu" balas wanita tersebut disertai kekehan ringan.

"Padahal dia sudah menolakmu mentah-mentah sebanyak tujuh kali, tapi kau memang pantang menyerah. Aku hargai semangatmu" kekeh Lucas memberi tepuk tangan kecil.

"Itulah kenapa aku bisa jadi pemimpin Foxglove, kau ingat?"

Lucas hanya mengangguk lalu meneguk wine miliknya kemudian. Keduanya melanjutkan bercengkrama sesekali melempar candaan ringan dalam percakapannya.


♧♧♧


"Jihoon, kau sudah kemasi barangmu?" tanya Guanlin sembari menyodorkan roti berlapis selai ke arah Jihoon.

"Untuk apa?" sahut Jihoon enteng. Si manis kemudian melahap sepotong roti ke mulutnya.

"Kau lupa?" Guanlin mengernyit.

"Lupa apanya?" sungut Jihoon mendengus pelan.

"Kita akan berangkat ke China besok."

"China?!" mata Jihoon membola. Pergi keluar negeri adalah hal yang tidak terpikirkan oleh Jihoon sebelumnya.

"Iya. Bukannya aku sudah memberitahumu?"

"Tidak ada. Kau tak mengatakan apapun mengenai itu" Jihoon memutar bola matanya.

"Apa aku yang lupa memberitahumu ya.." gumam Guanlin yang lalu melahap roti miliknya.

"Untuk apa kita harus pergi ke China?" Jihoon penasaran.

"Menghadiri pesta ulang tahun temanku."

"Hah.. berapa umurnya? Dia pikir dia masih balita?!" cerocos Jihoon dengan mulut yang dipenuhi oleh makanan membuat pipinya semakin menggembung.

Guanlin bersemu melihatnya. Walaupun Jihoon selalu berbicara sekenanya, namun bagi Guanlin Jihoon adalah ciptaan Tuhan paling manis yang pernah ia temui.

"Ia memang selalu begitu. Tak ingat umur dan juga hobi berfoya-foya" jelas Guanlin.

"Cih, dasar orang kaya" Jihoon berdecih.

DRAPETOMANIA ㅡ [ PANWINK ] HIATUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang