Sebelum sekolah, Avel selalu menyisihkan uang untuk pulang kampung ke korea. Ya, Korea Selatan tempat masa kecil sekaligus masa kelamnya Avel. Walaupun begitu, tetap Avel merindukannya. Avel ke Seoul adalah mengirim surat untuk ibunya.
Avel sudah siap walaupun beritahu Lintang, karena kalau dia ikut bakal nambah khawatir. Hanya dengan sweater turtleneck hitam, celana jeans hitam dan topi baret hitam tidak lupa dengan masker hitamnya. Memang serba hitam karena takut banyak yang kenal. Dan Avel berangkat sendirian kembali.
"Apa rumahnya masih sama dengan yang dulu? " pikir Avel
Avel sudah sampai di Seoul, Avel masih di bandara Incheon. Tanpa banyak berfikir, Avel memesan taksi dan menuju ke rumahnya.
Avel segera menulis surat untuk ibunya, dengan tulisan Indonesia dan hangul semoga ibu bisa mengerti keadaannya selama Avel sendirian.
Taksi itu menghentikan di sebuah gang yang lumayan rame untuk daerah Samsungdong, Seoul. Tak lupa Avel berterimakasih kepada taksi dan berjalan menuju rumah lamanya secara diam-diam.
5 menit kemudian, Avel telah sampai dirumah ya sambil memegang sebuah surat. Tapi ada seorang pria paruh baya menghampiri Avel.
"Avel? " tanya pria itu
Avel menoleh kebelakang dan terkejut ternyata dia adalah ayahnya.
"Ap..pa" ucap Avel pelan
Ayahnya begitu senang lalu memeluk Avel dengan erat. Dan Avel pun membalas pelukan sang ayah itu.
"Appa, tau kan aku adalah Avel? " tanya Avel
"Tau lah! Kan kamu masih anak appa! " ucap ayahnya
"Hehehehe. Oh ya appa, Avel akan sebentar di Seoul, jadi Avel hanya mau ngasih ini ke eomma. " ucap Avel sembari memberikan surat itu lalu Avel bergegas pergi
"Yak! AVEL! " teriak ayahnya namun rasanya percuma juga karena Avel sudah pergi jauh
Ayahnya penasaran dengan surat berwarna biru langit itu, kemudian dengan berani dia membukanya. Alhasil membuat ayahnya itu terharu dengan anaknya selama ini.
Eomma! Inget Avel kan? Anak yang dulu selalu ceria sekarang aku sudah tidak begitu lagi semenjak eomma berubah sama appa juga! Avel gak benci kalian kok, cuma Avel sudah muak dengan kelakuan kalian selama ini. Avel ingin kalian menerima mimpiku, karena restu kalian itu selalu terkabul! Avel tidak mau tinggal di Seoul lagi. Avel tidak mau penyebabnya apa tapi coba introspeksi diri sendiri aja. Tau gak eomma, Avel sudah bisa tanggung jawab dengan mimpinya dan Avel harap eomma bisa menerima mimpi Avel. Itu saja gak lebih kok. Avel kadang bertemu dengan imo kok tenang aja. Avel sangat bersyukur bangat kalau kalian kembali seperti dulu yaitu menyayangi anaknya dengan tulus.
- Avel Valerian Radeya.Ayahnya begitu terharu melihat isi surat itu. Ingin rasanya mensadarkan istrinya itu tetapi keadaannya yang membuat dia ingin benci.
Malam di Seoul, ibunya pulang kerumah. Seperti biasa ayahnya yang menyambutnya. Sengaja ayahnya pulang cepat agar ia ingin istirahat dulu. Seperti biasa ibunya itu mandi dan mengganti pakaian tidurnya. Ibunya kebingungan dengan benda asing yaitu surat.
"Yeobo! Ini surat dari siapa?! " teriak ibunya dan ia menyuruh membuka sendiri dan ibunya terkejut ketika surat itu dari anak satu-satunya.
Selesai membaca kemudian ibunya memeluk surat itu yang anggap saja memeluk anaknya. Rindu? Memang tapi merekalah yang tidak tahu perasaan anaknya yang sebenarnya.
Walaupun saya muak, tetapi saya tetap mencintainya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ–––––––––––––ㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ–;03 Juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Avel
Teen FictionSeorang pemuda bernama Avel Valerian Radeya. Memiliki tubuh putih mulus, berkepala kecil, yang dulu tinggal di Seoul itu sekarang sendirian di negara yang penuh pulau yaitu Indonesia. Tepatnya di kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Tujuannya ingin hidup...